Tingkat Kepercayaan Bisnis Anjlok, Ekonomi China Bisa Menuju Resesi di 2023
Rabu, 21 Desember 2022 - 06:49 WIB
BEIJING - Tingkat kepercayaan bisnis China turun ke level terendah sejak Januari 2013, berdasarkan survei yang dilakukan oleh World Economics. Hal ini mencerminkan dampak lonjakan kasus Covid-19 pada aktivitas ekonomi, ketika ada beberapa langkah pengendalian pandemi dihentikan secara tiba-tiba.
Indeks turun menjadi 48,1 pada Desember 2022 dari 51,8 pada November, dari hasil survei World Economics terhadap manajer penjualan di lebih dari 2.300 perusahaan yang dilakukan 1-16 Desember. Indeks ini merupakan yang terendah sejak survei dimulai pada 2013.
Hasil survei merupakan salah satu indikator pertama tentang bagaimana sektor bisnis telah terpukul pada ekonomi terbesar kedua di dunia tersebut. Usai relaksasi tajam langkah-langkah penanganan Covid yang ketat pada 7 Desember, kemudian memicu peningkatan gelombang kasus Covid-19 domestik yang masih tumbuh di seluruh China.
"Survei menunjukkan bahwa tingkat pertumbuhan ekonomi China telah melambat cukup dramatis, dan mungkin menuju resesi pada tahun 2023," kata World Economics.
PDB China diperkirakan hanya tumbuh 3% tahun ini, dan menjadi kinerja terburuknya dalam hampir setengah abad. Baca Juga: Shanghai Lockdown: Sejauh Mana Menguncang Ekonomi China
Survei juga menunjukkan aktivitas bisnis turun tajam pada bulan Desember dengan indeks manajer penjualan di Sektor Manufaktur dan Jasa keduanya di bawah level 50.
"Persentase perusahaan yang mengklaim saat ini terkena dampak negatif oleh Covid-19 telah meningkat ke level tertinggi, dengan lebih dari setengah dari semua responden menunjukkan bahwa operasional mereka dirugikan dengan beberapa cara," kata penyedia data yang berbasis di London itu.
China baru-baru ini melonggarkan beberapa bagian penting dari pembatasan dan penguncian anti-Covid. Langkah-langkah itu diperjuangkan oleh Presiden Xi Jinping tetapi mengganggu ekonomi dan memicu protes dari rakyat yang belum pernah terjadi sebelumnya dalam pemerintahannya selama satu dekade.
Para pemimpin dan pembuat kebijakan akan fokus pada stabilisasi ekonomi pada tahun 2023 dan meningkatkan penyesuaian kebijakan untuk memastikan target utama tercapai, menurut pertemuan penetapan agenda yang berakhir pada hari Jumat.
"Mungkin perlu setidaknya seperempat lagi sebelum keadaan berbalik," kata Dan Wang, kepala ekonom di Hang Seng Bank China.
"Banyak usaha kecil kehabisan likuiditas, terutama restoran, pusat kebugaran, hotel, dan layanan kota lainnya," paparnya.
Indeks turun menjadi 48,1 pada Desember 2022 dari 51,8 pada November, dari hasil survei World Economics terhadap manajer penjualan di lebih dari 2.300 perusahaan yang dilakukan 1-16 Desember. Indeks ini merupakan yang terendah sejak survei dimulai pada 2013.
Hasil survei merupakan salah satu indikator pertama tentang bagaimana sektor bisnis telah terpukul pada ekonomi terbesar kedua di dunia tersebut. Usai relaksasi tajam langkah-langkah penanganan Covid yang ketat pada 7 Desember, kemudian memicu peningkatan gelombang kasus Covid-19 domestik yang masih tumbuh di seluruh China.
"Survei menunjukkan bahwa tingkat pertumbuhan ekonomi China telah melambat cukup dramatis, dan mungkin menuju resesi pada tahun 2023," kata World Economics.
PDB China diperkirakan hanya tumbuh 3% tahun ini, dan menjadi kinerja terburuknya dalam hampir setengah abad. Baca Juga: Shanghai Lockdown: Sejauh Mana Menguncang Ekonomi China
Survei juga menunjukkan aktivitas bisnis turun tajam pada bulan Desember dengan indeks manajer penjualan di Sektor Manufaktur dan Jasa keduanya di bawah level 50.
"Persentase perusahaan yang mengklaim saat ini terkena dampak negatif oleh Covid-19 telah meningkat ke level tertinggi, dengan lebih dari setengah dari semua responden menunjukkan bahwa operasional mereka dirugikan dengan beberapa cara," kata penyedia data yang berbasis di London itu.
China baru-baru ini melonggarkan beberapa bagian penting dari pembatasan dan penguncian anti-Covid. Langkah-langkah itu diperjuangkan oleh Presiden Xi Jinping tetapi mengganggu ekonomi dan memicu protes dari rakyat yang belum pernah terjadi sebelumnya dalam pemerintahannya selama satu dekade.
Para pemimpin dan pembuat kebijakan akan fokus pada stabilisasi ekonomi pada tahun 2023 dan meningkatkan penyesuaian kebijakan untuk memastikan target utama tercapai, menurut pertemuan penetapan agenda yang berakhir pada hari Jumat.
"Mungkin perlu setidaknya seperempat lagi sebelum keadaan berbalik," kata Dan Wang, kepala ekonom di Hang Seng Bank China.
"Banyak usaha kecil kehabisan likuiditas, terutama restoran, pusat kebugaran, hotel, dan layanan kota lainnya," paparnya.
(akr)
tulis komentar anda