Tak Mau Kalah, Startup Lokal Mampu Bersaing di Internasional

Sabtu, 18 Juli 2020 - 09:25 WIB
loading...
Tak Mau Kalah, Startup...
Foto/dok
A A A
JAKARTA - Menjalankan bisnis rintisan atau startup bukan perkara gampang. Sebab, pengusaha startup harus mampu membangun kepercayaan konsumen, mengenalkan produk atau layanan, membaca tingkat kebutuhan konsumen dan kebutuhan modal tambahan, hingga pengembangan produk.

Kehadiran bisnis startup di Indonesia yang mayoritas bergerak di bidang jasa harus benar-benar menjadi solusi tepat guna bagi masyarakat. Mudahnya pertumbuhan layanan jasa atau bisnis serupa juga menjadi tantangan yang harus diwaspadai para pelaku usaha, sembari mengembangkan bisnisnya.

Karena itu, perusahaan startup harus memiliki strategi tersendiri dalam mempromosikan dan mengembangkan produknya agar dapat menarik perhatian para konsumen. Localbrand.co.id yang didirikan Sayed Muhammad misalnya, telah menjadi situs fashion online terkemuka sejak 2011. Apalagi, produk-produk lokal yang dijual merupakan hasil kreativitas para desainer muda dari berbagai daerah di Indonesia.

"Kami membentuk startup khusus fashion lokal ini pada awalnya karena melihat ada sebuah opportunity besar untuk bisa didukung melalui distribution channel yang pada saat itu masih kurang," ujar Sayed.

Localbrand.co.id saat berdiri hanya mengandalkan 30 merek mode lokal, namun kini mereka telah memiliki lebih dari 250 merek mode lokal yang tergabung mulai dari produk celana, gaun, aksesoris, tas, sepatu, dan topi. Bahkan, beberapa produk sudah ada yang dipasarkan ke sejumlah negara seperti Malaysia, Singapura, dan Australia. (Baca: Startup Binaan Kemenperin Raih Penghargaan Internasional di Jerman)

Sejumlah merek malah telah dikenal publik, seperti Hippearce, yakni produk aksesori yang digawangi aktris dan model Pevita Pearce. Selain itu, ada pula Komma, Kluw, OSEM, Luggos.co, dan Tap Shoes.

Item busana yang ditawarkan di e-commerce ini pun cukup bervariasi mulai dari Rp200.000 hingga Rp800.000, sedangkan untuk item aksesoris seperti sepatu, tas, ikat pinggang, dan topi ditawarkan mulai dari Rp100.000 hingga Rp600.000.

"Kami benar-benar memperhatikan keaslian produk, dan untuk menjaga kualitas barang, kami mengemas barang tersebut dengan baik, seperti menggunakan boks baik untuk baju maupun fesyen lainnya," jelas Sayed.

Sayed menambahkan, pihaknya juga menerapkan strategi dengan memanfaatkan momen untuk bisa terus dikenal masyarakat. Salah satunya, dengan mengadakan potongan harga pada setiap weekend, yakni sebesar 50% untuk item baju, celana, gaun, dan aksesoris. (Baca juga: Kasus Djoko Tjandra, Pengamat: Mafia Sudah Tersebar di Semua Sektor)

Senada dengan localbrand.co.id, strategi menjaga kualitas produk juga diterapkan HijUp.com, platform e-commerce khusus busana muslimah yang dirintis Diajeng Lestari pada 2013. Tak pelak, bisnis yang dirintis mulai dari ruang kecil berukuran 3x3 itu, kini telah memiliki 6 store di beberapa pusat perbelanjaan.

Istri dari pendiri dari Bukalapak.com, Achmad Zaky Syaifudin ini memberikan ruang yang luas untuk para desainer muslim tanah air. Dia menilai bahwa pangsa pasar busana muslimah memiliki peluang besar untuk bisa bersaing dengan e-commerce lainnya.

"HijUp.com sangat optimistis dapat menjadi motor penggerak bagi industri fesyen muslim Indonesia di kancah internasional, dan insya allah dapat selalu memenuhi kebutuhan para muslimah di manapun mereka berada," ujar Anastasia Gretti Schender, Head Creative Content HijUp.

Beberapa desainer muslim tanah air yang produknya masuk dalam e-commerce ini adalah Ria Miranda, Jenahara, dan Restu Anggraini. Saat memulai bisnis ini, HijUp bekerja sama dengan 14 desainer, dan saat ini sudah mendapatkan kepercayaan 200 desainer. Sedangkan untuk harga, sejumlah produk ditawarkan mulai harga Rp300.000 hingga Rp800.000.

