Dipicu Penurunan Stok AS, Harga Minyak Mentah Naik Hampir 1 Persen
Jum'at, 06 Januari 2023 - 10:10 WIB
Harga minyak dunia naik dipicu penurunan stok AS. Foto/marathonpetroleum
JAKARTA - Harga minyak mentah mengalami kenaikan hampir 1% pada perdagangan Jumat (6/1/2023). Penurunan itu imbas langkah Amerika Serikat yang mengumumkan penurunan stok minyak menyusul penggunaan selama musim dingin di akhir tahun.
Hingga pukul 09:28 WIB minyak mentah berjangka Brent kontrak Maret 2023 di Intercontinental Exchange (ICE) naik 0,97% di level USD79,44 per barel. Sedangkan minyak mentah West Texas Intermediate AS untuk pengiriman Maret di New York Mercantile Exchange (NYMEX) menguat 0,97% di USD74,64 per barel.
Data biro administrasi informasi energi AS (EIA) mencatat, stok sulingan yang meliputi solar dan minyak pemanas turun 1,4 juta barel. Angka ini lebih tinggi dari ekspektasi sebesar 396 ribu barel.
EIA juga mengumumkan stok bensin AS turun 346 ribu barel pada pekan lalu, lebih rendah dari proyeksi analis yang turun sebesar 486.000 barel, sebagaimana dilansir Reuters, Jumat (6/1/2023).
Selain rilis data, pasar minyak juga sedang mengamati perkembangan China sebagai salah satu konsumen minyak terbesar dunia. Data terbaru menunjukkan aktivitas jasa di negara itu mengalami kontraksi selama empat bulan berturut-turut di tengah kenaikan infeksi Covid-19.
Belakangan ini, importir minyak raksasa itu telah mengubah kebijakan nol-Covid mereka pada awal Desember menyusul protes publik.
Hingga pukul 09:28 WIB minyak mentah berjangka Brent kontrak Maret 2023 di Intercontinental Exchange (ICE) naik 0,97% di level USD79,44 per barel. Sedangkan minyak mentah West Texas Intermediate AS untuk pengiriman Maret di New York Mercantile Exchange (NYMEX) menguat 0,97% di USD74,64 per barel.
Data biro administrasi informasi energi AS (EIA) mencatat, stok sulingan yang meliputi solar dan minyak pemanas turun 1,4 juta barel. Angka ini lebih tinggi dari ekspektasi sebesar 396 ribu barel.
EIA juga mengumumkan stok bensin AS turun 346 ribu barel pada pekan lalu, lebih rendah dari proyeksi analis yang turun sebesar 486.000 barel, sebagaimana dilansir Reuters, Jumat (6/1/2023).
Selain rilis data, pasar minyak juga sedang mengamati perkembangan China sebagai salah satu konsumen minyak terbesar dunia. Data terbaru menunjukkan aktivitas jasa di negara itu mengalami kontraksi selama empat bulan berturut-turut di tengah kenaikan infeksi Covid-19.
Belakangan ini, importir minyak raksasa itu telah mengubah kebijakan nol-Covid mereka pada awal Desember menyusul protes publik.
(uka)
tulis komentar anda