Daftar BUMN yang Punya Utang Jumbo Puluhan Sampai Ratusan Triliun Rupiah
loading...
A
A
A
JAKARTA - Sejumlah perusahaan plat merah membukukan utang dengan nominal puluhan hingga ratusan triliunan. Utang tersebut dicatatkan sejak beberapa tahun lalu hingga saat ini. Menteri Badan Usaha Milik Negara (BUMN) Erick Thohir mengaku total utang perseroan hingga 2022 mencapai Rp1.640 triliun. Jumlah itu mengalami kenaikan dari tahun sebelumnya yakni Rp1.580 triliun.
"Memang pasti ada pihak-pihak bilang tapi utangnya kan naik, tapi kalau kita lihat equity-nya juga naik. Ini yang kita tekankan bahwa persepsi BUMN banyak utang tidak dijaga dengan ekuitas yang baik itu salah," ucap Erick, dikutip Senin (20/2/2023).
Berikut daftar BUMN pemilik utang puluhan hingga ratusan triliun rupiah berdasarkan arsip pemberitaan MNC Portal Indonesia:
1. PT PLN (Persero)
Hingga akhir 2022 utang PLN mencapai Rp409 triliun. Jumlah ini turun 9,1 persen dari posisi 2020 yang berada di angka Rp 450 triliun. Perusahaan berhasil menurunkan saldo utang sebesar Rp41 triliun. Setelah sebelumnya membayar utang periode 2020 hingga 2022 senilai Rp62,5 triliun.
"Kami membayar utang 2020-2022 Rp62,5 triliun dan ini menurunkan saldo utang hingga Rp41 triliun dibanding 2020," ujar Direktur Utama PLN, Darmawan Prasodjo dalam Rapat Dengar Pendapat (RDP) beberapa hari lalu.
2. PT Garuda Indonesia Tbk
Sebelum Garuda Indonesia memperoleh kesepakatan damai atau homologasi dengan kreditur pada Juni 2022 lalu, Tim Pengurus Penundaan Kewajiban Pembayaran Utang (PKPU) mencatatkan utang emiten sebesar Rp142 triliun. Jumlah ini terdiri atas Daftar Piutang Tetap (DPT) lessor, DPT preferen, dan DPT non lessor.
Dilansir dari laman PKPU Garuda, Kamis (16/6/2022), jumlah utang lessor atau perusahaan penyewa pesawat mencapai Rp104,37 triliun, DPT non lessor sebesar Rp34,09 triliun, dan DPT preferen senilai Rp3,95 triliun.
3. PT Waskita Karya Tbk
Emiten konstruksi pelat merah itu membukukan total utang senilai Rp70 triliun. Meski begitu, sumber utang perusahaan belum diketahui. Wakil Menteri BUMN II, Kartika Wirjoatmodjo alias Tiko memastikan, utang emiten bersandi saham WSKT itu akan masuk dalam program restrukturisasi. Keuangan operasional Waskita Karya diakuinya, masih sangat terbatas. Hal itu diperparah oleh jumlah pinjaman yang tinggi.
4. PTPN III
Utang Holding Perkebunan Nusantara atau PTPN III tercatat berada di angka Rp41 triliun hingga Februari 2023. Pada 2021 lalu, utang yang dibukukan PTPN III sebesar Rp45,3 triliun. Sumber utang berasal dari 23 bank dengan nilai Rp41,2 triliun dan sisanya dalam bentuk surat utang. Sejak dua tahun lalu, utang perseroan tengah direstrukturisasi melalui kerja sama penandatanganan Master Amendment Agreement Transformasi Keuangan dengan sejumlah lembaga keuangan nasional.
