Bank Jago Siap Luncurkan Layanan Berbasis Aplikasi Tahun Ini
Kamis, 09 Juli 2020 - 18:08 WIB
JAKARTA - PT Bank Jago Tbk (Bank Jago) terus menyiapkan bisnis model dan rencana pengembangan bisnis bank ke depan. Perseroan menargetkan siap meluncurkan layanan aplikasi terbaru di tahun ini.
Direktur Utama Bank Jago, Kharim Siregar mengatakan pendanaan dari rights issue senilai Rp1,3 triliun telah selesai pada April 2020. Pemegang saham pengendali, PT Metamorfosis Ekosistem Indonesia (MEI) dan Wealth Track Technology Limited (WTT) memiliki total saham 51%, sementara saham milik publik tercatat sebesar 49%.
“Pemegang saham pengendali memiliki komitmen menjadikan Bank Jago berbasis teknologi yang akan melayani segmen menengah dan mass market, serta berkolaborasi bersama seluruh pelaku ekosistem digital. Kami optimistis ikut menumbuhkan ekonomi digital dan industri perbankan nasional,” kata Kharim dalam diskusi virtual di Jakarta, Kamis (9/7/2020). (Baca juga : Sudah Dijamin, Sri Minta Perbankan Jangan Takut Kasih Utang ke UMKM )
Dengan penambahan modal dari rights issue, Bank Jago naik peringkat menjadi Bank BUKU II dengan ekuitas Rp1,3 triliun dan aset senilai Rp1,8 triliun per April 2020. Hingga Maret 2020 rasio kecukupan modal (CAR) tercatat 116%, loan to deposit ratio (LDR) sebesar 58% dan non performing loan (NPL) 2,9%. “Saat ini kami tengah menyiapkan model bisnis dan menyempurnakan aplikasi. Targetnya akan diluncurkan sebelum kuartal IV-2020," kata Kharim.
Dia juga menjelaskan pilihan menjadi bank berbasis teknologi berdasarkan kajian mendalam khususnya perubahan tren layanan keuangan digital dan penggunaan teknologi dalam kehidupan sehari hari.
“Disrupsi digital di sektor jasa keuangan telah mengubah lanskap industri perbankan. Maka itu, kemampuan bank dalam beradaptasi dan memahami kebutuhan nasabah menjadi faktor kunci,” katanya.
Cara pandang masyarakat terhadap layanan dan produk jasa keuangan juga berubah secara signifikan dalam lima tahun terakhir. Puncaknya, ketika wabah Covid-19 melanda dunia, termasuk Indonesia.
Pembatasan interaksi sosial dan jarak, untuk memutus rantai penyebaran virus, telah memaksa masyarakat untuk beradaptasi menggunakan teknologi digital dalam memenuhi kebutuhan sehari hari.
Kondisi luar biasa ini membuat layanan keuangan digital bukan lagi sekadar tren, tetapi sudah menjadi kebutuhan mendasar. “Bagi kami, penerapan teknologi digital itu adalah sesuatu yang sangat penting, keniscayaan yang tak terhindarkan lagi. Tapi, ada yang jauh lebih penting dari itu. Yakni, memastikan penerapan teknologi digital dapat mendatangkan kebaikan dan memberikan manfaat yang sebesar besarnya untuk kita semua,” tuturnya.
Dalam melayani ekosistem digital, Bank Jago akan berkolaborasi dengan semua platform. Mulai dari platform e-commerce, aplikasi penyedia jasa transportasi, industri travel, online shop, hiburan hingga pembayaran digital dan fintech lending. Selain itu, manajemen juga akan menyalurkan pembiayaan berbasis partnership dengan menyasar ekosistem fintech dan supply chain.
“Segmen yang kami sasar itu menengah dan mass market, yang sebagian besar merupakan pelaku UMKM. Kami tentu memiliki aspirasi untuk ikut mempercepat digitalisasi UMKM sehingga memiliki daya saing lebih baik lagi,” pungkasnya.
Direktur Utama Bank Jago, Kharim Siregar mengatakan pendanaan dari rights issue senilai Rp1,3 triliun telah selesai pada April 2020. Pemegang saham pengendali, PT Metamorfosis Ekosistem Indonesia (MEI) dan Wealth Track Technology Limited (WTT) memiliki total saham 51%, sementara saham milik publik tercatat sebesar 49%.
“Pemegang saham pengendali memiliki komitmen menjadikan Bank Jago berbasis teknologi yang akan melayani segmen menengah dan mass market, serta berkolaborasi bersama seluruh pelaku ekosistem digital. Kami optimistis ikut menumbuhkan ekonomi digital dan industri perbankan nasional,” kata Kharim dalam diskusi virtual di Jakarta, Kamis (9/7/2020). (Baca juga : Sudah Dijamin, Sri Minta Perbankan Jangan Takut Kasih Utang ke UMKM )
Dengan penambahan modal dari rights issue, Bank Jago naik peringkat menjadi Bank BUKU II dengan ekuitas Rp1,3 triliun dan aset senilai Rp1,8 triliun per April 2020. Hingga Maret 2020 rasio kecukupan modal (CAR) tercatat 116%, loan to deposit ratio (LDR) sebesar 58% dan non performing loan (NPL) 2,9%. “Saat ini kami tengah menyiapkan model bisnis dan menyempurnakan aplikasi. Targetnya akan diluncurkan sebelum kuartal IV-2020," kata Kharim.
Dia juga menjelaskan pilihan menjadi bank berbasis teknologi berdasarkan kajian mendalam khususnya perubahan tren layanan keuangan digital dan penggunaan teknologi dalam kehidupan sehari hari.
“Disrupsi digital di sektor jasa keuangan telah mengubah lanskap industri perbankan. Maka itu, kemampuan bank dalam beradaptasi dan memahami kebutuhan nasabah menjadi faktor kunci,” katanya.
Cara pandang masyarakat terhadap layanan dan produk jasa keuangan juga berubah secara signifikan dalam lima tahun terakhir. Puncaknya, ketika wabah Covid-19 melanda dunia, termasuk Indonesia.
Pembatasan interaksi sosial dan jarak, untuk memutus rantai penyebaran virus, telah memaksa masyarakat untuk beradaptasi menggunakan teknologi digital dalam memenuhi kebutuhan sehari hari.
Kondisi luar biasa ini membuat layanan keuangan digital bukan lagi sekadar tren, tetapi sudah menjadi kebutuhan mendasar. “Bagi kami, penerapan teknologi digital itu adalah sesuatu yang sangat penting, keniscayaan yang tak terhindarkan lagi. Tapi, ada yang jauh lebih penting dari itu. Yakni, memastikan penerapan teknologi digital dapat mendatangkan kebaikan dan memberikan manfaat yang sebesar besarnya untuk kita semua,” tuturnya.
Dalam melayani ekosistem digital, Bank Jago akan berkolaborasi dengan semua platform. Mulai dari platform e-commerce, aplikasi penyedia jasa transportasi, industri travel, online shop, hiburan hingga pembayaran digital dan fintech lending. Selain itu, manajemen juga akan menyalurkan pembiayaan berbasis partnership dengan menyasar ekosistem fintech dan supply chain.
“Segmen yang kami sasar itu menengah dan mass market, yang sebagian besar merupakan pelaku UMKM. Kami tentu memiliki aspirasi untuk ikut mempercepat digitalisasi UMKM sehingga memiliki daya saing lebih baik lagi,” pungkasnya.
(ind)
tulis komentar anda