Pertalite Naik Jadi Rp10.000, Pengamat: Masih Murah, Harga Aslinya Rp18.000
Senin, 05 September 2022 - 07:50 WIB
JAKARTA - Harga Bahan Bakar Minyak (BBM) mengalami kenaikan sebagai langkah menekan beban subsidi energi yang telah membengkak hingga Rp502 triliun. Pertalite dipatok Rp10.000 per liter, Solar dipatok Rp6.800 per liter, serta Pertamax dipatok Rp14.500 per liter. Meski begitu, ketiganya memiliki harga keekonomian di kisaran Rp16.000-Rp18.000 per liter.
Direktur Eksekutif Energy Watch Mamit Setiawan menilai kenaikan yang dilakukan pemerintah tak serta merta menghapuskan subsidi. Hanya saja, porsi subsidi terhadap BBM yang dikurangi, dengan harapan tak membebani APBN.
"Harga Pertalite dan Solar subsidi masih jauh dari keekonomian, Untuk Pertamax ya sudah, karena memang Pertamax ini bbm umum," ujar Mamit saat dihubungi MNC Portal Indonesia, Senin (4/9/2022).
Mamit menambahkan, Pertalite masih terdapat kompensasi yang harus dibayarkan pemerintah kepada Pertamina. Begitu juga dengan Solar yang selisih keekonomiannya sangat jauh sekali. "Saat ini Solar Rp6.800 (per liter) padahal keekonomian masih di Rp18.000-an per liter," kata dia.
Menurut dia, masyarakat masih merasakan kehadiran pemerintah dengan tidak menyesuaikan harga BBM subsidi sesuai dengan keekonomiannya. "Jadi masyarakat masih merasakan kompensasi dari pemerintah," ucapnya.
Selain itu, harga BBM di Indonesia masih jadi yang termurah dibandingkan dengan beberapa negara tetangga. "Saya kira masih cukup murah dibandingkan negara tetangga. Hanya Malaysia yang lebih murah dari kita," tuturnya.
Direktur Eksekutif Energy Watch Mamit Setiawan menilai kenaikan yang dilakukan pemerintah tak serta merta menghapuskan subsidi. Hanya saja, porsi subsidi terhadap BBM yang dikurangi, dengan harapan tak membebani APBN.
"Harga Pertalite dan Solar subsidi masih jauh dari keekonomian, Untuk Pertamax ya sudah, karena memang Pertamax ini bbm umum," ujar Mamit saat dihubungi MNC Portal Indonesia, Senin (4/9/2022).
Mamit menambahkan, Pertalite masih terdapat kompensasi yang harus dibayarkan pemerintah kepada Pertamina. Begitu juga dengan Solar yang selisih keekonomiannya sangat jauh sekali. "Saat ini Solar Rp6.800 (per liter) padahal keekonomian masih di Rp18.000-an per liter," kata dia.
Menurut dia, masyarakat masih merasakan kehadiran pemerintah dengan tidak menyesuaikan harga BBM subsidi sesuai dengan keekonomiannya. "Jadi masyarakat masih merasakan kompensasi dari pemerintah," ucapnya.
Selain itu, harga BBM di Indonesia masih jadi yang termurah dibandingkan dengan beberapa negara tetangga. "Saya kira masih cukup murah dibandingkan negara tetangga. Hanya Malaysia yang lebih murah dari kita," tuturnya.
(nng)
tulis komentar anda