Raih Rp939 Miliar, Bank DKI Catatkan Laba Tertinggi Sejak 1961
loading...
A
A
A
JAKARTA - Bank DKI menorehkan kinerja impresif dengan meraih laba Rp939,11 miliar per Desember 2022, atau tumbuh 29% lebih dibanding periode sama tahun 2021. Perolehan laba itu merupakan pencapaian laba tertinggi perusahaan sejak berdiri pada 1961.
Tak cuma itu, total aset bank milik Pemprov DKI ini menembus Rp78,8 triliun pada Desember 2022. Jumlah itu naik juga naik 11,51% dibanding periode Desember 2021 yang sebesar Rpp70,74 triliun.
Salah satu penopang pertumbuhan laba Bank DKI adalah penyaluran kredit yang mencapai Rp48,37 triliun, tumbuh 23,53% dibanding Desember 2021. Pertumbuhan kredit didukung dengan kualitas aset yang sangat baik, dengan mengecilnya indikator rasio kredit bermasalah (NPL) menjadi 1,75%.
Direktur Utama Bank DKI Fidri Arnaldy mengatakan bahwa peningkatan kinerja tersebut dicapai melalui strategi ekspansi yang kuat serta sinergi dan kolaborasi dengan berbagai pihak, termasuk dengan BUMN, BUMD, dan perusahaan-perusahaan swasta terkemuka.
“Bersamaan dengan momentum pertumbuhan ekonomi, Bank DKI melakukan transformasi 5.0 secara menyeluruh dengan akselerasi kinerja penyaluran kredit dan ekspansi bisnis secara berkelanjutan, sebagai komitmen mendorong pemulihan ekonomi Indonesia meskipun masih ada tantangan ketidakpastian global,” ungkap Fidri dalam keterangannya dikutip Selasa (7/2/2023).
Peningkatan penyaluran kredit Bank DKI didorong dengan tumbuhnya seluruh segmen kredit yang agresif secara year-on-year (yoy). Seperti kredit mikro mengalami kenaikan 54,22% menjadi Rp2,56 triliun, kredit ritel naik 40,30% menjadi Rp1,29 triliun, dan kredit konsumer tumbuh 13,61% menjadi Rp19,81 triliun.
"Kredit dengan skala lebih besar pun tumbuh sangat baik, seperti kredit sindikasi tumbuh 70,29% menjadi Rp6,31 triliun. Kredit komersial tumbuh 15,40% menjadi Rp16,51 triliun, dan kredit menengah tumbuh 67,28% menjadi Rp1,89 triliun," jelas Fidri.
Fidri menambahkan bahwa Bank DKI terus memperluas inklusi keuangan, salah satunya melalui digitalisasi pasar. Upaya itu dilakukan dengan implementasi aplikasi JakOne Abank sebagai layanan perbankan inklusif, QRIS sebagai sistem pembayaran, dan fasilitas digital lainnya dalam ekosistem pasar.
Sebagai gambaran, Perumda Pasar Jaya saat ini mengelola 154 pasar di Jakarta, dengan lebih dari 200 ribu pedagang dan 2 juta pengunjung setiap hari. Dengan karakteristik dan potensi bisnis yang dimiliki tersebut, Bank DKI memiliki ruang untuk tumbuh signifikan melalui berbagai produk dan layanan digital, seperti JakOne Mobile, JakOne Pay, JakOne Abank, termasuk pengajuan Kredit Mikro secara online melalui fasilitas Digital Lending.
Tak cuma itu, total aset bank milik Pemprov DKI ini menembus Rp78,8 triliun pada Desember 2022. Jumlah itu naik juga naik 11,51% dibanding periode Desember 2021 yang sebesar Rpp70,74 triliun.
Salah satu penopang pertumbuhan laba Bank DKI adalah penyaluran kredit yang mencapai Rp48,37 triliun, tumbuh 23,53% dibanding Desember 2021. Pertumbuhan kredit didukung dengan kualitas aset yang sangat baik, dengan mengecilnya indikator rasio kredit bermasalah (NPL) menjadi 1,75%.
Direktur Utama Bank DKI Fidri Arnaldy mengatakan bahwa peningkatan kinerja tersebut dicapai melalui strategi ekspansi yang kuat serta sinergi dan kolaborasi dengan berbagai pihak, termasuk dengan BUMN, BUMD, dan perusahaan-perusahaan swasta terkemuka.
“Bersamaan dengan momentum pertumbuhan ekonomi, Bank DKI melakukan transformasi 5.0 secara menyeluruh dengan akselerasi kinerja penyaluran kredit dan ekspansi bisnis secara berkelanjutan, sebagai komitmen mendorong pemulihan ekonomi Indonesia meskipun masih ada tantangan ketidakpastian global,” ungkap Fidri dalam keterangannya dikutip Selasa (7/2/2023).
Peningkatan penyaluran kredit Bank DKI didorong dengan tumbuhnya seluruh segmen kredit yang agresif secara year-on-year (yoy). Seperti kredit mikro mengalami kenaikan 54,22% menjadi Rp2,56 triliun, kredit ritel naik 40,30% menjadi Rp1,29 triliun, dan kredit konsumer tumbuh 13,61% menjadi Rp19,81 triliun.
"Kredit dengan skala lebih besar pun tumbuh sangat baik, seperti kredit sindikasi tumbuh 70,29% menjadi Rp6,31 triliun. Kredit komersial tumbuh 15,40% menjadi Rp16,51 triliun, dan kredit menengah tumbuh 67,28% menjadi Rp1,89 triliun," jelas Fidri.
Fidri menambahkan bahwa Bank DKI terus memperluas inklusi keuangan, salah satunya melalui digitalisasi pasar. Upaya itu dilakukan dengan implementasi aplikasi JakOne Abank sebagai layanan perbankan inklusif, QRIS sebagai sistem pembayaran, dan fasilitas digital lainnya dalam ekosistem pasar.
Sebagai gambaran, Perumda Pasar Jaya saat ini mengelola 154 pasar di Jakarta, dengan lebih dari 200 ribu pedagang dan 2 juta pengunjung setiap hari. Dengan karakteristik dan potensi bisnis yang dimiliki tersebut, Bank DKI memiliki ruang untuk tumbuh signifikan melalui berbagai produk dan layanan digital, seperti JakOne Mobile, JakOne Pay, JakOne Abank, termasuk pengajuan Kredit Mikro secara online melalui fasilitas Digital Lending.