Eropa Mulai Terbiasa Hidup Tanpa Gas Rusia, Putin Disebut Sudah Kalah dalam Perang

Minggu, 12 Februari 2023 - 04:20 WIB
loading...
Eropa Mulai Terbiasa...
Saat Eropa telah beradaptasi dengan kehidupan tanpa pasokan Rusia, pedagang top komoditas mengatakan, Vladimir Putin sudah kalah dalam perang. Foto/Dok
A A A
BRUSELLS - Rusia dinilai telah gagal dalam perang energi melawan Eropa , menyusul harga gas yang jatuh dan diyakini akan tetap berada dalam level rendah. Hal ini disampaikan oleh pedagang top komoditas, Pierre Andurand.



Pendiri Andurand Capital yang punya reputasi memprediksi pergerakan pasar energi bertaruh bahwa lonjakan harga gas pada musim panas lalu di Eropa tidak mungkin terulang lagi. Alasannya karena Eropa telah beradaptasi dengan kehidupan tanpa pasokan gas Rusia di tengah perang Presiden Vladimir Putin terhadap Ukraina.

"Saya pikir Putin kalah dalam perang energi," katanya kepada Financial Times.

"Jika harga gas tetap pada level ini, akan ada lebih sedikit kekhawatiran tentang inflasi dan suku bunga naik. Tidak ada lagi ketakutan akan krisis energi," paparnya.

Dia menambahkan, "Sekarang Eropa mulai terbiasa hidup tanpa gas Rusia mengapa mereka kembali?"



Pada bulan Agustus, harga gas di Eropa melonjak di atas 300 euro per megawatt jam setelah Rusia menutup pengiriman gas alam melalui pipa Nord Stream-nya sebagai pembalasan atas dukungan Barat untuk Ukraina dan sanksinya terhadap Moskow.

Harga listrik juga ikut melonjak saat itu, dan para pejabat memperingatkan bakal adanya penjatahan energi ketika krisis pasokan membayangi menjelang musim dingin yang lebih ekstrem.

Namun ketika musim dingin ternyata lebih hangat dari biasanya, ditambah adanya peningkatan pasokan dari AS (Amerika Serikat) dan Qatar, harga gas telah runtuh dan bertahan di sekitar 54 euro per megawatt jam hari ini.

"Saya pikir itu adalah sebuah kesalahan perhitungan besar-besaran tentang siapa yang memiliki pengaruh oleh Putin, dengan cara yang sama dia salah menghitung bagaimana Ukraina akan melawan dan Barat akan bersatu," kata Andurand kepada FT.

"Rusia telah kehilangan pelanggan terbesar untuk selamanya dan akan membutuhkan setidaknya satu dekade untuk membangun cukup pipa (sebagai upaya mengarahkan penjualan gas itu) ke Asia. Begitu Rusia hanya bisa menjual gas ke China, Beijing akan berada dalam posisi untuk memutuskan harganya," bebernya.

Ketika harga gas diproyeksi akan tetap rendah, Andurand meramalkan harga minyak siap-siap bakal melonjak naik. Harga minyak turun terlalu banyak sebelumnya dan mereka bisa mencapai level USD 140 per barel akhir tahun ini, didorong oleh pembukaan kembali China setelah kebijakan nol-COVID.

Sebagai informasi Andurand Capital, yang mengelola USD 1,4 miliar dalam manajemen aset, telah menghasilkan keuntungan yang signifikan sejak 2020, ketika pandemi pertama kali menurunkan harga minyak. Dana Commodities Discretionary Enhanced trader naik 650% dalam tiga tahun sejak saat itu.
(akr)
Dapatkan berita terkini dan kejutan menarik dari SINDOnews.com, Klik Disini untuk mendaftarkan diri anda sekarang juga!
Baca Berita Terkait Lainnya
Copyright ©2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
read/ rendering in 0.1696 seconds (0.1#10.140)