Wall Street Ditutup Jatuh Imbas Meningkatnya Kekhawatiran Perlambatan Ekonomi

Jum'at, 20 Januari 2023 - 07:14 WIB
loading...
Wall Street Ditutup Jatuh Imbas Meningkatnya Kekhawatiran Perlambatan Ekonomi
Wall Street ditutup jatuh pada perdagangan Kamis (19/1/2023) waktu setempat seiring meningkatnya kekhawatiran bahwa sikap agresif bank sentral dapat mendorong ekonomi global ke dalam perlambatan. Foto/Dok
A A A
NEW YORK - Wall Street dan bursa saham global ditutup jatuh pada perdagangan Kamis (19/1/2023) waktu setempat dan imbal hasil Treasury AS 10-tahun berbalik naik dari posisi terendah empat bulan. Hal itu karena kekhawatiran meningkat bahwa sikap agresif bank sentral dapat mendorong ekonomi global ke dalam perlambatan.



Mengutip Reuters, bursa saham Wall Street berakhir lebih rendah di tengah kekhawatiran resesi. Sementara saham Eropa mencatat aksi jual harian terbesar mereka tahun ini dan indeks saham global membukukan penurunan hari ketiga berturut-turut.

Dow Jones Industrial Average (.DJI) turun 252,4 poin atau 0,76% menjadi 33.044,56. Sedangkan S&P 500 (.SPX) kehilangan 30,01 poin yang setara 0,76% ke level 3.898,85 dan Nasdaq Composite (.IXIC) turun 104,74 poin atau 0,96% menjadi 10.852,27.

Analis strategi investasi di Baird, Ross Mayfield mengutarakan, investor khawatir Federal Reserve AS mungkin meningkat ke lingkungan yang melambat. "Minggu ini, sentimen menjadi sedikit lebih berisiko," katanya.

"Ketakutan resesi sudah mulai menjadi pusat perhatian."

Sebuah laporan A.S. menunjukkan jumlah orang Amerika yang mengajukan klaim baru untuk tunjangan pengangguran secara tak terduga turun minggu lalu, menunjuk ke satu bulan lagi pertumbuhan pekerjaan yang solid dan berlanjutnya pengetatan pasar tenaga kerja.

The Fed mungkin perlu menaikkan suku bunga menjadi "tepat di atas" 5% dan menahannya di sana selama satu periode, kata Presiden Fed Boston Susan Collins. Pejabat Fed lainnya juga menyarankan perlunya sikap hawkish untuk melawan inflasi.



Sebelumnya, presiden Bank Sentral Eropa, Christine Lagarde sedikit mendorong imbal hasil obligasi zona euro. Ia mengatakan pada pertemuan Davos Forum Ekonomi Dunia, bahwa bank akan tetap mengikuti kenaikan suku bunga.
Halaman :
Baca Berita Terkait Lainnya
Copyright ©2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
read/ rendering in 0.2718 seconds (0.1#10.140)