Transformasi BRI di Tengah Pandemi, Bikin Kinerja Lebih Cemerlang
Senin, 10 Oktober 2022 - 12:00 WIB
JAKARTA - Kementerian BUMN terus mendorong transformasi seluruh perusahaan BUMN agar menjadi perusahaan yang semakin profesional, transparan, akuntabel serta dapat memperkuat fondasi ekonomi Indonesia. Menteri BUMN Erick Thohir menyampaikan transformasi di perusahaan BUMN perlu terus digalakkan sebagai upaya kontribusi mendorong pertumbuhan ekonomi Indonesia.
“Transformasi BUMN tidak hanya transformasibusiness model, people, human capital, business process,dan lain-lain. Tapi kita juga ingin memastikan transformasi melalui laporan keuangan yang terkonsolidasi. Ini merupakan bagian dari transparansi dangood corporate governanceyang kita ciptakan,” kata Erick Thohir dalam Konferensi Pers Kinerja Portofolio BUMN Tahun 2021 di Jakarta (28/9/2022).
Transformasi BUMN terbukti mampu mendongkrak kinerja BUMN. Hal ini terlihat dari angka-angka laporan keuangan yang dapat dijadikan indikator, seperti peningkatanrevenue, EBITDA margin, hingga penurunan rasio utang terhadap total investasi. “Tujuannya untuk mendorong percepatan kinerja BUMN yang menjalankan sepertiga ekonomi Indonesia dalam kondisi sehat serta mendorong program kesejahteraan masyarakat lebih optimal,” jelas Erick Thohir.
Direktur Utama BRI Sunarso mengungkapkan bahwa adanya pandemi mempercepat akselerasi transformasi di tubuh perseroan. “Pandemi merupakan titik balik mempertajam transformasi menjadi BRIvolution 2.0 untuk mencapai visi "The Most Valuable Banking Group in Southeast Asia and Champion of Financial Inclusion” di tahun 2025, yang diantaranya meliputi pendirian UMi Holding sebagai sumber pertumbuhan baru, mengakselerasi pertumbuhan CASA dan mempercepat transformasi digital yang dikawal dengan transformasi culture,” ujar Sunarso.
Sejak 2016, BRI telah menjalankan program transformasi BRIvolution 1.0 untuk periode2018-2022 yang fokus di dua area yaitu Digital dan Culture. “Akibat pandemi di 2020, BRI mengambil sikap beradaptasi dengan rencana kerja 2021-2025 yang kami sebut BRIvolution 2.0. Melalui transformasi ini, BRI telah mendigitalisasi proses bisnis eksisting serta mampu menciptakan valuebaru melaluinew business model,”ujarnya.
“Sebagai contoh dalam digitalisasi bisnis proses, dengan BRISPOT, prosesbookingkredit mikro (produktivitas) meningkat dari rata-rata Rp2,5 triliun per bulan menjadi lebih dari Rp4 triliun per bulan. Selain itu proses kredit menjadi jauh lebih cepat, dari sebelumnya membutuhkan waktu 2 minggu menjadi rata-rata 2 hari, bahkan dapat lebih cepat. Contoh keberhasilannew business modeldari transformasi digital yang dilakukan oleh BRI adalah layanan perbankan melalui agen yang dinamakan Agen BRILink yang volume transaksinya telah menembus Rp1000 triliun tahun lalu”, ungkap Sunarso.
Digitalisasi terbukti mampu mengakselerasi kinerja BRI pada saat pandemi. Contoh lain adalah dengan adanya BRImo, Super Apps milik BRI yang mampu mencatatkan pertumbuhan signifikan selama pandemi berlangsung. Hingga akhir Agustus 2022 tercatat pemakai BRImo telah mencapai 20,2 juta user dengan volume transaksi mencapai Rp1.567 triliun.
Dari sisiculture, pada pertengahan 2020 yang lalu BRI melakukan penyelarasancore valueuntuk meningkatkan mutu SDM. “Sejak diluncurkan oleh Menteri BUMN pada Juli 2020 lalu, BRI langsung mengimplementasikan dan menyelaraskan AKHLAK (Amanah, Kompeten, Harmonis, Loyal, Adaptif, dan Kolaboratif) dengancore valueperseroan. Hasilnya dapat dirasakan bahwa saat ini seluruh insan BRIlian (Pekerja BRI) menyadari peran pentingnya untuk memberikan makna bagi Indonesia, baik melaluieconomic value maupunsocial value,” jelasnya.
Lebih lanjut, Sunarso mengungkapkan bahwa transformasi culture di BRI dilakukan untuk membangunPerformance Driven Culture. Budaya berbasis kinerja dilakukan dengan membangunperformance management system, dimana membutuhkanManagement Information Systemyang didukung oleh data yang valid dan akurat. “Dengan sistem tersebut maka setiap individu akan mampu merancang dan merencanakan suksesnya sendiri. Tugas perusahaan adalah menyiapkan “lapangan” atau kompetisi yang sehat, menyediakan aturan main berkompetisi (sistem), menyiapkanscore board(Performance Management System), dan pada akhirnya menyediakanrewards. Dengan begitu masing-masing individu dapat mengeluarkan potensi terbaiknya yang dikolaborasikan dengan KPI yang orkestratif sehingga menjadi potensi terbaik perusahaan”, ungkapnya.
