Jelang Rilis Data Inflasi, IHSG Diprediksi Tumbang Hari Ini
Senin, 03 Oktober 2022 - 08:10 WIB
JAKARTA - Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) hari ini berpotensi turun cukup tajam didorong katalis negatif pada sepanjang perdagangan pekan lalu. Adapun indeks saham akan berada di rentang 6.980 - 7.089. Penasihat Asosiasi Analis Efek Indonesia (AAEI) sekaligus analis MNC Sekuritas, Edwin Sebayang mengatakan, setelah selama seminggu lalu IHSG turun, IHSG diperkirakan juga melemah di awal minggu ini.
"Perdagangan di awal bulan Oktober ini, Senin, saya perkirakan akan diwarnai tekanan jual alias IHSG saya perkirakan akan turun seiring kembali cukup tajam nya kejatuhan indeks DJIA," ujar Edwin dalam risetnya, Senin (3/10/2022).
Diketahui, indeks Dow Jones melemah sebesar 1,71% diiringi kejatuhan EIDO sebesar 0,55% (padahal Jumat lalu IHSG ditutup menguat tipis 0,07%). Hal itu terjadi di tengah turunnya harga beberapa komoditas seperti: Oil 1,83%, Coal 0,38%, Gold 0,02%, Nikel 5,11% dan Timah 0,99%.
Serta kembali naiknya yield obligasi AS tenor 2 dan 10 tahun masing-masing ke level 4.273% & 3.829 % sambil menunggu data inflasi Indonesia bulan September 2022 dimana Bank Indonesia (BI) memproyeksikan tingkat inflasi September 2022 sebesar 5,88% yoy. "Secara bulanan, tingkat inflasi diperkirakan sebesar 1,10% (mtm)," kata Edwin.
Saham rekomendasi Buy: PGAS, JPFA, MIKA, BBCA, SRTG, BMRI, AKRA, CMRY, BBTN. Saham-saham rekomendasi yang dapat menjadi pilihan di antaranya.
PGAS 1.670 - 1.850
JPFA 1.440 - 1.590
MIKA 2.760 - 3.050
BBCA 8.125 - 9.000
SRTG 2.550 - 2.780
"Perdagangan di awal bulan Oktober ini, Senin, saya perkirakan akan diwarnai tekanan jual alias IHSG saya perkirakan akan turun seiring kembali cukup tajam nya kejatuhan indeks DJIA," ujar Edwin dalam risetnya, Senin (3/10/2022).
Diketahui, indeks Dow Jones melemah sebesar 1,71% diiringi kejatuhan EIDO sebesar 0,55% (padahal Jumat lalu IHSG ditutup menguat tipis 0,07%). Hal itu terjadi di tengah turunnya harga beberapa komoditas seperti: Oil 1,83%, Coal 0,38%, Gold 0,02%, Nikel 5,11% dan Timah 0,99%.
Serta kembali naiknya yield obligasi AS tenor 2 dan 10 tahun masing-masing ke level 4.273% & 3.829 % sambil menunggu data inflasi Indonesia bulan September 2022 dimana Bank Indonesia (BI) memproyeksikan tingkat inflasi September 2022 sebesar 5,88% yoy. "Secara bulanan, tingkat inflasi diperkirakan sebesar 1,10% (mtm)," kata Edwin.
Saham rekomendasi Buy: PGAS, JPFA, MIKA, BBCA, SRTG, BMRI, AKRA, CMRY, BBTN. Saham-saham rekomendasi yang dapat menjadi pilihan di antaranya.
PGAS 1.670 - 1.850
JPFA 1.440 - 1.590
MIKA 2.760 - 3.050
BBCA 8.125 - 9.000
SRTG 2.550 - 2.780
(nng)
tulis komentar anda