AS Berniat Lepas 26 Juta Barel, Harga Minyak Dunia Rebound di Awal Pekan

Senin, 20 Februari 2023 - 10:13 WIB
loading...
AS Berniat Lepas 26...
Harga minyak mentah pada perdagangan awal pekan, Senin (20/2/2023) mencetak rebound di tengah keinginan Amerika Serikat (AS) menjual cadangan minyaknya. Foto/Dok Ilustrasi Reuters
A A A
JAKARTA - Harga minyak mentah pada perdagangan awal pekan, Senin (20/2/2023) mencetak rebound di tengah keinginan Amerika Serikat (AS) menjual cadangan minyaknya. Sementara itu harga minyak telah tertekan hampir 2 dolar per barel menyusul peningkatan pasokan Amerika Serikat di tengah kekhawatiran lonjakan suku bunga yang berpotensi memperlambat aktivitas ekonomi.



Hingga pukul 09:12 WIB minyak Brent untuk April 2023 di Intercontinental Exchange (ICE) naik 0,20% di level USD83,17 per barel. Sedangkan West Texas Intermediate AS untuk pengiriman April 2023 di New York Mercantile Exchange (NYMEX) menguat 0,20% di USD76,70 per barel.

Dalam lima hari terakhir, kedua benchmark minyak dunia itu masih lebih rendah sekitar 4% setelah AS melaporkan persediaan minyak mentah yang lebih tinggi. Negara adidaya itu ingin melepaskan cadangan strategisnya sebesar 26 juta barel.

Analisa Energy Aspects menunjukkan langkah ini dapat menambah persediaan negeri Paman Sam meningkat di sejumlah titik pengiriman, seperti di Cushing, Oklahoma.



Adapun ekspektasi kenaikan suku bunga AS alias Fed rate dapat memperkuat dolar sekaligus membatasi harga minyak. Greenback yang lebih kuat membuat minyak berdenominasi dolar menjadi lebih mahal bagi pemegang mata uang lainnya.

Dari sisi Asia, analis CMC Markets Tina Teng memperkirakan impor minyak China akan mencapai titik tertinggi sepanjang masa pada 2023 menyusul permintaan bahan bakar transportasi dan kilang minyak yang baru mulai beroperasi.

"Investor juga mengincar keputusan People's Bank of China terkait suku bunga hipotek untuk mendukung pemulihan di sektor properti dan ekonominya," kata analis CMC Markets Tina Teng, dilansir Reuters, Senin (20/2/2023).

Sebagaimana diketahui, China, bersama India, telah menjadi pembeli utama minyak mentah Rusia setelah kebijakan embargo Uni Eropa. Impor minyak India dari Rusia mencapai rekor 1,4 juta barel per hari pada Januari.

Sementara itu sinyal pengetatan pasokan datang dari Kazakhstan yang bakal memasok 100.000 ton minyak melalui pipa Druzhba Rusia ke Jerman pada bulan Maret untuk kilang PCK Schwedt.
(akr)
Dapatkan berita terkini dan kejutan menarik dari SINDOnews.com, Klik Disini untuk mendaftarkan diri anda sekarang juga!
Baca Berita Terkait Lainnya
Copyright ©2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
read/ rendering in 0.1501 seconds (0.1#10.140)