Jumlah Money Printing di China Bisa Capai Triliunan Yuan
Kamis, 28 Juli 2022 - 09:30 WIB
JAKARTA - China sebagai salah satu negara kaya yang memiliki pertumbuhan ekonomi bergantung pada investasi. Namun hal ini memerlukan modal besar, sehingga tak jarang bagi negara ini untuk meningkatkan jumlah uang yang beredar.
Secara harfiah China mencetak lebih banyak mata uang untuk mencapai kestabilan pertumbuhan ekonomi . Tercatat setiap tahunnya tingkat money printing di Negara Tirai Bambu ini selalu mengalami kenaikan.
Baca juga : Jreng! China Resmi Boikot Uang Kripto, Ini Alasannya
Melansir dari The Economic Times, pada 2011 seorang ekonom pemerintah, Wu Xiaoling mengungkapkan bahwa "China telah menggunakan pasokan uang yang berlebihan untuk memajukan ekonomi dengan cepat".
Pada akhir 2013, kelebihan jumlah uang beredar mencapai 110,65 triliun yuan (USD17,77 triliun), empat kali lebih banyak dari 10 tahun sebelumnya. Hal ini menandakan bahwa pemerintah mencetak uang lebih cepat daripada pertumbuhan ekonomi.
Pada 2021 lalu sebuah rumor telah beredar di China yang mengatakan bahwa seorang pejabat Bank Sentral China ditahan terkait kasus salah cetak uang berjumlah 2 triliun yuan atau senilai Rp4.480 triliun.
Chen sendiri adalah orang yang paling bertanggungjawab atas percetakan uang tunai di China. Dia memang ditahan atas tuduhan kasus kejahatan akan tetapi masih belum jelas kasus apa yang dilakukannya.
Rumor ini juga sempat ditepis oleh Bank Rakyat China (PBOC) yang menyatakan bahwa rumor tersebut tidak benar dan telah bersiap untuk melaporkan para penyebar rumor ke pihak berwenang.
Melansir dari statista.com, pada 2021, otoritas moneter China, Bank Rakyat China, mengeluarkan lebih dari 9,62 triliun yuan atau setara Rp135 triliun. Angka tersebut merupakan jumlah tertinggi yang dikeluarkan dalam beberapa tahun terakhir.
Secara harfiah China mencetak lebih banyak mata uang untuk mencapai kestabilan pertumbuhan ekonomi . Tercatat setiap tahunnya tingkat money printing di Negara Tirai Bambu ini selalu mengalami kenaikan.
Baca juga : Jreng! China Resmi Boikot Uang Kripto, Ini Alasannya
Melansir dari The Economic Times, pada 2011 seorang ekonom pemerintah, Wu Xiaoling mengungkapkan bahwa "China telah menggunakan pasokan uang yang berlebihan untuk memajukan ekonomi dengan cepat".
Pada akhir 2013, kelebihan jumlah uang beredar mencapai 110,65 triliun yuan (USD17,77 triliun), empat kali lebih banyak dari 10 tahun sebelumnya. Hal ini menandakan bahwa pemerintah mencetak uang lebih cepat daripada pertumbuhan ekonomi.
Pada 2021 lalu sebuah rumor telah beredar di China yang mengatakan bahwa seorang pejabat Bank Sentral China ditahan terkait kasus salah cetak uang berjumlah 2 triliun yuan atau senilai Rp4.480 triliun.
Chen sendiri adalah orang yang paling bertanggungjawab atas percetakan uang tunai di China. Dia memang ditahan atas tuduhan kasus kejahatan akan tetapi masih belum jelas kasus apa yang dilakukannya.
Rumor ini juga sempat ditepis oleh Bank Rakyat China (PBOC) yang menyatakan bahwa rumor tersebut tidak benar dan telah bersiap untuk melaporkan para penyebar rumor ke pihak berwenang.
Melansir dari statista.com, pada 2021, otoritas moneter China, Bank Rakyat China, mengeluarkan lebih dari 9,62 triliun yuan atau setara Rp135 triliun. Angka tersebut merupakan jumlah tertinggi yang dikeluarkan dalam beberapa tahun terakhir.
Lihat Juga :
tulis komentar anda