Biaya Kereta Cepat Jakarta-Bandung Bengkak Jadi Rp 112,5 Triliun, Luhut Bilang Selesai Pekan Depan
loading...
A
A
A
JAKARTA - Menteri Koordinator Bidang Kemaritiman dan Investasi, Luhut Binsar Pandjaitan mengungkapkan permasalahan pembengkakan biaya (cost overrun) proyek Kereta Cepat Jakarta-Bandung (KCJB) segera di selesaikan dalam waktu dekat. Luhut mengatakan, pada minggu depan pemerintah Indonesia akan menyelesaikannya hal itudi Beijing, China.
"Gak ada masalah. Kita mau finalkan mungkin minggu-minggu depan di Beijing," kata Menko Luhut sesudah acara Penandatanganan Kesepakatan Kerja Sama F1 Powerboat Danau Toba, di Kantor Kemenko Marves, Rabu (2/2/2023).
Luhut berharap bahwa minggu depan bisa menghasilkan keputusan final terkait dengan cost overrun proyek KCJB. "Ya kita harapkan sudah" ujarnya. Untuk diketahui, proyek kereta cepat Jakarta Bandung diperkirakan mengalami pembengkakkan biaya antara USD 1,176 miliar hingga USD 1,9 miliar atau sekitar Rp 17,52 triliun hingga Rp 28,31 triliun dengan asumsi kurs Rp 14.900 per dolar AS.
Adapun 25% dari total cost overrun ditutupi oleh oleh konsorsium Indonesia yakni PT Pilar Sinergi BUMN Indonesia (PSBI) dan konsorsium China Railway International Co. Ltd.
Staf Khusus Menteri BUMN Arya Sinulingga menyebut, PSBI akan menambal pembengkakan biaya sebesar Rp 4 triliun, sedangkan China Railway International senilai Rp 3 triliun. Sementara, 75% sisanya berasal dari pinjaman atau utang.
Hanya saja, persentase pinjaman yang dibutuhkan untuk menambal pembengkakan biaya mega proyek tersebut belum diketahui. Artinya, pinjaman akan disesuaikan dengan total cost overrun.
Arya menyebut, saat ini Badan Pengawasan Keuangan dan Pembangunan (BPKP) masih melakukan review atau tinjauan atas cost overrun yang dimaksud.
"Rp 4 triliun di konsorsium bumn indonesia Rp 3 triliun BUMN China. Sisanya loan (pinjaman) dari KCJB. nunggu masih dari BPKP," ungkap Arya saat ditemui wartawan di kawasan GBK, Rabu (3/8/2022).
Terkait dengan sumber utang, lanjut Arya, pihaknya masih mencari perbankan yang bisa bekerjasama. Dia pun tak menampik potensi pinjaman berasal dari bank China. Sebagaimana diketahui, pembangunan KCJB mencapai USD 4,55 miliar atau setara Rp 64,9 triliun. Dana tersebut berasal dari pinjaman China Development Bank.
Adapun jumlah tersebut setara dengan 75% dari total nilai investasi KCJB sebesar USD6,07 miliar. Pinjaman tersebut disepakati sejak 12 Mei 2017 lalu dengan tenor 40 tahun, masa tenggang 10 tahun, dan availability period hingga 2022. Sementara, suku bunga pinjaman 2% untuk USD dan 3,5% untuk yuan.
Biaya proyek Kereta Cepat Jakarta-Bandung (KCJB) ditaksir kian membengkak dari USD6,071 miliar menjadi USD7,5 miliar atau sekitar Rp 112,5 triliun (asumsi kurs Rp15 ribu per dolar AS).
"Gak ada masalah. Kita mau finalkan mungkin minggu-minggu depan di Beijing," kata Menko Luhut sesudah acara Penandatanganan Kesepakatan Kerja Sama F1 Powerboat Danau Toba, di Kantor Kemenko Marves, Rabu (2/2/2023).
Luhut berharap bahwa minggu depan bisa menghasilkan keputusan final terkait dengan cost overrun proyek KCJB. "Ya kita harapkan sudah" ujarnya. Untuk diketahui, proyek kereta cepat Jakarta Bandung diperkirakan mengalami pembengkakkan biaya antara USD 1,176 miliar hingga USD 1,9 miliar atau sekitar Rp 17,52 triliun hingga Rp 28,31 triliun dengan asumsi kurs Rp 14.900 per dolar AS.
Adapun 25% dari total cost overrun ditutupi oleh oleh konsorsium Indonesia yakni PT Pilar Sinergi BUMN Indonesia (PSBI) dan konsorsium China Railway International Co. Ltd.
Staf Khusus Menteri BUMN Arya Sinulingga menyebut, PSBI akan menambal pembengkakan biaya sebesar Rp 4 triliun, sedangkan China Railway International senilai Rp 3 triliun. Sementara, 75% sisanya berasal dari pinjaman atau utang.
Hanya saja, persentase pinjaman yang dibutuhkan untuk menambal pembengkakan biaya mega proyek tersebut belum diketahui. Artinya, pinjaman akan disesuaikan dengan total cost overrun.
Arya menyebut, saat ini Badan Pengawasan Keuangan dan Pembangunan (BPKP) masih melakukan review atau tinjauan atas cost overrun yang dimaksud.
"Rp 4 triliun di konsorsium bumn indonesia Rp 3 triliun BUMN China. Sisanya loan (pinjaman) dari KCJB. nunggu masih dari BPKP," ungkap Arya saat ditemui wartawan di kawasan GBK, Rabu (3/8/2022).
Terkait dengan sumber utang, lanjut Arya, pihaknya masih mencari perbankan yang bisa bekerjasama. Dia pun tak menampik potensi pinjaman berasal dari bank China. Sebagaimana diketahui, pembangunan KCJB mencapai USD 4,55 miliar atau setara Rp 64,9 triliun. Dana tersebut berasal dari pinjaman China Development Bank.
Adapun jumlah tersebut setara dengan 75% dari total nilai investasi KCJB sebesar USD6,07 miliar. Pinjaman tersebut disepakati sejak 12 Mei 2017 lalu dengan tenor 40 tahun, masa tenggang 10 tahun, dan availability period hingga 2022. Sementara, suku bunga pinjaman 2% untuk USD dan 3,5% untuk yuan.
Biaya proyek Kereta Cepat Jakarta-Bandung (KCJB) ditaksir kian membengkak dari USD6,071 miliar menjadi USD7,5 miliar atau sekitar Rp 112,5 triliun (asumsi kurs Rp15 ribu per dolar AS).
(akr)