Ganjar Bangun 2.352 Desa Mandiri Energi, Jateng Jadi Contoh Pengembangan EBT

Rabu, 16 November 2022 - 16:30 WIB
Gubernur Jateng Ganjar Pranowo berbicara tentang EBT di Energy Transition Working Group (ETWG) Meeting, di Bali, Selasa (30/8). FOTO/dok.Istimewa
JAKARTA - Provinsi Jawa Tengah (Jateng) berhasil membangun 2.353 desa mandiri energi dari total 8.562 desa/kelurahan se-Jateng. Keberhasilan itu membuat Jateng di bawah kepemimpinan Gubernur Ganjar Pranowo menjadi percontohan pengembangan energi baru dan terbarukan (EBT) nasional.

Hingga tahun 2021, bauran energi Jateng mencapai 13,38 persen. Berbagai pemanfaatan energi terbarukan di Jateng terdiri dari pembangkit listrik tenaga surya, hidro, panas bumi, sampah serta pemanfaatan energi non-listrik seperti biodiesel, biogas, biomasa dan gas rawa (biogenic shallow gas).

"Desa mandiri energi kita masih jalan terus karena sekarang tidak hanya mencari potensi lokal ya, seperti yang kita miliki ada air, ada angin, kemudian gas rawa yang paling banyak itu terus kita dorong," ujar Ganjar dalam pernyataannya, di Jakarta, Rabu (16/11/2022).





Berdasarkan laporan, dari 2.353 desa mandiri energi yang berhasil dibangun Ganjar, terdiri dari 2.167 desa mandiri energi inisiatif, 160 desa mandiri energi berkembang dan 26 desa mandiri mapan. Dia menyebutkan pembangunan desa mandiri energi Jateng hingga kini masih berjalan dan akan terus bertambah.

Ganjar saat ini sedang melakukan uji coba terhadap sunroof yang digunakan untuk energi tenaga surya. Selain itu, potensi energi geothermal juga terus dioptimalkan Ganjar di wilayah yang memiliki sumber daya memadai, seperti Dieng, lereng Gunung Lawu dan Gunung Slamet.

Jika seluruh potensi EBT di Jateng telah dioptimalkan, kata Ganjar, maka akan semakin banyak desa/kelurahan di Jateng yang mampu menjadi desa mandiri energi. Di tahun 2023, Ganjar menargetkan desa mandiri energi sebanyak 28,02 persen desa/kelurahan atau sekitar 2.399 desa/kelurahan se-Jateng.

Keberhasilan transisi energi tersebut akan memberikan banyak kegunaan, seperti biaya sistem kelistrikan yang lebih murah, diversifikasi ekonomi, pengembangan industri baru, munculnya lapangan kerja hijau, perbaikan kualitas udara, tanah, dan air serta penurunan biaya kesehatan.

"Kalau itu bisa diolah secara profesional dan beberapa didistribusikan ke desa, maka energi desa tersebut mampu mandiri sekali. Maka butuh keseriusan, keyakinan, kebijakan, prioritas dan butuh partisipasi. Karena kalau semua ikut, ini akan berjalan lancar," ungkap Ganjar.
Halaman :
tulis komentar anda
Follow
Dapatkan berita terkini dan kejutan menarik dari SINDOnews.com, Klik Disini untuk mendaftarkan diri anda sekarang juga!
Video Rekomendasi
Berita Terkait
Rekomendasi
Terpopuler
Berita Terkini More