Kemenperin Tingkatkan Inovasi agar Bisa Gaet Investasi
Rabu, 01 Juli 2020 - 11:07 WIB
JAKARTA - Kementerian Perindustrian (Kemenperin) siap berperan aktif dalam upaya menumbuhkan sektor industri substitusi impor. Selain gencar menarik investasi, Kemenperin juga mendorong semua unit litbangnya untuk memfokuskan inovasi agar bisa menghasilkan produk unggulan yang berdaya saing global.
Kepala Badan Penelitian dan Pengembangan Industri (BPPI) Kemenperin Doddy Rahadi mengatakan, semakin banyak inovasi yang dimanfaatkan oleh sektor industri, artinya akan membuka peluang pada penciptaan lapangan kerja yang lebih banyak.
"Ini juga mendorong tumbuhnya investasi-investasi baru yang tentunya dapat meningkatkan pertumbuhan ekonomi nasional,” Doddy di Jakarta, Rabu (1/7/2020). ( Baca:Kemenperin Bikin Inovasi Digital Cegah Pencemaran Lingkungan )
Menurut Doddy, unit-unit litbang di lingkungan Kemenperin telah banyak menghasilkan berbagai inovasi yang berpotensi untuk dikembangkan sebagai industri subtitusi impor. Di bidang industri besi dan baja misalnya, Balai Besar Logam dan Mesin (BBLM) di Bandung telah menguasai teknologi litbangyasa yang bisa membantu industri nasional membuat komponen alat berat dari baja cor untuk pengganti produk impor seperti bracket, boss, dan sprocket.
Bahkan, BBLM Bandung telah menjalin kerja sama dengan PT Barata Indonesia dalam pembuatan prototipe roda kereta api. Di samping itu, BBLM Bandung melakukan kerja sama litbangyasa dengan industri strategis nasional seperti PT Dirgantara Indonesia dalam pengelasan prototype landing gear pesawat N-219, dan mampu memproduksi tapak rantai untuk kendaraan lapis baja (track link tank) milik Tentara Nasional Indonesia (TNI).
Di Bandung, salah satu unit litbang lainnya, yakni Balai Besar Bahan dan Barang Teknik (B4T) juga telah menciptakan inovasi substitusi pasir ottawa yang selama ini diimpor dengan pasir silika lokal sebagai bahan bantu dalam pengujian mutu semen.
“B4T juga telah berhasil membuat Insulated Rail Joint (IRJ) rel kereta api dari bahan komposit serat gelas dan epoksi resin bertulang baja yang selama ini masih diimpor. Kemudian juga ada litbangyasa terkait energy storage, dan masih banyak lagi,” ungkap Doddy.
Berikutnya, masih di Kota Kembang, Balai Besar Pulp dan Kertas (BBPK) mampu menghasilkan inovasi litbang daur ulang kertas dan karton kemasan aseptik. Hasil daur ulang berupa pulp serat panjang telah digunakan untuk bahan baku pembuatan kertas dan karton, komposit polyfoil (dari polyethilene dan aluminium foil) telah dimanfaatkan untuk atap gelombang, papan partisi, dan luggage cover kendaraan roda empat. Komposit polyfoil juga dapat digunakan untuk komponen interior kendaraan roda empat.
Doddy menambahkan, seluruh unit litbang di lingkungan Kemenperin dapat membangun kemitraan yang lebih erat dan dekat dengan industri besar nasional, sehingga inovasi-inovasi yang dihasilkan dapat berdampak langsung dalam meningkatkan added value (nilai tambah) bagi industri dan meningkatkan peran industri dalam perekonomian nasional.
Kepala Badan Penelitian dan Pengembangan Industri (BPPI) Kemenperin Doddy Rahadi mengatakan, semakin banyak inovasi yang dimanfaatkan oleh sektor industri, artinya akan membuka peluang pada penciptaan lapangan kerja yang lebih banyak.
"Ini juga mendorong tumbuhnya investasi-investasi baru yang tentunya dapat meningkatkan pertumbuhan ekonomi nasional,” Doddy di Jakarta, Rabu (1/7/2020). ( Baca:Kemenperin Bikin Inovasi Digital Cegah Pencemaran Lingkungan )
Menurut Doddy, unit-unit litbang di lingkungan Kemenperin telah banyak menghasilkan berbagai inovasi yang berpotensi untuk dikembangkan sebagai industri subtitusi impor. Di bidang industri besi dan baja misalnya, Balai Besar Logam dan Mesin (BBLM) di Bandung telah menguasai teknologi litbangyasa yang bisa membantu industri nasional membuat komponen alat berat dari baja cor untuk pengganti produk impor seperti bracket, boss, dan sprocket.
Bahkan, BBLM Bandung telah menjalin kerja sama dengan PT Barata Indonesia dalam pembuatan prototipe roda kereta api. Di samping itu, BBLM Bandung melakukan kerja sama litbangyasa dengan industri strategis nasional seperti PT Dirgantara Indonesia dalam pengelasan prototype landing gear pesawat N-219, dan mampu memproduksi tapak rantai untuk kendaraan lapis baja (track link tank) milik Tentara Nasional Indonesia (TNI).
Di Bandung, salah satu unit litbang lainnya, yakni Balai Besar Bahan dan Barang Teknik (B4T) juga telah menciptakan inovasi substitusi pasir ottawa yang selama ini diimpor dengan pasir silika lokal sebagai bahan bantu dalam pengujian mutu semen.
“B4T juga telah berhasil membuat Insulated Rail Joint (IRJ) rel kereta api dari bahan komposit serat gelas dan epoksi resin bertulang baja yang selama ini masih diimpor. Kemudian juga ada litbangyasa terkait energy storage, dan masih banyak lagi,” ungkap Doddy.
Berikutnya, masih di Kota Kembang, Balai Besar Pulp dan Kertas (BBPK) mampu menghasilkan inovasi litbang daur ulang kertas dan karton kemasan aseptik. Hasil daur ulang berupa pulp serat panjang telah digunakan untuk bahan baku pembuatan kertas dan karton, komposit polyfoil (dari polyethilene dan aluminium foil) telah dimanfaatkan untuk atap gelombang, papan partisi, dan luggage cover kendaraan roda empat. Komposit polyfoil juga dapat digunakan untuk komponen interior kendaraan roda empat.
Doddy menambahkan, seluruh unit litbang di lingkungan Kemenperin dapat membangun kemitraan yang lebih erat dan dekat dengan industri besar nasional, sehingga inovasi-inovasi yang dihasilkan dapat berdampak langsung dalam meningkatkan added value (nilai tambah) bagi industri dan meningkatkan peran industri dalam perekonomian nasional.
(uka)
tulis komentar anda