Tahun Ini Harganya Bakal Naik ke Rp1,6 Juta per Gram, Saatnya Berburu Emas?
Minggu, 08 Januari 2023 - 15:10 WIB
JAKARTA - Harga emas diproyeksikan akan merangkak naik signifikan tahun ini di kisaran Rp1,5 juta hingga Rp1,6 juta per gram. Tentu ini menjadi kabar baik bagi investor yang sudah menjadikan logam mulia sebagai pilihan investasi di tengah ancaman resesi 2023.
Direktur Eksekutif Center of Economic and Law Studies (Celios) Bhima Yudhistira, mangatakan Indonesia akan masuk pada fase emas sebagai aset pengaman di saat resesi.
"Ada beberapa faktor pemicu naiknya harga emas. Salah satunya inflasi yang tinggi disertai berkurangnya kesempatan kerja atau biasa dikenal dengan stagflasi akan memacu investor membeli emas dalam jumlah besar," ujar Bhima kepada MNC Portal Indonesia, Minggu (8/1/2023).
Faktor kedua adalah beberapa negara memacu penerbitan bank emas atau bullion bank, termasuk indonesia dalam UU PPSK. Artinya, emas menjadi komoditas yang menarik dengan peminat semakin luas.
Ketiga, pengetatan moneter di negara maju membuat emas diandalkan sebagai hedging terhadap naiknya risiko suku bunga. Kemudian yang keempat, tidak ditemukan cadangan emas.
"Terbukti dalam jangka pendek sehingga outlook supply emas tidak akan meredam kenaikan harga," terang Bhima.
Melihat proyeksi emas yang positif itu, Bhima menyarankan agar investor sebaiknya mulai menyisihkan portofolio investasi lebih besar ke aset emas, misalnya 25% dari total investasi.
Direktur Eksekutif Center of Economic and Law Studies (Celios) Bhima Yudhistira, mangatakan Indonesia akan masuk pada fase emas sebagai aset pengaman di saat resesi.
"Ada beberapa faktor pemicu naiknya harga emas. Salah satunya inflasi yang tinggi disertai berkurangnya kesempatan kerja atau biasa dikenal dengan stagflasi akan memacu investor membeli emas dalam jumlah besar," ujar Bhima kepada MNC Portal Indonesia, Minggu (8/1/2023).
Faktor kedua adalah beberapa negara memacu penerbitan bank emas atau bullion bank, termasuk indonesia dalam UU PPSK. Artinya, emas menjadi komoditas yang menarik dengan peminat semakin luas.
Ketiga, pengetatan moneter di negara maju membuat emas diandalkan sebagai hedging terhadap naiknya risiko suku bunga. Kemudian yang keempat, tidak ditemukan cadangan emas.
"Terbukti dalam jangka pendek sehingga outlook supply emas tidak akan meredam kenaikan harga," terang Bhima.
Baca Juga
Melihat proyeksi emas yang positif itu, Bhima menyarankan agar investor sebaiknya mulai menyisihkan portofolio investasi lebih besar ke aset emas, misalnya 25% dari total investasi.
(uka)
Lihat Juga :
tulis komentar anda