Kinerja Solid, Bank BTPN Cetak Laba Bersih Rp1,67 Triliun di Semester I 2022
Selasa, 02 Agustus 2022 - 16:50 WIB
JAKARTA - PT Bank BTPN Tbk (BTPN) mencatatkan kinerja solid sepanjang semester I 2022. Hingga akhir Juni 2022, perseroan membukukan laba bersih sebesar Rp 1,67 triliun atau naik 2,08 persen dari sebelumnya Rp 1,64 triliun.
Pertumbuhan tersebut ditopang oleh penurunan beban bunga sebesar 9 persen secara tahunan menjadi Rp 1,70 triliun dari sebelumnya sebesar Rp 1,87 triliun. Perseroan juga mencatat kenaikan pendapatan operasional lainnya sebesar 5 persen menjadi Rp 5,72 triliun dari sebelumnya sebesar Rp 5,59 triliun.
Meski demikian, biaya operasional perseroan mengalami peningkatan sebesar 2 persen secara tahunan dari Rp 3,44 triliun menjadi Rp 3,50 triliun.
“Pencapaian ini merupakan hasil dari strategi kami yang menerapkan prinsip kehati-hatian dalam penyaluran kredit, sekaligus memanfaatkan momentum pemulihan ekonomi nasional,” kata Plt Direktur Utama BTPN Kaoru Furuya dalam keterangan resminya, Selasa (2/8/2022).
Dari sisi penyaluran kredit, hingga akhir Juni 2022 BTPN telah menyalurkan sebesar Rp 149,26 triliun atau tumbuh 10 persen dari sebelumnya Rp 135,59 triliun. Adapun, kredit di segmen korporasi meningkat sebesar 22 persen secara tahunan dan kredit syariah tumbuh sebesar 11 persen.
Di samping itu, perseroan mampu menjaga kualitas kredit tetap baik, hal itu tercermin rasio gross Non-Performing Loan (NPL) yang berada di level 1,35 persen, menurun jika dibandingkan dengan tahun lalu yang sebesar 1,46 persen, dan masih relatif rendah dibanding rata-rata industri yang tercatat sebesar 3,04 persen pada akhir Mei 2022.
Sementara itu, Dana Pihak Ketiga (DPK) perseroan tercatat meningkat sebesar 7 persen di semester I 2022 dari sebelumnya sebesar Rp 96,64 triliun menjadi Rp 103,17 triliun. Hal itu disebabkan oleh meningkatnya saldo Current Account Saving Account (CASA) sebesar 38 persen, dari Rp 28,28 triliun menjadi Rp 38,93 triliun, sehingga rasio CASA meningkat dari sebelumnya 29,3 persen menjadi 37,7 persen. Sementara, time deposit mengalami penurunan sebesar 6 persen menjadi Rp 64,24 triliun.
"Upaya menghimpun DPK dilakukan sejalan dengan upaya menekan biaya dana seiring dengan suku bunga acuan Bank Indonesia yang masih rendah, cost of fund turun dari 3,6 persen menjadi 2,9 persen," kata dia.
Menurut dia perseroan juga terus memantau kualitas kredit nasabah, mengelola restrukturisasi kredit, dan menjaga kecukupan pencadangan biaya kredit. Sepanjang semester I 2022, rasio likuiditas atau liquidity coverage ratio (LCR) mencapai 181,3 persen dan net stable funding ratio (NSFR) sebesar 121,3 persen. Kemudian, perseroan juga mencatat rasio kecukupan modal atau capital adequacy ratio (CAR) sebesar 25,2 persen.
Lebih lanjut, total aset perseroan secara konsolidasi hingga akhir Juni tercatat sebesar Rp 195,47 triliun, naik 1,85 persen dari akhir tahun lalu yang sebesar Rp 191,92 triliun. Lalu, total liabilitas tercatat sebesar Rp 157,68 triliun naik 1,18 persen dari akhir tahun lalu yang sebesar Rp 155,84 triliun, serta ekuitas naik 4,72 persen menjadi Rp 37,78 triliun dari Rp 36,07 triliun.
