Pakai Kendaraan Listrik, Wamen Pahala Sebut Masyarakat Bisa Hemat Rp1,5 Juta
Senin, 17 Oktober 2022 - 20:53 WIB
JAKARTA - Wakil Menteri (Wamen) BUMN I, Pahala Nugraha Mansury menerangkan, keuntungan yang bisa didapatkan masyarakat dengan migrasi ke kendaraan listrik . Menurutnya masyarakat bisa menghemat biaya operasional hingga Rp1,5 juta per tahun jika menggunakan motor listrik dibanding saat memakai motor BBM.
"Dengan masyarakat pindah dari kendaraan bermesin BBM ke kendaraan listrik (EV), kita bisa menghemat sekitar Rp1,2 juta per tahun untuk subsidi pemerintah," ungkap Pahala saat sesi diskusi dalam gelaran SOE International Conference, Nusa Dua, Bali, Senin (17/10/2022).
Diterangkan penggunaan motor listrik mengurangi pengeluaran untuk subsidi BBM hingga Rp1,2 juta per tahun per motor, dengan asumsi rata-rata masyarakat mengisi BBM kurang lebih sekitar enam liter per minggu. Menurutnya masyarakat mendapatkan manfaat dan pemerintah juga mendapatkan manfaat dari migrasi kendaraan listrik.
Pahala mengatakan, pembangunan ekosistem kendaraan listrik di daerah-daerah percontohan akan terus ditingkatkan. Baik dari sisi infrastrukturnya yaitu dalam bentuk SPBKLU, maupun pengembangan fasilitas produksi motor listrik.
Ia juga mencatat perubahan dekarbonisasi menjadi peluang bagi BUMN untuk melakukan lompatan besar untuk meningkatkan ketahanan dan kemandirian energi nasional.
"Jadi kami melihat perubahan dekarbonisasi sebagai peluang bagi BUMN Indonesia, karena kami melihat ini adalah peluang bagi kami untuk melakukan lompatan besar dalam hal benar-benar meningkatkan ketahanan energi kami, dan kemandirian energi kami," kata dia.
Kemandirian energi nasional melalui pengembangan energi baru terbarukan (EBT), lanjut Pahala, menjadi salah satu dari lima inisiatif utama Kementerian BUMN. Karena itu, otoritas tidak hanya menggenjot kendaraan listrik berbasis baterai, namun juga biomassa, biofuel, dan panas bumi.
"Ini adalah tiga dari energi terbarukan yang menurut kami dibutuhkan Indonesia untuk benar-benar membangun keunggulan kompetitif kami. Dalam membangun energi terbarukan ini," kata dia.
Inisiatif lain adalah bagaimana pemerintah bisa mengembangkan klaster industri hijau dan molekul hijau seperti hidrogen hijau atau hidrogen biru. Pahala menyebut Indonesia memiliki kekayaan gas yang menurutnya masih tertinggal. Karena itu harus memanfaatkan molekul hijau atau biru di masa depan.
"Dengan masyarakat pindah dari kendaraan bermesin BBM ke kendaraan listrik (EV), kita bisa menghemat sekitar Rp1,2 juta per tahun untuk subsidi pemerintah," ungkap Pahala saat sesi diskusi dalam gelaran SOE International Conference, Nusa Dua, Bali, Senin (17/10/2022).
Diterangkan penggunaan motor listrik mengurangi pengeluaran untuk subsidi BBM hingga Rp1,2 juta per tahun per motor, dengan asumsi rata-rata masyarakat mengisi BBM kurang lebih sekitar enam liter per minggu. Menurutnya masyarakat mendapatkan manfaat dan pemerintah juga mendapatkan manfaat dari migrasi kendaraan listrik.
Pahala mengatakan, pembangunan ekosistem kendaraan listrik di daerah-daerah percontohan akan terus ditingkatkan. Baik dari sisi infrastrukturnya yaitu dalam bentuk SPBKLU, maupun pengembangan fasilitas produksi motor listrik.
Ia juga mencatat perubahan dekarbonisasi menjadi peluang bagi BUMN untuk melakukan lompatan besar untuk meningkatkan ketahanan dan kemandirian energi nasional.
"Jadi kami melihat perubahan dekarbonisasi sebagai peluang bagi BUMN Indonesia, karena kami melihat ini adalah peluang bagi kami untuk melakukan lompatan besar dalam hal benar-benar meningkatkan ketahanan energi kami, dan kemandirian energi kami," kata dia.
Kemandirian energi nasional melalui pengembangan energi baru terbarukan (EBT), lanjut Pahala, menjadi salah satu dari lima inisiatif utama Kementerian BUMN. Karena itu, otoritas tidak hanya menggenjot kendaraan listrik berbasis baterai, namun juga biomassa, biofuel, dan panas bumi.
"Ini adalah tiga dari energi terbarukan yang menurut kami dibutuhkan Indonesia untuk benar-benar membangun keunggulan kompetitif kami. Dalam membangun energi terbarukan ini," kata dia.
Inisiatif lain adalah bagaimana pemerintah bisa mengembangkan klaster industri hijau dan molekul hijau seperti hidrogen hijau atau hidrogen biru. Pahala menyebut Indonesia memiliki kekayaan gas yang menurutnya masih tertinggal. Karena itu harus memanfaatkan molekul hijau atau biru di masa depan.
(akr)
tulis komentar anda