5. PT KAI (Persero)
Sejak 2020, KAI memiliki utang sebesar Rp15,5 triliun. Utang ini beragam, dari utang Rp 1,5 triliun untuk modal kerja, obligasi senilai Rp 4 triliun, utang jangka panjang Rp 10 triliun. Perseroan tercatat mengajukan pinjaman kepada perbankan untuk biaya operasional. Di mana, manajemen mengajukan pinjaman modal kerja senilai Rp8 triliun. Meski begitu, sejak Mei 2020 nilai kredit baru digunakan perseroan sebesar Rp1,5 triliun.
"Memang pasti ada pihak-pihak bilang tapi utangnya kan naik, tapi kalau kita lihat equity-nya juga naik. Ini yang kita tekankan bahwa persepsi BUMN banyak utang tidak dijaga dengan ekuitas yang baik itu salah," ucap Erick, dikutip Senin (20/2/2023).
Berikut daftar BUMN pemilik utang puluhan hingga ratusan triliun rupiah berdasarkan arsip pemberitaan MNC Portal Indonesia:
1. PT PLN (Persero)
Hingga akhir 2022 utang PLN mencapai Rp409 triliun. Jumlah ini turun 9,1 persen dari posisi 2020 yang berada di angka Rp 450 triliun. Perusahaan berhasil menurunkan saldo utang sebesar Rp41 triliun. Setelah sebelumnya membayar utang periode 2020 hingga 2022 senilai Rp62,5 triliun.
"Kami membayar utang 2020-2022 Rp62,5 triliun dan ini menurunkan saldo utang hingga Rp41 triliun dibanding 2020," ujar Direktur Utama PLN, Darmawan Prasodjo dalam Rapat Dengar Pendapat (RDP) beberapa hari lalu.
2. PT Garuda Indonesia Tbk
Sebelum Garuda Indonesia memperoleh kesepakatan damai atau homologasi dengan kreditur pada Juni 2022 lalu, Tim Pengurus Penundaan Kewajiban Pembayaran Utang (PKPU) mencatatkan utang emiten sebesar Rp142 triliun. Jumlah ini terdiri atas Daftar Piutang Tetap (DPT) lessor, DPT preferen, dan DPT non lessor.
Dilansir dari laman PKPU Garuda, Kamis (16/6/2022), jumlah utang lessor atau perusahaan penyewa pesawat mencapai Rp104,37 triliun, DPT non lessor sebesar Rp34,09 triliun, dan DPT preferen senilai Rp3,95 triliun.
3. PT Waskita Karya Tbk
Emiten konstruksi pelat merah itu membukukan total utang senilai Rp70 triliun. Meski begitu, sumber utang perusahaan belum diketahui. Wakil Menteri BUMN II, Kartika Wirjoatmodjo alias Tiko memastikan, utang emiten bersandi saham WSKT itu akan masuk dalam program restrukturisasi. Keuangan operasional Waskita Karya diakuinya, masih sangat terbatas. Hal itu diperparah oleh jumlah pinjaman yang tinggi.
4. PTPN III
Utang Holding Perkebunan Nusantara atau PTPN III tercatat berada di angka Rp41 triliun hingga Februari 2023. Pada 2021 lalu, utang yang dibukukan PTPN III sebesar Rp45,3 triliun. Sumber utang berasal dari 23 bank dengan nilai Rp41,2 triliun dan sisanya dalam bentuk surat utang. Sejak dua tahun lalu, utang perseroan tengah direstrukturisasi melalui kerja sama penandatanganan Master Amendment Agreement Transformasi Keuangan dengan sejumlah lembaga keuangan nasional.
5. PT KAI (Persero)
Sejak 2020, KAI memiliki utang sebesar Rp15,5 triliun. Utang ini beragam, dari utang Rp 1,5 triliun untuk modal kerja, obligasi senilai Rp 4 triliun, utang jangka panjang Rp 10 triliun. Perseroan tercatat mengajukan pinjaman kepada perbankan untuk biaya operasional. Di mana, manajemen mengajukan pinjaman modal kerja senilai Rp8 triliun. Meski begitu, sejak Mei 2020 nilai kredit baru digunakan perseroan sebesar Rp1,5 triliun.
(nng)