Wakil Komisi Energi DPR Dukung Digitalisasi Penyaluran BBM dari Kilang ke SPBU

Senin, 12 September 2022 - 12:38 WIB
Sistem digital diyakini menjadi jawaban tantangan penyaluran bahan bakar minyak (BBM) secara tepat. Foto/Ilustrasi
JAKARTA - Sistem digital dinilai sebagai jawaban tantangan penyaluran bahan bakar minyak ( BBM ) secara tepat. Penggunaan teknologi informasi (TI) dan digitalisasi distribusi BBM mulai dari kilang sampai nozel SPBU diyakini mempermudah pengawasan.

"Saya rasa sistem ini sangat bermanfaat di era digital sekarang ini. Dan ini membantu tugas tidak hanya Pertamina tapi juga Badan Pengatur Hilir Minyak dan Gas (BPH Migas)," ujar anggota Komisi VII DPR dari Fraksi PKS Mulyanto, di Jakarta, Minggu (11/9/2022).





Sebagai badan usaha yang ditugaskan negara untuk menyalurkan BBM ke masyarakat, Pertamina berusaha agar proses produksi dan penyalurannya bisa berjalan baik, aman dan tepat sampai ke masyarakat. Pertamina diketahui telah memiliki sistem pemantauan data mulai dari produksi di hulu hingga distribusi BBM ke masyarakat lewat Pertamina Integrated Enterprise Data and Command Center (PIEDCC).

Mulyanto optimistis jika perbaikan terus dilakukan, sistem saat ini sangat bermanfaat dalam pengendalian penyaluran dan volume BBM. "Melalui penyempurnaan terus-menerus, sistem ini sangat efisien untuk memonitor dan mengendalikan volume BBM," kata Mulyanto.

Sistem PIEDCC merupakan upaya Pertamina dalam mengantisipasi dan mencegah terjadinya kehilangan jumlah BBM yang tidak wajar, baik mulai dari produksi di kilang, distribusi oleh truk tangki maupun kapal, hingga masuk ke stasiun pengisian bahan bakar umum (SPBU) dan diterima oleh masyarakat. Langkah ini juga merupakan upaya untuk efisiensi dalam produksi dan distribusi BBM.

"Itu upaya yang kita lakukan untuk mengurangi losses, baik dari kilang, masuk ke kapal, masuk mobil tangki dan masuk ke SPBU. Di SPBU semua terekam, dari dispenser nomor 5 misalnya, SPBU nanti produknya apa yang keluar, jadi kalau ada selisih bisa kelihatan," kata Direktur Utama Pertamina Nicke Widyawati.

Menurut Nicke, dari TBBM jumlah BBM yang akan disalurkan ke kendaraan pengangkut akan dilakukan secara otomatis sesuai dengan jumlah yang dimasukkan lewat sistem. Semua data ini juga terpantau lewat PIEDCC. Selanjutnya, saat diangkut oleh truk tangki menuju SPBU, juga dimonitor secara sistematis.



Dia menjelaskan ada potensi penyusutan jumlah BBM yang dibawa oleh truk tangki karena secara alamiah sifatnya bisa mengalami penguapan selama di dalam perjalanan. "Angka penyusutan tersebut ada batas kewajarannya dan jumlah BBM yang diangkut selalu terpantau oleh sistem di PIEDCC," katanya.

Pengawasan tidak hanya di darat, tapi juga dilakukan di laut saat pengangkutan BBM menggunakan kapal. Saat ini, Pertamina memiliki sekitar 258 kapal yang beroperasi dan semuanya terdata dengan baik dan terpantau secara langsung lewat PIEDCC.

"Kalau orang bilang ada yang 'kencing' di laut, berarti jika kecepatan kapalnya 0 (berhenti) tapi dia di tengah laut, itu bisa langsung tersambung ke sistem dan ada CCTV di dalam, jadi kita bisa lihat apa yang sedang dilakukan," jelas dia.
(fai)
tulis komentar anda
Follow
Dapatkan berita terkini dan kejutan menarik dari SINDOnews.com, Klik Disini untuk mendaftarkan diri anda sekarang juga!
Video Rekomendasi
Berita Terkait
Rekomendasi
Terpopuler
Berita Terkini More