Konsolidasi Tower Telkom Group Bawah Berkah ke Semua Operator Seluler
Kamis, 25 Agustus 2022 - 07:51 WIB
JAKARTA - PT Telkom Indonesia resmi mengkonsolidasikan bisnis konektivitasnya. PT Dayamitra Telekomunikasi Tbk (Mitratel) mengakuisisi menara milik PT Telkomsel Indonesia Tbk.
Wakil Menteri BUMN II Kartika Wirjoatmodjo atau Tiko memastikan langkah penggabungan bisnis menara di anak usaha Telkom dinilai tepat. Menurutnya, strategi bisnis akuisisi menara Telkomsel oleh Mitratel tersebut justru membuat efisien dan meningkatkan valuasi, serta daya saing perusahaan.
Ke depan pengelolaan menara telekomunikasi milik Mitratel bisa disewakan ke semua operator seluler. Selain itu, langkah bisnis akuisisi menara yang dilakukan Mitratel menjadi revenue stream baru bagi Telkom Group, selain masuknya permodalan investor.
"Pengelolaan menara yang tadinya cost center, saat ini bisa jadi profit center karena juga bisa diisi oleh operator lain,” ungkap Tiko, Rabu (24/8/2022).
Tiko juga menyatakan UU Cipta Kerja memungkinkan dan mendorong penggunaan infrastruktur menara untuk layanan bersama (infrastructure sharing). Selain menara, juga fiber optik bisa digunakan bersama oleh operator. Menurutnya, level persaingannya saat ini bukan lagi di pengusahaan infrastruktur, tapi kualitas layanan kepada pelanggan.
Bagi Mitratel, langkah konsolidasi tersebut akan membantu dan membuka kesempatan bagi semua operator melakukan ekspansi bisnisnya.
“Tumbuhnya kebutuhan mobile data, berkembangnya teknologi 5G dan IoT (Internet of Things) serta aksi merger operator seluler membawa dampak semakin berkembangnya industri Menara telekomunikasi di Indonesia. Hal ini merupakan potensi pasar yang cukup bagus untuk terus bertumbuh," kata Direktur Utama Mitratel Theodorus Ardi Hartoko.
Dengan kepemilikan 34.800 menara yang diraih setelah akuisisi 6.000 menara Telkomsel, menjadikan Mitratel memiliki kekuatan penuh dalam menjawab peluang tersebut.
Teddy Hartoko panggilan akrabnya mencatat pascaakuisisi menara Telkomsel, pihaknya lebih agresif meningkatkan tenancy ratio dan perluasan layanan, termasuk bisnis pendukung agar dapat meningkatkan nilai lebih bagi bisnis pelanggan.
“Skema bisnis dan total solusi yang kami tawarkan kepada para operator tidak memerlukan investasi yang besar sehingga customer menjadi dimudahkan dan efisien,” jelasnya.
Wakil Menteri BUMN II Kartika Wirjoatmodjo atau Tiko memastikan langkah penggabungan bisnis menara di anak usaha Telkom dinilai tepat. Menurutnya, strategi bisnis akuisisi menara Telkomsel oleh Mitratel tersebut justru membuat efisien dan meningkatkan valuasi, serta daya saing perusahaan.
Ke depan pengelolaan menara telekomunikasi milik Mitratel bisa disewakan ke semua operator seluler. Selain itu, langkah bisnis akuisisi menara yang dilakukan Mitratel menjadi revenue stream baru bagi Telkom Group, selain masuknya permodalan investor.
"Pengelolaan menara yang tadinya cost center, saat ini bisa jadi profit center karena juga bisa diisi oleh operator lain,” ungkap Tiko, Rabu (24/8/2022).
Tiko juga menyatakan UU Cipta Kerja memungkinkan dan mendorong penggunaan infrastruktur menara untuk layanan bersama (infrastructure sharing). Selain menara, juga fiber optik bisa digunakan bersama oleh operator. Menurutnya, level persaingannya saat ini bukan lagi di pengusahaan infrastruktur, tapi kualitas layanan kepada pelanggan.
Bagi Mitratel, langkah konsolidasi tersebut akan membantu dan membuka kesempatan bagi semua operator melakukan ekspansi bisnisnya.
“Tumbuhnya kebutuhan mobile data, berkembangnya teknologi 5G dan IoT (Internet of Things) serta aksi merger operator seluler membawa dampak semakin berkembangnya industri Menara telekomunikasi di Indonesia. Hal ini merupakan potensi pasar yang cukup bagus untuk terus bertumbuh," kata Direktur Utama Mitratel Theodorus Ardi Hartoko.
Dengan kepemilikan 34.800 menara yang diraih setelah akuisisi 6.000 menara Telkomsel, menjadikan Mitratel memiliki kekuatan penuh dalam menjawab peluang tersebut.
Teddy Hartoko panggilan akrabnya mencatat pascaakuisisi menara Telkomsel, pihaknya lebih agresif meningkatkan tenancy ratio dan perluasan layanan, termasuk bisnis pendukung agar dapat meningkatkan nilai lebih bagi bisnis pelanggan.
“Skema bisnis dan total solusi yang kami tawarkan kepada para operator tidak memerlukan investasi yang besar sehingga customer menjadi dimudahkan dan efisien,” jelasnya.
(uka)
tulis komentar anda