Bina UKM, Pupuk Indonesia Raih SME Enablers Award 2022
Senin, 15 Agustus 2022 - 08:50 WIB
JAKARTA - PT Pupuk Indonesia (Persero) berhasil meraih penghargaan kategori Human Capital Enabler dalam ajang Marketeers SME Enablers Award 2022 di Jakarta, Jumat (12/8/2022). Penghargaan ini disematkan kepada Pupuk Indonesia berkat program Optimalisasi Pembinaan dan Pelatihan pada UKM Menuju Mitra Naik Kelas.
SVP UMUM dan TJSL Pupuk Indonesia, Yana Nurahmad Haerudin, menyatakan bahwa perusahaan memiliki perhatian yang tinggi dalam pengembangan kualitas SDM dari UKM yang menjadi mitra binannya. Terlebih di masa pandemi Covid-19 ketika UKM menjadi salah satu motor penggerak ekonomi nasional.
“Kami membuat banyak program pembinaan dan pelatihan kepada UKM agar mereka dapat meningkatkan kualitas produk atau jasanya, sehingga bisa meningkatkan penjualan dan daya saing secara keseluruhan,” ujar Yana dikutip Senin (15/8/2022).
Pupuk Indonesia memberikan pembinaan dan pelatihan kepada UKM dari sejumlah sektor atau bidang usaha. Mulai dari pertanian, perkebunan, peternakan, perikanan, perdagangan, industri, hingga jasa. Mitra UKM binaan ini mendapat beragam bantuan, di antaranya pinjaman modal, pelatihan ilmu pemasaran, manajemen usaha, dan sebagainya.
Penghargaan ini sendiri diberikan berdasarkan lima kriteria penilaian. Pertama, keunikan program pembinaan (program creativity). Kedua, kesesuaian program UKM dengan bisnis yang digeluti oleh pembina UKM (business model alignment). Ketiga, jangkauan program yang terukur dari jumlah dan sebaran UKM binaan (implementation reach). Keempat, dampak positif secara sosial ekonomi dari program pada UKM binaan (societal impact). Dan kelima, keberlanjutan dan konsistensi program dalam jangka panjang (implementation sustainability).
Oleh karena itu, Yana menyebutkan bahwa penghargaan ini merupakan suatu bentuk pengakuan publik atas kinerja program tanggung jawab sosial (TJSL) Pupuk Indonesia. Perusahaan dianggap memenuhi bahkan melebihi standar kriteria di atas. Sekaligus membuktikan komitmen kuat perusahaan untuk membantu pemerintah dalam meningkatkan kesejahteraan masyarakat dan mewujudkan pembangunan berkelanjutan.
Pemberdayaan UKM sendiri merupakan komitmen pemerintah Indonesia saat ini. UKM dianggap memiliki peranan penting pada produk domestik broto (PDB) dengan kontribusinya yang mencapai 61%. Sektor UKM juga mampu menyerap tenaga kerja sebanyak 97% dari total penyerapan tenaga kerja nasional.
Selain itu, digitalisasi juga sudah merambah ruang lingkup pemberdayaan UKM. Menurut data Google, Temasek, dan Bain & Company, nilai ekonomi digital Indonesia diperkirakan mencapai USD146 miliar atau Rp2.100 triliun pada tahun 2025. Nilai ini menjadi peluang besar bagi UKM untuk memasuki dunia digital. Apalagi pemerintah sudah mengembangkan cetak biru ekonomi dan keuangan digital dan 62,9 juta UKM bisa dilibatkan dalam digitalisasi ini.
Oleh karena itu, dibutuhkan suatu penengah atau fasilitator (enabler) yang membuat UKM berkesempatan untuk meningatkan kecakapan dan kapasitasnya. Saat ini telah banyak muncul enabler pemberdayaan UKM dari berbagai perusahaan, mulai dari swasta hingga BUMN, termasuk Pupuk Indonesia.
“Persoalan utama yang dihadapi UKM saat ini tidak sebatas permodalan, tetapi juga kesulitan mengakses pasar dan menjalankan usaha dengan baik. Oleh karena itu, UKM juga perlu dibekali dengan ilmu-ilmu pemasaran sehingga strategi yang diambil bisa lebih tepat sasaran, khususnya dalam menghadapi masa-masa sulit. Termasuk dalam menggunakan kanal-kanal digital untuk mengembangkan usaha. Peran para enabler sangat berarti bagi mereka,” ujar Iwan Setiawan, CEO Marketeers.
