Pede Bisnis Tetap Tumbuh di 2023 Meski Dihantui Resesi, Dirut BBYB: 2020 Lebih Ngeri
Kamis, 17 November 2022 - 07:46 WIB
JAKARTA - Di tengah ancaman resesi global , emiten bank digital PT Bank Neo Commerce Tbk (BBYB) optimistis bisnis perseroan akan tetap tumbuh positif ke depan.
Optimisme didasari keyakinan akan kondisi ekonomi makro Indonesia yang diproyeksikan tetap bertahan di 2023 meskipun dibayangi risiko resesi.
“Dibanding 2023 yang katanya akan gelap, justru pada 2020 lebih ngeri lagi. Di 2023, apapun kondisinya sudah bisa kita prediksi dan antisipasi,” kata Direktur Utama (Dirut) BBYB Tjandra Gunawan dalam media gathering di Jakarta, dikutip Kamis (17/11/2022).
Menurut dia, optimisme ini juga didorong oleh inovasi yang terus dilakukan perseroan dalam menghadirkan fitur dan produk-produk baru bagi nasabah. Selain itu, aksi korporasi yang tengah dilakukan perseroan juga sebagai upaya menjaga kinerja.
Sebagaimana diketahui, BBYB saat ini sedang dalam pelaksanaan penambahan modal dengan hak memesan efek terlebih dahulu (HMETD) atau rights issue. Aksi korporasi ini dilakukan guna memenuhi syarat pemenuhan modal inti Rp3 triliun oleh Otoritas Jasa Keuangan (OJK).
Adapun, dana yang didapat dari rights issue nantinya akan digunakan perseroan untuk memperkuat modal inti, serta untuk modal kerja pengembangan usaha perseroan, antara lain berupa penyaluran kredit dan kegiatan operasional perbankan lainnya.
Perseroan juga aktif mengeluarkan produk dan fitur baru di aplikasi bank digital milik perseroan, neobank. Adapun produk dan fitur lain yang juga menjadi andalan dalam meningkatkan kinerja perseroan yakni, fitur tabungan berjangka Neo Wish, fitur investasi emas Neo Emas, dan fitur pinjaman Neo Loan.
“Di 2,5 tahun lalu kami bank kecil banget. Lalu bertahan jadi bank buku 1, ke bank buku 2, dan transformasi ke bank digital. Modal jadi tantangan kami. Kedua, likuiditas jadi sangat ketat, kalau sekarang kami alhamdulillah punya likuiditas secure,” urainya.
Optimisme didasari keyakinan akan kondisi ekonomi makro Indonesia yang diproyeksikan tetap bertahan di 2023 meskipun dibayangi risiko resesi.
“Dibanding 2023 yang katanya akan gelap, justru pada 2020 lebih ngeri lagi. Di 2023, apapun kondisinya sudah bisa kita prediksi dan antisipasi,” kata Direktur Utama (Dirut) BBYB Tjandra Gunawan dalam media gathering di Jakarta, dikutip Kamis (17/11/2022).
Menurut dia, optimisme ini juga didorong oleh inovasi yang terus dilakukan perseroan dalam menghadirkan fitur dan produk-produk baru bagi nasabah. Selain itu, aksi korporasi yang tengah dilakukan perseroan juga sebagai upaya menjaga kinerja.
Baca Juga
Sebagaimana diketahui, BBYB saat ini sedang dalam pelaksanaan penambahan modal dengan hak memesan efek terlebih dahulu (HMETD) atau rights issue. Aksi korporasi ini dilakukan guna memenuhi syarat pemenuhan modal inti Rp3 triliun oleh Otoritas Jasa Keuangan (OJK).
Adapun, dana yang didapat dari rights issue nantinya akan digunakan perseroan untuk memperkuat modal inti, serta untuk modal kerja pengembangan usaha perseroan, antara lain berupa penyaluran kredit dan kegiatan operasional perbankan lainnya.
Perseroan juga aktif mengeluarkan produk dan fitur baru di aplikasi bank digital milik perseroan, neobank. Adapun produk dan fitur lain yang juga menjadi andalan dalam meningkatkan kinerja perseroan yakni, fitur tabungan berjangka Neo Wish, fitur investasi emas Neo Emas, dan fitur pinjaman Neo Loan.
“Di 2,5 tahun lalu kami bank kecil banget. Lalu bertahan jadi bank buku 1, ke bank buku 2, dan transformasi ke bank digital. Modal jadi tantangan kami. Kedua, likuiditas jadi sangat ketat, kalau sekarang kami alhamdulillah punya likuiditas secure,” urainya.
tulis komentar anda