Harga Minyak Dunia Makin Mahal, Hari Ini Dibanderol USD91,50 per Barel
Senin, 24 Oktober 2022 - 10:57 WIB
JAKARTA - Harga minyak mentah dunia terus mengalami kenaikan seiring dengan kekhawatiran adanya gangguan pasokan, dampak dari sanksi Uni Eropa (UE) terhadap pasokan minyak Rusia . Direncanakan UE bakal mulai menerapkan embargo total minyak Rusia pada awal Desember 2022, mendatang.
Data perdagangan hingga pukul 09:23 WIB menunjukkan minyak Brent di Intercontinental Exchange (ICE) untuk kontrak Januari 2023 menguat 0,18% di USD91,50 per barel.
Sedangkan minyak mentah West Texas Intermediate (WTI) di New York Mercantile Exchange (NYMEX) untuk pengiriman Januari tumbuh 0,21% sebesar USD84,13 per barel.
Pasar terus mencermati potensi gangguan pasokan minyak global ketika larangan Uni Eropa atas impor Rusia mulai berlaku pada 5 Desember mendatang, Negara-negara 'benua biru' juga berencana bakal memblokir impor produk minyak Rusia pada Februari tahun depan.
Seiring proyeksi tersebut, bank sentral Amerika Serikat / Federal Reserve (The Fed) diperkirakan akan mengurangi persentase suku bunganya menjelang pertemuan November.
Perlambatan kenaikan suku bunga Fed dapat mengurangi kekuatan dolar AS, yang pada akhirnya membuat komoditas berdenominasi dolar seperti minyak lebih terjangkau bagi pemegang mata uang lainnya.
Untuk mengantisipasi kenaikan harga, Presiden Joe Biden sebelumnya telah mengumumkan penjualan sisa cadangan minyak strategis sebesar 15 juta barel, sehingga total yang dilepas adalah sebanyak 180 juta barel terhitung sejak Mei lalu.
Data perdagangan hingga pukul 09:23 WIB menunjukkan minyak Brent di Intercontinental Exchange (ICE) untuk kontrak Januari 2023 menguat 0,18% di USD91,50 per barel.
Sedangkan minyak mentah West Texas Intermediate (WTI) di New York Mercantile Exchange (NYMEX) untuk pengiriman Januari tumbuh 0,21% sebesar USD84,13 per barel.
Pasar terus mencermati potensi gangguan pasokan minyak global ketika larangan Uni Eropa atas impor Rusia mulai berlaku pada 5 Desember mendatang, Negara-negara 'benua biru' juga berencana bakal memblokir impor produk minyak Rusia pada Februari tahun depan.
Seiring proyeksi tersebut, bank sentral Amerika Serikat / Federal Reserve (The Fed) diperkirakan akan mengurangi persentase suku bunganya menjelang pertemuan November.
Perlambatan kenaikan suku bunga Fed dapat mengurangi kekuatan dolar AS, yang pada akhirnya membuat komoditas berdenominasi dolar seperti minyak lebih terjangkau bagi pemegang mata uang lainnya.
Untuk mengantisipasi kenaikan harga, Presiden Joe Biden sebelumnya telah mengumumkan penjualan sisa cadangan minyak strategis sebesar 15 juta barel, sehingga total yang dilepas adalah sebanyak 180 juta barel terhitung sejak Mei lalu.
tulis komentar anda