Menko Airlangga Paparkan Prospek Ekonomi Nasional dalam US-Indonesia Investment Summit 2022
Rabu, 07 Desember 2022 - 07:16 WIB
JAKARTA - Pertumbuhan ekonomi Indonesia dalam tiga kuartal terakhir menunjukkan kinerja yang sangat solid dengan selalu berada di atas 5% dan telah melampaui pertumbuhan ekonomi tahun 2019, sebelum merebaknya pandemi. Dengan catatan yang mengesankan tersebut, pertumbuhan ekonomi sepanjang tahun 2022 diproyeksikan sebesar 5,2%, dan sebesar 5,3% untuk tahun 2023.
Berita menggembirakan ini juga ditambah dengan dukungan kualitas pertumbuhan yang terlihat dari melandainya tingkat inflasi yang turun menjadi 5,42% (yoy) pada bulan November, setelah sebelumnya sempat melaju sebesar 5,71% (yoy) pada bulan Oktober. Purchase Managers’ Index juga melanjutkan tren ekpansi selama 15 bulan berturut-turut dan pada bulan November berada pada level 50,3, lebih tinggi dari beberapa negara lainnya seperti Vietnam (47,4), Jepang (49), Myanmar (44,6), dan Malaysia (47,9).
Mewakili Presiden Joko Widodo pada acara US-Indonesia Investment Summit 2022, Selasa (6/12/2022), Menteri Koordinator Bidang Perekonomian Airlangga Hartarto dalam keynote speech-nya secara daring menyampaikan, “Sejalan dengan hal itu, Indeks Keyakinan Konsumen pada bulan Oktober juga masih menunjukkan optimisme dan prospek permintaan dalam negeri yang kuat yakni sebesar 120,3.”
Selain melakukan berbagai upaya untuk memperkuat kemitraan, pemerintah juga telah merancang berbagai kebijakan untuk menjaga pertumbuhan ekonomi yang positif, termasuk dengan mendorong UMKM serta melanjutkan vaksinasi booster dan reformasi struktural. Pemerintah Indonesia mengajak seluruh pihak swasta untuk berkolaborasi dan berkontribusi melalui investasi dan berbisnis di Indonesia.
Pada tahun 2023, Indonesia juga akan menindaklanjuti berbagai komitmen pendanaan bagi transisi energi dan proyek infrastruktur yang merupakan hasil dari KTT G20 Indonesia. Komitmen pendanaan tersebut yakni Just Energy Transition Partnership (JETP), Asia Zero Emission Community (AZEC), dan Partnership for Global Infrastructure and Investment (PGII).
“Indonesia sangat berterima kasih kepada Amerika Serikat dan negara-negara G7 lainnya yang telah mempercayakan Indonesia untuk menerima pendanaan dari beberapa kerja sama tersebut,” kata Menko Airlangga.
Meski saat ini nilai ekspor bijih mineral tercatat berkontribusi signifikan terhadap total ekspor Indonesia, pengembangan industri hilir komoditas unggulan juga diyakini pemerintah akan mampu meningkatkan daya saing dan nilai tambah ekspor, menjaga pertumbuhan ekonomi, serta membuka lapangan banyak pekerjaan.
Indonesia selanjutnya telah terbukti menjadi negara yang mampu bertahan dari krisis dengan tetap menjamin ketahanan ekonomi dan menjaga stabilitas politik. Indonesia juga telah mengembangkan infrastruktur ekosistem digital sebagai salah satu engine of growth dalam waktu dekat.
“Pelaku bisnis, eksekutif, dan investor sama-sama optimistis terhadap prospek ekonomi Indonesia ke depan. Oleh karena itu, saya menyambut setiap investasi dan kerja sama lebih lanjut dengan AS dan Amcham di Indonesia. Pemerintah Indonesia akan terus mendorong kepastian hukum dan meningkatkan kemudahan berusaha dan investasi di dalam negeri,” pungkas Menko Airlangga.
Berita menggembirakan ini juga ditambah dengan dukungan kualitas pertumbuhan yang terlihat dari melandainya tingkat inflasi yang turun menjadi 5,42% (yoy) pada bulan November, setelah sebelumnya sempat melaju sebesar 5,71% (yoy) pada bulan Oktober. Purchase Managers’ Index juga melanjutkan tren ekpansi selama 15 bulan berturut-turut dan pada bulan November berada pada level 50,3, lebih tinggi dari beberapa negara lainnya seperti Vietnam (47,4), Jepang (49), Myanmar (44,6), dan Malaysia (47,9).
Mewakili Presiden Joko Widodo pada acara US-Indonesia Investment Summit 2022, Selasa (6/12/2022), Menteri Koordinator Bidang Perekonomian Airlangga Hartarto dalam keynote speech-nya secara daring menyampaikan, “Sejalan dengan hal itu, Indeks Keyakinan Konsumen pada bulan Oktober juga masih menunjukkan optimisme dan prospek permintaan dalam negeri yang kuat yakni sebesar 120,3.”
Selain melakukan berbagai upaya untuk memperkuat kemitraan, pemerintah juga telah merancang berbagai kebijakan untuk menjaga pertumbuhan ekonomi yang positif, termasuk dengan mendorong UMKM serta melanjutkan vaksinasi booster dan reformasi struktural. Pemerintah Indonesia mengajak seluruh pihak swasta untuk berkolaborasi dan berkontribusi melalui investasi dan berbisnis di Indonesia.
Pada tahun 2023, Indonesia juga akan menindaklanjuti berbagai komitmen pendanaan bagi transisi energi dan proyek infrastruktur yang merupakan hasil dari KTT G20 Indonesia. Komitmen pendanaan tersebut yakni Just Energy Transition Partnership (JETP), Asia Zero Emission Community (AZEC), dan Partnership for Global Infrastructure and Investment (PGII).
“Indonesia sangat berterima kasih kepada Amerika Serikat dan negara-negara G7 lainnya yang telah mempercayakan Indonesia untuk menerima pendanaan dari beberapa kerja sama tersebut,” kata Menko Airlangga.
Meski saat ini nilai ekspor bijih mineral tercatat berkontribusi signifikan terhadap total ekspor Indonesia, pengembangan industri hilir komoditas unggulan juga diyakini pemerintah akan mampu meningkatkan daya saing dan nilai tambah ekspor, menjaga pertumbuhan ekonomi, serta membuka lapangan banyak pekerjaan.
Indonesia selanjutnya telah terbukti menjadi negara yang mampu bertahan dari krisis dengan tetap menjamin ketahanan ekonomi dan menjaga stabilitas politik. Indonesia juga telah mengembangkan infrastruktur ekosistem digital sebagai salah satu engine of growth dalam waktu dekat.
“Pelaku bisnis, eksekutif, dan investor sama-sama optimistis terhadap prospek ekonomi Indonesia ke depan. Oleh karena itu, saya menyambut setiap investasi dan kerja sama lebih lanjut dengan AS dan Amcham di Indonesia. Pemerintah Indonesia akan terus mendorong kepastian hukum dan meningkatkan kemudahan berusaha dan investasi di dalam negeri,” pungkas Menko Airlangga.
(uka)
tulis komentar anda