"Saat ini HijUp sudah menjangkau konsumen dari 50 negara di dunia seperti di kawasan Asean, Inggris, hingga Amerika Serikat," jelas Anastasia. (Baca juga: Menolak Bersumpah "Satu China", Perwakilan Taiwan Tinggalkan Hong Kong)

Pakar marketing dari Internasional Council of Small Business (ICSB), Hermawan Kartajaya, menyarankan para pebisnis startup atau pelaku usaha lainnya untuk mulai mengembangkan website mandiri untuk bisnisnya, dan tidak sekadar mengandalkan pemasaran melalui "marketplace".

Ke depan konsumen akan lebih mudah teryakinkan oleh bisnis yang telah memiliki website atau online shop sendiri. "Kalau sebuah usaha sudah punya website sendiri akan lebih dipercaya pelanggan dan dianggap benar-benar serius mengembangkan platform onlinenya. Kalau sudah dipercaya oleh pelanggan pasti akan lebih mudah untuk berkembang," ungkapnya.

Hal yang harus ditekankan bagi startup baru atau pemula adalah memiliki company profile, rencana bisnis, perencanaan keuangan, dan sumber daya manusia yang baik untuk menjaga kualitas barang yang dijual.

Untuk menang dalam persaingan pasar di marketplace, Hermawan menyarankan untuk selalu menggunakan testimoni atau endorsement untuk produknya, menggunakan hastag, atau tanda pagar, dan menggunakan SEO (search engine optimization).

Sementara asisten Deputi Peran serta Masyarakat Kementerian Koperasi dan UKM, Haryanto, mengatakan, pihaknya menyambut baik peningkatan startup yang mulai berkembang melalui e-commerce.

Dia pun mendorong para calon pebisnis baru untuk memulai usaha mereka dari peluang yang ada dalam kehidupan sehari-hari. "Bisnis itu biasanya dimulai dari hobi bisa dari kuliner, salon, butik, apa pun bisa. Sesuaikan dengan hobi baru kemudian susun rencana bisnisnya," katanya. (Lihat videonya: Pemulung Bawa Uang Rp7 Juta Hasil Jual Bansos Covid-19)

Haryanto pun menambahkan, pihaknya selalu rutin mengadakan pelatihan intensif untuk para calon wirausaha untuk bisa mendapatkan bekal bagaimana cara awal memulai bisnis yang tepat dan sesuai dengan kemampuan sekaligus bisa memanfaatkan teknologi sebagai alat marketing yang cepat.

"Jadi, tidak hanya bisa mengolah produk yang enak dan berkualitas tetapi bisa memasarkan produk dengan menarik juga," tambahnya. (Aprilia S Andyna)

Tips Memulai Bisnis Online ala Hermawan Kartajaya.

1. Mulailah dari ide sederhana, jangan mengikuti tren.

Untuk membangun bisnis startup, harus memiliki produk untuk dijual. Produk yang dijual jangan mengikuti tren, apalagi mengikuti tren dari negara lain. Mulailah dari ide sederhana yang kreatif, menarik, dan unik.

2. Tentukan tujuan yang jelas.

Bisnis tentunya harus memiliki tujuan yang jelas. Maka dari itu, pastikan arah serta tujuan startup yang ingin dibangun dengan baik dan meringkasnya menjadi satu kalimat yang jelas.

3. Tentukan dan analisis target pasar.

Sebelum melanjutkan bisnis, identifikasi target pasar yang akan dituju untuk menjual produk. Hal itu bertujuan untuk mengetahui kondisi masyarakat, khususnya sosial ekonomi apakah mereka bersedia atau tidak mengeluarkan uang untuk membeli produk yang dijual.

4. Susun garis waktu untuk tujuan dan target yang ingin dicapai.

Hal ini akan membantu startup berproses dengan terencana dan memiliki tujuan target yang jelas yang harus dicapai. Sehingga bisa mengembangkan usaha dengan target yang lebih tinggi.

5. Miliki tim kuat dan positif.

Pilih tim yang memiliki visi yang sama, sehingga tujuan yang diimpikan tercapai. (Aprilia)
(ysw)
Dapatkan berita terkini dan kejutan menarik dari SINDOnews.com, Klik Disini untuk mendaftarkan diri anda sekarang juga!
Baca Berita Terkait Lainnya
Copyright ©2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
read/ rendering in 0.1613 seconds (0.1#10.140)