Kelangkaan Chip Bikin Bursa Mobil Bekas Kian Memanas
Jum'at, 25 November 2022 - 14:35 WIB
JAKARTA - Kelangkaan chip semi konduktor global disinyalir berdampak pada industri otomotif di Tanah Air. Kondisi itu membuat indent atau pemesanan mobil baru menjadi lebih lama.
President Director PT Astra Digital Mobil, Naga Sujady, mengatakan masalah kelangkaan chip bisa memberikan peluang untuk sektor jual dan beli atau tukar tambah mobil bekas.
"Saat ini mungkin ada beberapa yang cukup positif juga karena memang ada kebutuhan mereka. Daripada menunggu mobil baru agak lama, mereka bisa membeli mobil bekas dulu," kata Naga saat ditemui di Pos Blo Jakarta, Jumat (25/11/2022).
Naga mengungkapkan pada tahun ini jual dan beli mobil bekas mulai tumbuh sekitar 10%, jika dibandingkan dengan tahun sebelumnya ketika pandemi Covid-19. "Kalau kita lihat tahun ini secara penjualan di mobil bekas naik sekitar 10%," sambungnya.
Di samping itu, menurutnya, kondisi makro ekonomi Indonesia juga belum sepenuhnya pulih. Konsumsi masyarakat terhadap mobil baru saat ini belum signifikan, terlebih ketika tidak ada insentif fiskal dari pemerintah untuk diskon PPnBM DTP.
"Tahun depan secara makro kelihatannya memang begitu baik. Kita selalu berusaha untuk membangun features yang lebih baik dan bermanfaat untuk masyarakat banyak," pungkasnya.
Baca Juga
President Director PT Astra Digital Mobil, Naga Sujady, mengatakan masalah kelangkaan chip bisa memberikan peluang untuk sektor jual dan beli atau tukar tambah mobil bekas.
"Saat ini mungkin ada beberapa yang cukup positif juga karena memang ada kebutuhan mereka. Daripada menunggu mobil baru agak lama, mereka bisa membeli mobil bekas dulu," kata Naga saat ditemui di Pos Blo Jakarta, Jumat (25/11/2022).
Naga mengungkapkan pada tahun ini jual dan beli mobil bekas mulai tumbuh sekitar 10%, jika dibandingkan dengan tahun sebelumnya ketika pandemi Covid-19. "Kalau kita lihat tahun ini secara penjualan di mobil bekas naik sekitar 10%," sambungnya.
Di samping itu, menurutnya, kondisi makro ekonomi Indonesia juga belum sepenuhnya pulih. Konsumsi masyarakat terhadap mobil baru saat ini belum signifikan, terlebih ketika tidak ada insentif fiskal dari pemerintah untuk diskon PPnBM DTP.
"Tahun depan secara makro kelihatannya memang begitu baik. Kita selalu berusaha untuk membangun features yang lebih baik dan bermanfaat untuk masyarakat banyak," pungkasnya.
(uka)
tulis komentar anda