Lihat Juga: Peringati Hari Guru Sedunia, Bank BTPN Gelar Workshop Membuat Media Ajar Literasi Finansial
Pertumbuhan tersebut ditopang oleh penurunan beban bunga sebesar 9 persen secara tahunan menjadi Rp 1,70 triliun dari sebelumnya sebesar Rp 1,87 triliun. Perseroan juga mencatat kenaikan pendapatan operasional lainnya sebesar 5 persen menjadi Rp 5,72 triliun dari sebelumnya sebesar Rp 5,59 triliun.
Meski demikian, biaya operasional perseroan mengalami peningkatan sebesar 2 persen secara tahunan dari Rp 3,44 triliun menjadi Rp 3,50 triliun.
“Pencapaian ini merupakan hasil dari strategi kami yang menerapkan prinsip kehati-hatian dalam penyaluran kredit, sekaligus memanfaatkan momentum pemulihan ekonomi nasional,” kata Plt Direktur Utama BTPN Kaoru Furuya dalam keterangan resminya, Selasa (2/8/2022).
Dari sisi penyaluran kredit, hingga akhir Juni 2022 BTPN telah menyalurkan sebesar Rp 149,26 triliun atau tumbuh 10 persen dari sebelumnya Rp 135,59 triliun. Adapun, kredit di segmen korporasi meningkat sebesar 22 persen secara tahunan dan kredit syariah tumbuh sebesar 11 persen.
Di samping itu, perseroan mampu menjaga kualitas kredit tetap baik, hal itu tercermin rasio gross Non-Performing Loan (NPL) yang berada di level 1,35 persen, menurun jika dibandingkan dengan tahun lalu yang sebesar 1,46 persen, dan masih relatif rendah dibanding rata-rata industri yang tercatat sebesar 3,04 persen pada akhir Mei 2022.
Sementara itu, Dana Pihak Ketiga (DPK) perseroan tercatat meningkat sebesar 7 persen di semester I 2022 dari sebelumnya sebesar Rp 96,64 triliun menjadi Rp 103,17 triliun. Hal itu disebabkan oleh meningkatnya saldo Current Account Saving Account (CASA) sebesar 38 persen, dari Rp 28,28 triliun menjadi Rp 38,93 triliun, sehingga rasio CASA meningkat dari sebelumnya 29,3 persen menjadi 37,7 persen. Sementara, time deposit mengalami penurunan sebesar 6 persen menjadi Rp 64,24 triliun.
"Upaya menghimpun DPK dilakukan sejalan dengan upaya menekan biaya dana seiring dengan suku bunga acuan Bank Indonesia yang masih rendah, cost of fund turun dari 3,6 persen menjadi 2,9 persen," kata dia.
Baca Juga
Menurut dia perseroan juga terus memantau kualitas kredit nasabah, mengelola restrukturisasi kredit, dan menjaga kecukupan pencadangan biaya kredit. Sepanjang semester I 2022, rasio likuiditas atau liquidity coverage ratio (LCR) mencapai 181,3 persen dan net stable funding ratio (NSFR) sebesar 121,3 persen. Kemudian, perseroan juga mencatat rasio kecukupan modal atau capital adequacy ratio (CAR) sebesar 25,2 persen.
Lebih lanjut, total aset perseroan secara konsolidasi hingga akhir Juni tercatat sebesar Rp 195,47 triliun, naik 1,85 persen dari akhir tahun lalu yang sebesar Rp 191,92 triliun. Lalu, total liabilitas tercatat sebesar Rp 157,68 triliun naik 1,18 persen dari akhir tahun lalu yang sebesar Rp 155,84 triliun, serta ekuitas naik 4,72 persen menjadi Rp 37,78 triliun dari Rp 36,07 triliun.
Lihat Juga: Peringati Hari Guru Sedunia, Bank BTPN Gelar Workshop Membuat Media Ajar Literasi Finansial
(nng)
tulis komentar anda