Pertamina Gandeng UEA Garap Proyek Energi Baru Terbarukan
Selasa, 15 November 2022 - 21:21 WIB
JAKARTA - PT Pertamina (Persero) menjalin kerja sama dengan Uni Emirat Arab (UEA) untuk mengembangkan energi terbarukan. Komitmen ini diumumkan saat pertemuan Presiden Joko Widodo (Jokowi) dan Presiden Uni Emirat Arab Mohammed bin Zayed Al Nahyan.
Ada dua perusahaan asal Uni Emirat Arab yang bekerja sama dengan Pertamina, yakni Masdar, perusahaan energi terbarukan terkemuka di dunia dan Abu Dhabi National Oil Company (ADNOC). Penandatanganan komitmen kerja sama tersebut sudah dilakukan sebelumnya beberapa waktu lalu di UEA.
Kerjasama ini diimplementasikan Pertamina Power and New Renewable Energy (PNRE) dengan Masdar terkait pengembangan Pembangkit Listrik Tenaga Surya (PLTS) di Blok Rokan dengan periode perjanjian kerja sama selama 2 tahun yakni mulai 12 November 2022 hingga 2024 mendatang.
PNRE dan Masdar akan bekerja sama untuk memberikan solusi yang reliable dan kompetitif dalam pengembangan PLTS Rokan Phase 2 dan Phase 3 di WK Rokan. "Kerjasama strategis antara Pertamina NRE dengan Masdar ini akan berpotensi mendorong percepatan transisi energi," kata Direktur Utama Pertamina Nicke Widyawati dalam pernyataannya, Selasa (15/11/2022).
Sebagai informasi, PLTS Rokan Phase 2 sedang dalam studi dengan potensi kapasitas sampai 50 MWp dengan estimasi nilai investasi total USD 47 juta. Sedangkan PLTS Rokan Phase 3 dengan potensi kapasitas sampai 150 MWp dengan estimasi nilai investasi total USD140 juta.
Nicke mengatakan kerja sama ini tidak menutup kemungkinan peluang untuk pengembangan PLTS lainnya di lingkungan Pertamina. Pertamina Power Indonesia (PPI) sebagai operator PNRE, lanjut Nicke, akan membentuk joint venture dengan Masdar dengan komposisi kepemilikan dalam kerja sama yakni PPI sebanyak 55 persen dan Masdar 45 persen.
Sedangkan pemasok kebutuhan (offtaker) dari Solar PV adalah PT Pertamina Hulu Rokan (PHR) dengan manfaat penghematan biaya, penurunan CO2 footprint hingga 184.000 ton per tahun dan penurunan konsumsi gas hingga 2816 MMSCF per tahun
Selain itu, PPI dan Masdar juga melakukan pertukaran dokumen terkait dengan Memorandum of Understanding (MoU) pengembangan proyek-proyek energi terbarukan di Indonesia. Proyek tersebut di antaranya, pengembangan proyek-proyek baru Energi Baru Terbarukan (EBT) dan berbagi informasi untuk evaluasi dan analisa kelayakan proyek.
Tak hanya dengan Masdar, Pertamina juga melakukan kerja sama dengan ADNOC terkait potensi kerja sama produksi Polyolefin di Indonesia. Periode perjanjian tersebut yakni selama 1 tahun mulai 12 November 2022 – 2023.
Sedangkan potensi area kerja sama yakni, mengeksplore kesempatan partisipasi dalam proyek cracker & turunan baru dari proyek Polyolefin PT Kilang Pertamina International (KPI) di Indonesia, di mana ADNOC berminat untuk pemanfaatan teknologi ADNOC untuk Polyolefin, potensi pemasaran produk Polyolefin oleh ADNOC serta suplai feedstock seperti naphta, LPG dan Propane.
Ada dua perusahaan asal Uni Emirat Arab yang bekerja sama dengan Pertamina, yakni Masdar, perusahaan energi terbarukan terkemuka di dunia dan Abu Dhabi National Oil Company (ADNOC). Penandatanganan komitmen kerja sama tersebut sudah dilakukan sebelumnya beberapa waktu lalu di UEA.
Kerjasama ini diimplementasikan Pertamina Power and New Renewable Energy (PNRE) dengan Masdar terkait pengembangan Pembangkit Listrik Tenaga Surya (PLTS) di Blok Rokan dengan periode perjanjian kerja sama selama 2 tahun yakni mulai 12 November 2022 hingga 2024 mendatang.
PNRE dan Masdar akan bekerja sama untuk memberikan solusi yang reliable dan kompetitif dalam pengembangan PLTS Rokan Phase 2 dan Phase 3 di WK Rokan. "Kerjasama strategis antara Pertamina NRE dengan Masdar ini akan berpotensi mendorong percepatan transisi energi," kata Direktur Utama Pertamina Nicke Widyawati dalam pernyataannya, Selasa (15/11/2022).
Sebagai informasi, PLTS Rokan Phase 2 sedang dalam studi dengan potensi kapasitas sampai 50 MWp dengan estimasi nilai investasi total USD 47 juta. Sedangkan PLTS Rokan Phase 3 dengan potensi kapasitas sampai 150 MWp dengan estimasi nilai investasi total USD140 juta.
Nicke mengatakan kerja sama ini tidak menutup kemungkinan peluang untuk pengembangan PLTS lainnya di lingkungan Pertamina. Pertamina Power Indonesia (PPI) sebagai operator PNRE, lanjut Nicke, akan membentuk joint venture dengan Masdar dengan komposisi kepemilikan dalam kerja sama yakni PPI sebanyak 55 persen dan Masdar 45 persen.
Sedangkan pemasok kebutuhan (offtaker) dari Solar PV adalah PT Pertamina Hulu Rokan (PHR) dengan manfaat penghematan biaya, penurunan CO2 footprint hingga 184.000 ton per tahun dan penurunan konsumsi gas hingga 2816 MMSCF per tahun
Selain itu, PPI dan Masdar juga melakukan pertukaran dokumen terkait dengan Memorandum of Understanding (MoU) pengembangan proyek-proyek energi terbarukan di Indonesia. Proyek tersebut di antaranya, pengembangan proyek-proyek baru Energi Baru Terbarukan (EBT) dan berbagi informasi untuk evaluasi dan analisa kelayakan proyek.
Tak hanya dengan Masdar, Pertamina juga melakukan kerja sama dengan ADNOC terkait potensi kerja sama produksi Polyolefin di Indonesia. Periode perjanjian tersebut yakni selama 1 tahun mulai 12 November 2022 – 2023.
Sedangkan potensi area kerja sama yakni, mengeksplore kesempatan partisipasi dalam proyek cracker & turunan baru dari proyek Polyolefin PT Kilang Pertamina International (KPI) di Indonesia, di mana ADNOC berminat untuk pemanfaatan teknologi ADNOC untuk Polyolefin, potensi pemasaran produk Polyolefin oleh ADNOC serta suplai feedstock seperti naphta, LPG dan Propane.
(nng)
tulis komentar anda