Soal Garuda Indonesia Tambah Pesawat, Erick Thohir: Sewa yang Benar Bukan Bohongan
Kamis, 04 Agustus 2022 - 19:36 WIB
JAKARTA - Menteri Badan Usaha Milik Negara (BUMN) Erick Thohir meminta Garuda Indonesia tidak main-main soal harga sewa pesawat. Hal itu disampaikan setelah maskapai BUMN tersebut berhasil menerima homologasi atau kesepakatan damai dengan kreditur.
"Garuda habis restrukturisasi nanti pemerintah memasukkan dana PMN Rp 7,5 triliun. Lalu kondisi keuangan jauh lebih sehat sehingga bisa nambah pesawat dengan sewa yang benar, bukan sewa yang bohong," ujar Erick saat ditemui wartawan, Kamis (4/8/2022).
Menurut dia Garuda Indonesia memang akan menambah tiga armada pesawat B737-800 NG. Jenis pesawat tersebut sebelumnya direlokasi oleh lessor atau perusahaan penyewa pesawat.
Tambahan tiga pesawat itupun melengkapi proyeksi pengoperasian armada yang diperkirakan mencapai 60-70 pesawat di akhir 2022 mendatang. Meski akan menambah armada baru, maskapai penerbangan pelet merah ini juga telah mengembalikan pesawat Bombardier CRJ-1000 yang dilakukan secara bertahap.
Pada fase awal, telah dikembalikan dua pesawat kepada lessor asal Montreal, Kanada, Nordic Aviation Capital (NAC) dan Export Development Canada (EDC).
Tercatat, ada 18 pesawat Bombardier CRJ-1000 yang sebelumnya pernah dioperasikan. Dua pesawat Bombardier CRJ-1000 yang dikembalikan dengan nomor registrasi PK-GRQ dan PK-GRN tersebut diberangkatkan pada pukul 09.00 WIB dari Bandara Internasional Soekarno-Hatta menuju MHIRJ Facility Service Centre, Tucson, Arizona, Amerika Serikat.
Sementara terkait dengan investor baru, Erick menyebut hingga kini belum pihaknya belum menggandeng pihak manapun. Erick memang sudah bertemu dengan Chairman and Chief Executive Emirates, Sheikh Ahmed Bin Saeed Al Maktoum, pertemuan keduanya terkait kerja sama penguatan investasi.
Tak hanya itu, Erick juga telah melakukan pertemuan dengan H.E Mohammed Ali Al Shofara, Chairman of Etihad. Meski begitu, upaya kerja sama dengan maskapai penerbangan asal Uni Emirat Arab (UEA) ini juga belum ada kesepakatan. "Belum dong (investor baru), kan sama Garuda," kata dia.
Meski begitu, pihaknya akan berupaya untuk mencari partner strategis bagi Garuda Indonesia. Kemitraan ini dilakukan bila kondisi keuangan perusahaan sudah membaik. "Nah, tentu kalau sudah makin baik, bisa saja kita mencari strategic partner, seperti yang kemarin dibicarakan," ungkap Erick.
"Garuda habis restrukturisasi nanti pemerintah memasukkan dana PMN Rp 7,5 triliun. Lalu kondisi keuangan jauh lebih sehat sehingga bisa nambah pesawat dengan sewa yang benar, bukan sewa yang bohong," ujar Erick saat ditemui wartawan, Kamis (4/8/2022).
Menurut dia Garuda Indonesia memang akan menambah tiga armada pesawat B737-800 NG. Jenis pesawat tersebut sebelumnya direlokasi oleh lessor atau perusahaan penyewa pesawat.
Tambahan tiga pesawat itupun melengkapi proyeksi pengoperasian armada yang diperkirakan mencapai 60-70 pesawat di akhir 2022 mendatang. Meski akan menambah armada baru, maskapai penerbangan pelet merah ini juga telah mengembalikan pesawat Bombardier CRJ-1000 yang dilakukan secara bertahap.
Pada fase awal, telah dikembalikan dua pesawat kepada lessor asal Montreal, Kanada, Nordic Aviation Capital (NAC) dan Export Development Canada (EDC).
Tercatat, ada 18 pesawat Bombardier CRJ-1000 yang sebelumnya pernah dioperasikan. Dua pesawat Bombardier CRJ-1000 yang dikembalikan dengan nomor registrasi PK-GRQ dan PK-GRN tersebut diberangkatkan pada pukul 09.00 WIB dari Bandara Internasional Soekarno-Hatta menuju MHIRJ Facility Service Centre, Tucson, Arizona, Amerika Serikat.
Sementara terkait dengan investor baru, Erick menyebut hingga kini belum pihaknya belum menggandeng pihak manapun. Erick memang sudah bertemu dengan Chairman and Chief Executive Emirates, Sheikh Ahmed Bin Saeed Al Maktoum, pertemuan keduanya terkait kerja sama penguatan investasi.
Tak hanya itu, Erick juga telah melakukan pertemuan dengan H.E Mohammed Ali Al Shofara, Chairman of Etihad. Meski begitu, upaya kerja sama dengan maskapai penerbangan asal Uni Emirat Arab (UEA) ini juga belum ada kesepakatan. "Belum dong (investor baru), kan sama Garuda," kata dia.
Meski begitu, pihaknya akan berupaya untuk mencari partner strategis bagi Garuda Indonesia. Kemitraan ini dilakukan bila kondisi keuangan perusahaan sudah membaik. "Nah, tentu kalau sudah makin baik, bisa saja kita mencari strategic partner, seperti yang kemarin dibicarakan," ungkap Erick.
(nng)
Lihat Juga :
tulis komentar anda