Tak Mau Kalah, Startup Lokal Mampu Bersaing di Internasional
loading...
A
A
A
JAKARTA - Menjalankan bisnis rintisan atau startup bukan perkara gampang. Sebab, pengusaha startup harus mampu membangun kepercayaan konsumen, mengenalkan produk atau layanan, membaca tingkat kebutuhan konsumen dan kebutuhan modal tambahan, hingga pengembangan produk.
Kehadiran bisnis startup di Indonesia yang mayoritas bergerak di bidang jasa harus benar-benar menjadi solusi tepat guna bagi masyarakat. Mudahnya pertumbuhan layanan jasa atau bisnis serupa juga menjadi tantangan yang harus diwaspadai para pelaku usaha, sembari mengembangkan bisnisnya.
Karena itu, perusahaan startup harus memiliki strategi tersendiri dalam mempromosikan dan mengembangkan produknya agar dapat menarik perhatian para konsumen. Localbrand.co.id yang didirikan Sayed Muhammad misalnya, telah menjadi situs fashion online terkemuka sejak 2011. Apalagi, produk-produk lokal yang dijual merupakan hasil kreativitas para desainer muda dari berbagai daerah di Indonesia.
"Kami membentuk startup khusus fashion lokal ini pada awalnya karena melihat ada sebuah opportunity besar untuk bisa didukung melalui distribution channel yang pada saat itu masih kurang," ujar Sayed.
Localbrand.co.id saat berdiri hanya mengandalkan 30 merek mode lokal, namun kini mereka telah memiliki lebih dari 250 merek mode lokal yang tergabung mulai dari produk celana, gaun, aksesoris, tas, sepatu, dan topi. Bahkan, beberapa produk sudah ada yang dipasarkan ke sejumlah negara seperti Malaysia, Singapura, dan Australia. (Baca: Startup Binaan Kemenperin Raih Penghargaan Internasional di Jerman)
Sejumlah merek malah telah dikenal publik, seperti Hippearce, yakni produk aksesori yang digawangi aktris dan model Pevita Pearce. Selain itu, ada pula Komma, Kluw, OSEM, Luggos.co, dan Tap Shoes.
Item busana yang ditawarkan di e-commerce ini pun cukup bervariasi mulai dari Rp200.000 hingga Rp800.000, sedangkan untuk item aksesoris seperti sepatu, tas, ikat pinggang, dan topi ditawarkan mulai dari Rp100.000 hingga Rp600.000.
"Kami benar-benar memperhatikan keaslian produk, dan untuk menjaga kualitas barang, kami mengemas barang tersebut dengan baik, seperti menggunakan boks baik untuk baju maupun fesyen lainnya," jelas Sayed.
Sayed menambahkan, pihaknya juga menerapkan strategi dengan memanfaatkan momen untuk bisa terus dikenal masyarakat. Salah satunya, dengan mengadakan potongan harga pada setiap weekend, yakni sebesar 50% untuk item baju, celana, gaun, dan aksesoris. (Baca juga: Kasus Djoko Tjandra, Pengamat: Mafia Sudah Tersebar di Semua Sektor)
Senada dengan localbrand.co.id, strategi menjaga kualitas produk juga diterapkan HijUp.com, platform e-commerce khusus busana muslimah yang dirintis Diajeng Lestari pada 2013. Tak pelak, bisnis yang dirintis mulai dari ruang kecil berukuran 3x3 itu, kini telah memiliki 6 store di beberapa pusat perbelanjaan.
Kehadiran bisnis startup di Indonesia yang mayoritas bergerak di bidang jasa harus benar-benar menjadi solusi tepat guna bagi masyarakat. Mudahnya pertumbuhan layanan jasa atau bisnis serupa juga menjadi tantangan yang harus diwaspadai para pelaku usaha, sembari mengembangkan bisnisnya.
Karena itu, perusahaan startup harus memiliki strategi tersendiri dalam mempromosikan dan mengembangkan produknya agar dapat menarik perhatian para konsumen. Localbrand.co.id yang didirikan Sayed Muhammad misalnya, telah menjadi situs fashion online terkemuka sejak 2011. Apalagi, produk-produk lokal yang dijual merupakan hasil kreativitas para desainer muda dari berbagai daerah di Indonesia.
"Kami membentuk startup khusus fashion lokal ini pada awalnya karena melihat ada sebuah opportunity besar untuk bisa didukung melalui distribution channel yang pada saat itu masih kurang," ujar Sayed.
Localbrand.co.id saat berdiri hanya mengandalkan 30 merek mode lokal, namun kini mereka telah memiliki lebih dari 250 merek mode lokal yang tergabung mulai dari produk celana, gaun, aksesoris, tas, sepatu, dan topi. Bahkan, beberapa produk sudah ada yang dipasarkan ke sejumlah negara seperti Malaysia, Singapura, dan Australia. (Baca: Startup Binaan Kemenperin Raih Penghargaan Internasional di Jerman)
Sejumlah merek malah telah dikenal publik, seperti Hippearce, yakni produk aksesori yang digawangi aktris dan model Pevita Pearce. Selain itu, ada pula Komma, Kluw, OSEM, Luggos.co, dan Tap Shoes.
Item busana yang ditawarkan di e-commerce ini pun cukup bervariasi mulai dari Rp200.000 hingga Rp800.000, sedangkan untuk item aksesoris seperti sepatu, tas, ikat pinggang, dan topi ditawarkan mulai dari Rp100.000 hingga Rp600.000.
"Kami benar-benar memperhatikan keaslian produk, dan untuk menjaga kualitas barang, kami mengemas barang tersebut dengan baik, seperti menggunakan boks baik untuk baju maupun fesyen lainnya," jelas Sayed.
Sayed menambahkan, pihaknya juga menerapkan strategi dengan memanfaatkan momen untuk bisa terus dikenal masyarakat. Salah satunya, dengan mengadakan potongan harga pada setiap weekend, yakni sebesar 50% untuk item baju, celana, gaun, dan aksesoris. (Baca juga: Kasus Djoko Tjandra, Pengamat: Mafia Sudah Tersebar di Semua Sektor)
Senada dengan localbrand.co.id, strategi menjaga kualitas produk juga diterapkan HijUp.com, platform e-commerce khusus busana muslimah yang dirintis Diajeng Lestari pada 2013. Tak pelak, bisnis yang dirintis mulai dari ruang kecil berukuran 3x3 itu, kini telah memiliki 6 store di beberapa pusat perbelanjaan.