Ada Ancaman Resesi, PHK Massal Diramal Berlanjut Tahun Depan

Sabtu, 19 November 2022 - 14:24 WIB
Gelombang PHK diperkirakan masih akan menerjang pada tahun depan. Foto/Ilustrasi
JAKARTA - Gelombang Pemutusan Hubungan Kerja (PHK) tengah menghantam sejumlah perusahaan di industri teknologi, baik di dalam maupun luar negeri. Mulai dari perusahaan raksasa hingga rintisan atau startup.

Terbaru, PT GoTo Gojek Tokopedia Tbk (GOTO) dan Ruangguru mengumumkan keputusan perusahaan untuk melakukan PHK terhadap pekerjanya.

Pengamat ekonomi yang juga Direktur Eksekutif Center of Economic and Law Studies (Celios) Bhima Yudhistira mengatakan, gelombang PHK diperkirakan bakal terus terjadi di berbagai perusahaan layanan digital lainnya. Mulai dari fintech, edutech hingga healthtech.



"Tahun 2023, kondisi ekonomi dengan adanya ancaman resesi global, membuat persaingan pencarian dana dari investor semakin ketat," ujarnya kepada MNC Portal Indonesia (MPI), Sabtu (19/11/2022).



Bhima mengimbau para founder maupun CEO perusahaan digital bersiap untuk menghadapi tekanan yang lebih besar. Selain itu, pemerintah diminta turun tangan memastikan korban PHK baik karyawan tetap maupun karyawan kontrak yang diputus masa kerjanya agar mendapatkan hak-hak sesuai peraturan ketenagakerjaan.

"Karena skala PHK-nya masif, Kementerian Ketenagakerjaan harus membuat posko untuk menampung apabila ada hak pekerja yang tidak dibayar penuh, maupun ditangguhkan seperti pesangon dan sebagainya," tuturnya.

Pemerintah juga menurutnya perlu mempersiapkan lapangan kerja baru, sebagai contoh korban PHK startup dapat diserap ke anak cucu Badan Usaha Milik Negara (BUMN).

"Hal tersebut untuk menghindari hysteresis atau pelemahan keahlian karena korban PHK digital yang notabene adalah high-skill worker (keahlian tinggi) menganggur terlalu lama, sementara Indonesia diperkirakan masih memiliki gap kekurangan 9 juta tenaga kerja di ekosistem digital," tutup Bhima.



Sebelumnya, PT GoTo Gojek Tokopedia Tbk (GOTO) pada Jumat (18/11) mengumumkan ihwal PHK terhadapribuan karyawannya. Langkah tersebut dilakukan sebagai bagian dari efisiensi beban perseroan di tengah ketidakpastian kondisi ekonomi. Keputusan PHK tak terhindarkan demi bertahan dan menjaga proses pertumbuhan.

Perseroan harus mengambil keputusan yang sulit untuk melakukan perampingan karyawan yang akan berdampak kepada 1.300 orang atau sekitar 12% dari total karyawan tetap grup GoTo.
(ind)
tulis komentar anda
Follow
Dapatkan berita terkini dan kejutan menarik dari SINDOnews.com, Klik Disini untuk mendaftarkan diri anda sekarang juga!
Video Rekomendasi
Berita Terkait
Rekomendasi
Terpopuler
Berita Terkini More