Tegas! China Tolak Ajakan Barat Batasi Harga Minyak Rusia
Selasa, 06 September 2022 - 14:56 WIB
JAKARTA - China menolak seruan Barat untuk menerapkan pembatasan atas harga minyak Rusia . Ide pembatasan
harga tersebut dibuat oleh negara-negara G7 untuk menekan keuntungan Rusia dari produksi minyak mentahnya.
"Minyak sangat penting untuk memastikan keamanan energi global," kata Juru Bicara Kementerian Luar Negeri China Mao Ning dalam sebuah pengarahan. "Kami berharap negara-negara yang bersangkutan (G7) akan melakukan upaya konstruktif, dan bukan sebaliknya," tambahnya seperti dikutip dari RT.com, Selasa (6/9/2022). Mao Ning juga mendesak negara-negara G7 untuk memperkuat dialog dan memajukan negosiasi.
Pada hari Jumat, para menteri keuangan G7 (AS, Kanada, Inggris, Jerman, Prancis, Italia, dan Jepang) sepakat untuk mengenakan pagu harga minyak Rusia, untuk membatasi pendapatan negara itu. Rencana tersebut mencakup pelarangan layanan seperti asuransi dan pembiayaan untuk kapal yang mengangkut minyak mentah Rusia di atas ambang harga yang disepakati.
Pada hari Sabtu, Uni Eropa (UE) mendesak China dan India untuk bergabung dengan inisiatif pembatasan harga G7. UE mengklaim tidak adil bagi negara-negara untuk membayar kelebihan pendapatan ke Moskow. Seperti diketahui, China dan India telah meningkatkan pembelian minyak dari Rusia akhir-akhir ini, diuntungkan dengan potongan harga yang ditawarkan Moskow.
Menanggapi inisiatif G7 tersebut, Moskow mengeluarkan peringatan bahwa Rusia akan menangguhkan pasokan minyak dan produk minyaknya ke negara-negara yang memutuskan untuk memberlakukan batasan harga.
Rusia juga mengancam akan berhenti menjual minyaknya ke negara-negara yang melakukan pembatasan terhadap harga energinya. Kremlin menegaskan, pembatasan harga di bawah biaya produksi akan menyebabkan destabilisasi pasar minyak dunia.
"Perusahaan yang mengenakan batas harga tidak akan termasuk di antara penerima minyak Rusia. Kami tidak akan bekerja sama dengan mereka dalam prinsip non-pasar," kata juru bicara Kremlin Dmitry Peskov dikutip Reuters, Sabtu (2/9) lalu.
harga tersebut dibuat oleh negara-negara G7 untuk menekan keuntungan Rusia dari produksi minyak mentahnya.
"Minyak sangat penting untuk memastikan keamanan energi global," kata Juru Bicara Kementerian Luar Negeri China Mao Ning dalam sebuah pengarahan. "Kami berharap negara-negara yang bersangkutan (G7) akan melakukan upaya konstruktif, dan bukan sebaliknya," tambahnya seperti dikutip dari RT.com, Selasa (6/9/2022). Mao Ning juga mendesak negara-negara G7 untuk memperkuat dialog dan memajukan negosiasi.
Pada hari Jumat, para menteri keuangan G7 (AS, Kanada, Inggris, Jerman, Prancis, Italia, dan Jepang) sepakat untuk mengenakan pagu harga minyak Rusia, untuk membatasi pendapatan negara itu. Rencana tersebut mencakup pelarangan layanan seperti asuransi dan pembiayaan untuk kapal yang mengangkut minyak mentah Rusia di atas ambang harga yang disepakati.
Pada hari Sabtu, Uni Eropa (UE) mendesak China dan India untuk bergabung dengan inisiatif pembatasan harga G7. UE mengklaim tidak adil bagi negara-negara untuk membayar kelebihan pendapatan ke Moskow. Seperti diketahui, China dan India telah meningkatkan pembelian minyak dari Rusia akhir-akhir ini, diuntungkan dengan potongan harga yang ditawarkan Moskow.
Menanggapi inisiatif G7 tersebut, Moskow mengeluarkan peringatan bahwa Rusia akan menangguhkan pasokan minyak dan produk minyaknya ke negara-negara yang memutuskan untuk memberlakukan batasan harga.
Rusia juga mengancam akan berhenti menjual minyaknya ke negara-negara yang melakukan pembatasan terhadap harga energinya. Kremlin menegaskan, pembatasan harga di bawah biaya produksi akan menyebabkan destabilisasi pasar minyak dunia.
"Perusahaan yang mengenakan batas harga tidak akan termasuk di antara penerima minyak Rusia. Kami tidak akan bekerja sama dengan mereka dalam prinsip non-pasar," kata juru bicara Kremlin Dmitry Peskov dikutip Reuters, Sabtu (2/9) lalu.
(fai)
tulis komentar anda