“Dengan terus mengusung program transformasi ini, BRI sebagai salah satu BUMN terbesar di Indonesia optimistis mampu memberikan peran pentingnya terhadap pemulihan perekonomian di tengah kebangkitan ekonomi nasional,” pungkas Sunarso.
“Transformasi BUMN tidak hanya transformasibusiness model, people, human capital, business process,dan lain-lain. Tapi kita juga ingin memastikan transformasi melalui laporan keuangan yang terkonsolidasi. Ini merupakan bagian dari transparansi dangood corporate governanceyang kita ciptakan,” kata Erick Thohir dalam Konferensi Pers Kinerja Portofolio BUMN Tahun 2021 di Jakarta (28/9/2022).
Transformasi BUMN terbukti mampu mendongkrak kinerja BUMN. Hal ini terlihat dari angka-angka laporan keuangan yang dapat dijadikan indikator, seperti peningkatanrevenue, EBITDA margin, hingga penurunan rasio utang terhadap total investasi. “Tujuannya untuk mendorong percepatan kinerja BUMN yang menjalankan sepertiga ekonomi Indonesia dalam kondisi sehat serta mendorong program kesejahteraan masyarakat lebih optimal,” jelas Erick Thohir.
Direktur Utama BRI Sunarso mengungkapkan bahwa adanya pandemi mempercepat akselerasi transformasi di tubuh perseroan. “Pandemi merupakan titik balik mempertajam transformasi menjadi BRIvolution 2.0 untuk mencapai visi "The Most Valuable Banking Group in Southeast Asia and Champion of Financial Inclusion” di tahun 2025, yang diantaranya meliputi pendirian UMi Holding sebagai sumber pertumbuhan baru, mengakselerasi pertumbuhan CASA dan mempercepat transformasi digital yang dikawal dengan transformasi culture,” ujar Sunarso.
Sejak 2016, BRI telah menjalankan program transformasi BRIvolution 1.0 untuk periode2018-2022 yang fokus di dua area yaitu Digital dan Culture. “Akibat pandemi di 2020, BRI mengambil sikap beradaptasi dengan rencana kerja 2021-2025 yang kami sebut BRIvolution 2.0. Melalui transformasi ini, BRI telah mendigitalisasi proses bisnis eksisting serta mampu menciptakan valuebaru melaluinew business model,”ujarnya.
“Sebagai contoh dalam digitalisasi bisnis proses, dengan BRISPOT, prosesbookingkredit mikro (produktivitas) meningkat dari rata-rata Rp2,5 triliun per bulan menjadi lebih dari Rp4 triliun per bulan. Selain itu proses kredit menjadi jauh lebih cepat, dari sebelumnya membutuhkan waktu 2 minggu menjadi rata-rata 2 hari, bahkan dapat lebih cepat. Contoh keberhasilannew business modeldari transformasi digital yang dilakukan oleh BRI adalah layanan perbankan melalui agen yang dinamakan Agen BRILink yang volume transaksinya telah menembus Rp1000 triliun tahun lalu”, ungkap Sunarso.
Digitalisasi terbukti mampu mengakselerasi kinerja BRI pada saat pandemi. Contoh lain adalah dengan adanya BRImo, Super Apps milik BRI yang mampu mencatatkan pertumbuhan signifikan selama pandemi berlangsung. Hingga akhir Agustus 2022 tercatat pemakai BRImo telah mencapai 20,2 juta user dengan volume transaksi mencapai Rp1.567 triliun.
Dari sisiculture, pada pertengahan 2020 yang lalu BRI melakukan penyelarasancore valueuntuk meningkatkan mutu SDM. “Sejak diluncurkan oleh Menteri BUMN pada Juli 2020 lalu, BRI langsung mengimplementasikan dan menyelaraskan AKHLAK (Amanah, Kompeten, Harmonis, Loyal, Adaptif, dan Kolaboratif) dengancore valueperseroan. Hasilnya dapat dirasakan bahwa saat ini seluruh insan BRIlian (Pekerja BRI) menyadari peran pentingnya untuk memberikan makna bagi Indonesia, baik melaluieconomic value maupunsocial value,” jelasnya.
Lebih lanjut, Sunarso mengungkapkan bahwa transformasi culture di BRI dilakukan untuk membangunPerformance Driven Culture. Budaya berbasis kinerja dilakukan dengan membangunperformance management system, dimana membutuhkanManagement Information Systemyang didukung oleh data yang valid dan akurat. “Dengan sistem tersebut maka setiap individu akan mampu merancang dan merencanakan suksesnya sendiri. Tugas perusahaan adalah menyiapkan “lapangan” atau kompetisi yang sehat, menyediakan aturan main berkompetisi (sistem), menyiapkanscore board(Performance Management System), dan pada akhirnya menyediakanrewards. Dengan begitu masing-masing individu dapat mengeluarkan potensi terbaiknya yang dikolaborasikan dengan KPI yang orkestratif sehingga menjadi potensi terbaik perusahaan”, ungkapnya.
“Dengan terus mengusung program transformasi ini, BRI sebagai salah satu BUMN terbesar di Indonesia optimistis mampu memberikan peran pentingnya terhadap pemulihan perekonomian di tengah kebangkitan ekonomi nasional,” pungkas Sunarso.
(atk)
Lihat Juga :
tulis komentar anda