Pandemic Fund Perkuat Industri Kesehatan Indonesia
Selasa, 15 November 2022 - 16:30 WIB
JAKARTA - Chairman PT Siloam International Hospitals Tbk (SILO) John Riady menilai Pandemic Fund (Dana Pandemi) yang telah disepakati negara-negara anggota G20 untuk pencegahan, persiapan dan respons bagi ancaman pandemi akan memperkuat industri kesehatan nasional.
Presiden Joko Widodo (Jokowi), pada Minggu (13/11/2022) meluncurkan Pandemic Fund di Nusa Dua, Bali. Berdasarkan kajian Bank Dunia dan WHO, Presiden Jokowi menyebut dunia membutuhkan USD31,1 miliar atau setara Rp481 triliun per tahun untuk memenuhi inisiatif itu.
"Industri kesehatan di Tanah Air harus segera merespons hal itu untuk melakukan evaluasi dan pemetaan persoalan di industri kesehatan, serta menguatkan ekosistemnya. Ini penting mengingat, lebih dari 60% rumah sakit di Indonesia adalah swasta," kata John, Selasa (15/11/2022).
Ia mengatakan, rumah sakit di Indonesia yang mayoritas milik swasta harus siap sehingga menjadi penonton, mengingat salah satu tujuan Pandemic Fund adalah membangun ekosistem kesehatan yang lintas negara. Pemetaan dan penguatan industri kesehatan nasional, sangat diperlukan untuk memenuhi kebutuhan masyarakat di masa depan, khususnya melalui penambahan jumlah rumah sakit, dokter, dan tenaga kesehatan. Dengan populasi penduduk Indonesia sekitar 270 juta jiwa, kata dia, belanja sektor kesehatan hanya sekitar 3,1% dari produk domestik bruto (PDB).
"Diperlukan partisipasi seluruh pihak untuk memenuhi kebutuhan layanan kesehatan di Indonesia sehingga lebih ideal," kata dia.
Lebih lanjut John mengungkapkan, nilai tersebut sangat rendah, bahkan jika dibandingkan negara-negara lain di kawasan Asean. Padahal sektor kesehatan merupakan salah satu tulang punggung kemajuan kualitas manusia sehingga diperlukan gerak cepat seluruh pihak.
Dalam jangka pendek, ketidaksiapan industri kesehatan di Indonesia sudah terbukti menguntungkan negara-negara tetangga, seperti Malaysia, Singapura, dan Australia. Data yang dirilis Indonesia Services Dialog (ISD) menunjukkan bahwa setiap tahun setidaknya orang Indonesia mengeluarkan uang Rp100 triliun untuk mendapatkan pelayanan kesehatan di luar negeri.
Selain itu, jumlah orang Indonesia yang berobat ke luar negeri meningkat hampir 100% dalam kurun waktu 10 tahun terakhir. Pada tahun 2006 terdapat 350.000 orang pasien asal Indonesia, tahun 2015 melonjak menjadi 600.000 pasien.
Presiden Joko Widodo (Jokowi), pada Minggu (13/11/2022) meluncurkan Pandemic Fund di Nusa Dua, Bali. Berdasarkan kajian Bank Dunia dan WHO, Presiden Jokowi menyebut dunia membutuhkan USD31,1 miliar atau setara Rp481 triliun per tahun untuk memenuhi inisiatif itu.
"Industri kesehatan di Tanah Air harus segera merespons hal itu untuk melakukan evaluasi dan pemetaan persoalan di industri kesehatan, serta menguatkan ekosistemnya. Ini penting mengingat, lebih dari 60% rumah sakit di Indonesia adalah swasta," kata John, Selasa (15/11/2022).
Ia mengatakan, rumah sakit di Indonesia yang mayoritas milik swasta harus siap sehingga menjadi penonton, mengingat salah satu tujuan Pandemic Fund adalah membangun ekosistem kesehatan yang lintas negara. Pemetaan dan penguatan industri kesehatan nasional, sangat diperlukan untuk memenuhi kebutuhan masyarakat di masa depan, khususnya melalui penambahan jumlah rumah sakit, dokter, dan tenaga kesehatan. Dengan populasi penduduk Indonesia sekitar 270 juta jiwa, kata dia, belanja sektor kesehatan hanya sekitar 3,1% dari produk domestik bruto (PDB).
"Diperlukan partisipasi seluruh pihak untuk memenuhi kebutuhan layanan kesehatan di Indonesia sehingga lebih ideal," kata dia.
Lebih lanjut John mengungkapkan, nilai tersebut sangat rendah, bahkan jika dibandingkan negara-negara lain di kawasan Asean. Padahal sektor kesehatan merupakan salah satu tulang punggung kemajuan kualitas manusia sehingga diperlukan gerak cepat seluruh pihak.
Dalam jangka pendek, ketidaksiapan industri kesehatan di Indonesia sudah terbukti menguntungkan negara-negara tetangga, seperti Malaysia, Singapura, dan Australia. Data yang dirilis Indonesia Services Dialog (ISD) menunjukkan bahwa setiap tahun setidaknya orang Indonesia mengeluarkan uang Rp100 triliun untuk mendapatkan pelayanan kesehatan di luar negeri.
Selain itu, jumlah orang Indonesia yang berobat ke luar negeri meningkat hampir 100% dalam kurun waktu 10 tahun terakhir. Pada tahun 2006 terdapat 350.000 orang pasien asal Indonesia, tahun 2015 melonjak menjadi 600.000 pasien.
tulis komentar anda