Borong 15 Predikat Emas pada PROPER 2022, PLN Beberkan Kiat-kiatnya

Senin, 23 Januari 2023 - 16:29 WIB
loading...
Borong 15 Predikat Emas pada PROPER 2022, PLN Beberkan Kiat-kiatnya
Executive Vice President Keselamatan, Kesehatan Kerja dan Lingkungan (K3L) PLN Komang Parmita dalam webinar bertajuk Green Leadership Membuka Jalan Menuju Proper. Foto/Ist
A A A
JAKARTA - PT PLN (Persero) meraup 15 predikat Emas di ajang Program Penilaian Peringkat Kinerja Perusahaan dalam Pengelolaan Lingkungan (PROPER) 2022, naik nyaris 100% dibandingkan tahun sebelumnya sebanyak 8 predikat Emas. Tak hanya itu, Direktur Utama PLN Dramawan Prasodjo pun dinobatkan sebagai CEO Green Leadership Utama di ajang tahunan yang digelar Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan (KLHK) tersebut.

Dalam webinar bertajuk "Green Leadership Membuka Jalan Menuju Proper" belum lama ini, Executive Vice President Keselamatan, Kesehatan Kerja dan Lingkungan (K3L) PLN Komang Parmita membeberkan kiat BUMN kelistrikan tersebut sehingga perolehan PROPER Emas meningkat pesat.



Menurut Komang, capaian tersebut tidak didapat PLN melalui jalan pintas. "Ada proses panjang yang mengiringi, dimulai dari tingkat terbawah yakni berbagai program pengembangan masyarakat hingga terus meningkat ke level top management. Manajemen sangat PLN serius dalam berbagai rintisan program yang melibatkan pengembangan masyarakat," ungkapnya.

Untuk mencapai PROPER Emas, jelas dia, prosesnya dilakukan secara bertahap melalui kegiatan tanggung jawab sosial (CSR) berkelanjutan yang diarahkan untuk memberdayakan masyarakat, baik dari segi ekonomi, pendidikan, kesehatan maupun pengembangan budaya. "Ini yang terus digalakkan di seluruh unit PLN. Ini terus berkembang dan disupervisi oleh holding," jelasnya.

Dalam webinar yang juga dihadiri Direktur Produksi PT Pupuk Indonesia (Persero) Bob Indiarto; Corporate Secretary Pertamina Hulu Energi (PHE) Arya Dwi Paramita; dan Vice President Pengelolaan Lingkungan dan Penunjang Tambang PT Bukit Asam Tbk Amaruddin itu Komang menegaskan bahwa tak mudah meraih capaian tersebut mengingat wilayah operasi PLN tersebar secara luas hingga ke pelosok. Namun, kata dia, manajemen PLN berkomitmen menjalankan program pengembangan secara merata.

Kendati tugas utama perusahaan adalah untuk menyalurkan energi, tegas dia, PLN memastikan terus terlibat aktif dalam proses pemberdayaan masyarakt serta pengelolaan lingkungan. "Tantangannya adalah unit PLN tersebar dari Sabang sampai Merauke, dari Miangas hingga Pulau Rote, dan beberapa di antaranya adalah di lokasi 3T sehingga membutuhkan effort besar guna memastikan bahwa pengelolaan lingkungan dan masyarakat tetap dilakukan dengan tetap mengedepanan amanah dalam menyediakan listrik untuk masyarakat," tandasnya.

Hal penting lainnya menurut Komang adalah komitmen pemimpin perusahaan terhadap pengelolaan lingkungan. Kemudian, penetapan dalam kinerja kepatuhan lingkungan hidup dan ketersediaan sumber daya. Dia mengatakan, PLN telah melakukan penguatan organisasi dimana di bawah jajaran direksi ada divisi K3L yang mengawal langsung pelaksanaan pengelolaan lingkungan.

"Di luar itu, ada divisi transisi energi dan keberlanjutan ini adalah think thank bagaimana strategi pengelolaan lingkungan dan energi ke depannya dan ada divisi khusus untuk CSR," tuturnya.



Dia menambahkan, PLN juga tidak melupakan tuntutan masyarakat dunia terkait energi bersih. Untuk itu, dalam setiap program pemberdayaan masyarakat dan lingkungan terus disisipkan berbagai inisiatif untuk mendukung misi PLN untuk menjadi clean green company.

Dalam kesempatan yang sama, Sekretariat PROPER Denny T Silaban yang juga Kepala Bagian Program, Evaluasi, Hukum, dan Kerjasama Teknik Direktorat Jendral PPKL KLHK menjelaskan bahwa perusahaan yang mendapatkan PROPER Emas seperti PLN sudah melalui tahapan penilaian yang ketat berdasarkan sejumlah indikator.

Denny mencontohkan, antara lain perusahaan harus memiliki departemen yang mendukung program itu agar bertahan dan berkelanjutan. Memiliki aspek program yang tidak dimiliki kompetitor. Lalu program tersebut menjadi sangat penting atau tidak bisa direplikasi oleh industri lain.

Dia menambahkan, terkait dengan itu pimpinan perusahaan maupun individu perusahaan juga perlu memahami kompetensi intinya di sektor ini. Dia menegeaskan, manajemen perlu untuk mendorong industrial culture menjadi sustainable culture. "Bagaimana core competency-nya dipresentasikan oleh CEO yang kemudian dinilai oleh Dewan PROPER," tuturnya.
(fai)
Baca Berita Terkait Lainnya
Copyright ©2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
read/ rendering in 0.1120 seconds (0.1#10.140)