SVP UMUM dan TJSL Pupuk Indonesia, Yana Nurahmad Haerudin, menyatakan bahwa perusahaan memiliki perhatian yang tinggi dalam pengembangan kualitas SDM dari UKM yang menjadi mitra binannya. Terlebih di masa pandemi Covid-19 ketika UKM menjadi salah satu motor penggerak ekonomi nasional.
“Kami membuat banyak program pembinaan dan pelatihan kepada UKM agar mereka dapat meningkatkan kualitas produk atau jasanya, sehingga bisa meningkatkan penjualan dan daya saing secara keseluruhan,” ujar Yana dikutip Senin (15/8/2022).
Pupuk Indonesia memberikan pembinaan dan pelatihan kepada UKM dari sejumlah sektor atau bidang usaha. Mulai dari pertanian, perkebunan, peternakan, perikanan, perdagangan, industri, hingga jasa. Mitra UKM binaan ini mendapat beragam bantuan, di antaranya pinjaman modal, pelatihan ilmu pemasaran, manajemen usaha, dan sebagainya.
Penghargaan ini sendiri diberikan berdasarkan lima kriteria penilaian. Pertama, keunikan program pembinaan (program creativity). Kedua, kesesuaian program UKM dengan bisnis yang digeluti oleh pembina UKM (business model alignment). Ketiga, jangkauan program yang terukur dari jumlah dan sebaran UKM binaan (implementation reach). Keempat, dampak positif secara sosial ekonomi dari program pada UKM binaan (societal impact). Dan kelima, keberlanjutan dan konsistensi program dalam jangka panjang (implementation sustainability).
Oleh karena itu, Yana menyebutkan bahwa penghargaan ini merupakan suatu bentuk pengakuan publik atas kinerja program tanggung jawab sosial (TJSL) Pupuk Indonesia. Perusahaan dianggap memenuhi bahkan melebihi standar kriteria di atas. Sekaligus membuktikan komitmen kuat perusahaan untuk membantu pemerintah dalam meningkatkan kesejahteraan masyarakat dan mewujudkan pembangunan berkelanjutan.
Pemberdayaan UKM sendiri merupakan komitmen pemerintah Indonesia saat ini. UKM dianggap memiliki peranan penting pada produk domestik broto (PDB) dengan kontribusinya yang mencapai 61%. Sektor UKM juga mampu menyerap tenaga kerja sebanyak 97% dari total penyerapan tenaga kerja nasional.
Selain itu, digitalisasi juga sudah merambah ruang lingkup pemberdayaan UKM. Menurut data Google, Temasek, dan Bain & Company, nilai ekonomi digital Indonesia diperkirakan mencapai USD146 miliar atau Rp2.100 triliun pada tahun 2025. Nilai ini menjadi peluang besar bagi UKM untuk memasuki dunia digital. Apalagi pemerintah sudah mengembangkan cetak biru ekonomi dan keuangan digital dan 62,9 juta UKM bisa dilibatkan dalam digitalisasi ini.
Oleh karena itu, dibutuhkan suatu penengah atau fasilitator (enabler) yang membuat UKM berkesempatan untuk meningatkan kecakapan dan kapasitasnya. Saat ini telah banyak muncul enabler pemberdayaan UKM dari berbagai perusahaan, mulai dari swasta hingga BUMN, termasuk Pupuk Indonesia.
“Persoalan utama yang dihadapi UKM saat ini tidak sebatas permodalan, tetapi juga kesulitan mengakses pasar dan menjalankan usaha dengan baik. Oleh karena itu, UKM juga perlu dibekali dengan ilmu-ilmu pemasaran sehingga strategi yang diambil bisa lebih tepat sasaran, khususnya dalam menghadapi masa-masa sulit. Termasuk dalam menggunakan kanal-kanal digital untuk mengembangkan usaha. Peran para enabler sangat berarti bagi mereka,” ujar Iwan Setiawan, CEO Marketeers.
(uka)
tulis komentar anda