Pendapatan Anjlok Berlipat-lipat, KAI Minta Biaya TAC Diturunkan

Rabu, 08 Juli 2020 - 15:47 WIB
Foto/Ilustrasi/SINDOnews
JAKARTA - Dalam rangka menjaga lukuiditas, PT KAI (Persero) berharap Kementerian Perhubungan memberikan relaksasi terkait tarif penggunaan prasarana perkeretaapian atautrack access charge (TAC) yang harus dibayarkan KAI kepada pemerintah. Direktur Utama PT KAI Didiek Hartantyo mengatakan, relaksasi tarif itu demi efisiensi perusahaan akibat dampak Covid-19.

“Kami menjaga likuiditas, mengenai TAC kami mohon ke pemerintah supaya direlaksasi,” ungkapnya.

Didiek menjelaskan, sebelum Covid-19, jumlah pendapatan KAI bisa mencapai Rp40 miliar per hari. Nah, setelah pandemi melanda, pendapatan itu anlok berlipat-lipat ganda.



"Sekarang-sekarang ini anjlok menjadi Rp400 juta per hari,” ucapnya dalam rapat dengar pendapat bersama Komisi VI DPR di Jakarta, Rabu (8/7/2020). ( Baca juga:Jamin Tidak Ada PHK Karyawan, Ini Upaya yang Dilakukan KAI )

Seperti diketahui, PT KAI meminta dana talangan kepada pemerintah sebesar Rp3,5 triliun. Dana tersebut akan digunakan pada pembiayaan operasional PT KAI dan perawatan sarana perkeretaapian dengan nilai Rp680 miliar. Selain itu, membiayai perawatan prasarana sepanjang lintasan dengan nilai Rp374 miliar.

“Kemudian untuk biaya pegawai yang jumlahnya mencapai 46 ribu di seluruh Indonesia, ini komponen terbesar atau 36% dari total,” pungkasnya.
(uka)
tulis komentar anda
Follow
Dapatkan berita terkini dan kejutan menarik dari SINDOnews.com, Klik Disini untuk mendaftarkan diri anda sekarang juga!
Video Rekomendasi
Berita Terkait
Rekomendasi
Terpopuler
Berita Terkini More