Hilirisasi Nikel Jadi Kekuatan Indonesia untuk Mengakselerasi Industri Kendaraan Listrik

Rabu, 07 Desember 2022 - 09:09 WIB
Proses pengolahan nikel di pabrik milik PT Vale Indonesia. Foto/Ist
JAKARTA - Kepemimpinan Indonesia pada G20 menegaskan bahwa Indonesia adalah salah satu negara penting yang berkontribusi pada masa depan dunia. Selain tren pertumbuhan ekonomi yang positif, cadangan mineral yang dimiliki juga menempatkan negara ini berada dalam rantai logistik mineral utama dunia, salah satunya adalah nikel .



Data dari United States Geological Survey (USGS) pada Januari 2020 dan Badan Geologi 2019 yang disarikan dari Booklet Nikel oleh Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) 2020 menyatakan, Indonesia memiliki 72 juta ton nikel atau setara dengan 52% dari total cadangan dunia sebesar 139.419.000 ton. Potensi cadangan nikel ini yang juga menjadikan The Economist memproyeksi peran Indonesia akan menjadi lebih penting.

Nikel adalah material utama dalam pembuatan kendaraan listrik , namun permasalahan hilirisasi masih menjadi kendala utama dalam merealisasikan rencana tersebut. Salah satu kendala adalah besarnya jumlah investasi yang dibutuhkan oleh perusahaan untuk membangun smelter.

Di sinilah komitmen pemain industri ekstraktif untuk dapat berkontribusi dalam memastikan kebutuhan nikel siap pakai melalui kebijakan hilirisasi. Seperti yang telah dilakukan oleh PT Vale Indonesia yang pada tanggal 27 November 2022 melakukan peresmian proyek penambangan nikel di Sulawesi Tenggara, Blok Pomalaa.



Peresmian blok baru yang disaksikan secara langsung oleh Menteri Koordinator Bidang Kemaritiman dan Investasi Luhut Binsar Pandjaitan ini ditargetkan akan menghasilkan 120 kiloton nickel matte per tahun (ktpa) dan potensi menyumbang devisa sebesar USD4,5 miliar.

Menurut Febriany Eddy, CEO PT Vale Indonesia, sejak berdiri dari lebih 50 tahun lalu perusahaan tidak pernah mengekspor biji mentah. Perjalanan panjang ini menjadi bukti komitmen PT Vale Indonesia untuk memastikan hilirisasi nikel.

“Kami dari awal selalu memproses nikel yang kami tambang menjadi nickel matte sebelum kami ekspor. Hal ini kami lakukan untuk memastikan bahwa ekspor nikel Indonesia memiliki nilai tambah di perdagangan dunia,” jelasnya, Selasa (6/12/2022).

Badan Energi Internasional atau IEA memprediksi di tahun 2030 kendaraan listrik akan mewakili lebih dari 60% kendaraan yang dijual secara global, sebagai dampak dari kebijakan PBB untuk mewujudkan net zero emission. Kepastian cadangan nikel berkualitas akan krusial untuk memastikan ‘suku cadang’ utama kendaraan listrik, yakni baterai, untuk selalu tersedia di pasaran.
Halaman :
tulis komentar anda
Video Rekomendasi
Berita Terkait
Rekomendasi
Terpopuler
Berita Terkini More