Petani Milenial Kunci Sukses Sektor Pertanian Masa Depan
Senin, 12 September 2022 - 22:22 WIB
JAKARTA - Memasuki era industri 4.0, Kementerian Pertanian (Kementan) terus menggaungkan optimalisasi penggunaan teknologi. Pasalnya, memilih bertani menjadi sumber mata pencaharian merupakan prospek yang menjanjikan dan berperan penting bagi pemenuhan pangan bangsa dan negara.
Kepala Badan Penyuluhan dan Pengembangan SDM Pertanian (BPPSDMP) Dedi Nursyamsi mengatakan era modernisasi merupakan ladang emas bagi profesi petani. Hal tersebut bukan tanpa sebab, karena petani merupakan ujung tombak kebutuhan pangan rakyat. Tidak ada petani, maka kebutuhan pangan masyarakat akan sulit dipenuhi.
Dedi Nursyamsi berharap, stigma akan profesi petani yang kotor dan konvensional dapat terpatahkan, terutama pada kalangan anak muda saat ini yang hendak meniti karier.
(Baca juga:Membangkitkan Petani Milenial)
“Ada dua kunci utama dalam mencapai kesuksesan mengelola sektor pertanian. Pertama, manfaatkan smart farming. Kedua meningkatkan skala usaha melalui akses Kredit Usaha Rakyat atau KUR,” kata Dedi dalam keterangan tertulisnya, Senin (12/9/2022).
Dengan smart farming, menurutnya, petani milenial dapat meningkatkan hasil panen serta menuntaskan zero waste, sehingga meminimalisir produk tani agar dapat terdaur ulang tanpa menghasilkan limbah yang mencemarkan lingkungan.
Di sela-sela kunjungan kerjanya ke Provinsi Kalimantan Timur (Kaltim), Sabtu (10/9/2022), Dedi berkesempatan mengunjungi P4S Nasda, yang merupakan Pusat Pelatihan Pertanian dan Perdesaan Swadaya (P4S) di Kecamatan Samboja, Kabupaten Kutai Kertanegara.
Dedi Nursyamsi mengapresiasi pemanfaatan smart farming dan pupuk organik dalam budidaya hidroponik. “Solusi pupuk yang mahal perlu kita tingkatkan, efisiensi pemupukan dengan menggunakan pupuk berimbang pupuk organik seperti kompos dan pupuk hayati.”
(Baca juga:Peran Petani Milenial Dongkrak Perekonomian)
Kepala Badan Penyuluhan dan Pengembangan SDM Pertanian (BPPSDMP) Dedi Nursyamsi mengatakan era modernisasi merupakan ladang emas bagi profesi petani. Hal tersebut bukan tanpa sebab, karena petani merupakan ujung tombak kebutuhan pangan rakyat. Tidak ada petani, maka kebutuhan pangan masyarakat akan sulit dipenuhi.
Dedi Nursyamsi berharap, stigma akan profesi petani yang kotor dan konvensional dapat terpatahkan, terutama pada kalangan anak muda saat ini yang hendak meniti karier.
(Baca juga:Membangkitkan Petani Milenial)
“Ada dua kunci utama dalam mencapai kesuksesan mengelola sektor pertanian. Pertama, manfaatkan smart farming. Kedua meningkatkan skala usaha melalui akses Kredit Usaha Rakyat atau KUR,” kata Dedi dalam keterangan tertulisnya, Senin (12/9/2022).
Dengan smart farming, menurutnya, petani milenial dapat meningkatkan hasil panen serta menuntaskan zero waste, sehingga meminimalisir produk tani agar dapat terdaur ulang tanpa menghasilkan limbah yang mencemarkan lingkungan.
Di sela-sela kunjungan kerjanya ke Provinsi Kalimantan Timur (Kaltim), Sabtu (10/9/2022), Dedi berkesempatan mengunjungi P4S Nasda, yang merupakan Pusat Pelatihan Pertanian dan Perdesaan Swadaya (P4S) di Kecamatan Samboja, Kabupaten Kutai Kertanegara.
Dedi Nursyamsi mengapresiasi pemanfaatan smart farming dan pupuk organik dalam budidaya hidroponik. “Solusi pupuk yang mahal perlu kita tingkatkan, efisiensi pemupukan dengan menggunakan pupuk berimbang pupuk organik seperti kompos dan pupuk hayati.”
(Baca juga:Peran Petani Milenial Dongkrak Perekonomian)
tulis komentar anda