Harga Beras dan Daging Naik, Pedagang Keluhkan Pembatasan dari Pemasok
loading...
A
A
A
JAKARTA - Memasuki hari keempat puasa Ramadan , sejumlah bahan kebutuhan pokok di pasar tradisional terpantau merangkak naik. Salah satunya di Pasar Lokbin Munjul, Jakarta Timur.
Pedagang mengungkapkan penyebab dari kenaikan harga tersebut disinyalir lantaran adanya kebijakan pembatasan yang diterapkan oleh pemasok.
Salah seorang pedagang sembako bernama Putra mengaku kesulitan mendapatkan beras dari pemasok lantaran kebijakan pembatasan tersebut. Hal ini terjadi lantaran stok beras yang tidak bisa memenuhi peningkatan kebutuhan masyarakat di masa Ramadan.
Bahkan, Putra menyebut pada Sabtu (25/3) stok beras di Pasar Induk Cipinang kosong, sehingga pemasok membatasi pembelian beras.
“Kami belanja dibatasi, tadinya kami bisa beli 100 karung, ini cuma dibolehkan 75 karung. Aneh ya, padahal kami beli tapi dibatasi,” ujarnya kepada MNC Portal Indonesia (MPI), Minggu (26/3/2023).
Hal serupa dialami penjual daging sapi di pasar yang sama. Menurut pedagang, kebijakan pembatasan memang selalu terjadi dalam hari besar keagamaan nasional (HBKN). Di mana, pemasok cenderung akan menyeleksi pedagang yang layak untuk menjual daging tersebut.
Menurut Aisyah, salah seorang pedagang daging sapi, pembatasan tersebut terjadi untuk menghindari kecurangan yang dilakukan oleh pedagang pasar yang cenderung akan menaikan harga sangat tinggi atau memanipulasi jumlah daging yang dijual.
“Kami sudah dipercaya, jadi bos tidak beri pembatasan ke kami, kenaikan hanya Rp5.000. Biasanya banyak yang menaikan harga atau sengaja mainin timbangan, jadi harusnya dijual 1 kilogram, mereka cuma kasih 800 gram,” ungkapnya.
Guna mengantisipasi adanya kenaikan tersebut, pedagang terpaksa menaikan modal untuk menjual beras. Putra mengatakan, harga satu karung beras pandan wangi sudah tembus Rp1 juta, naik signifikan dari harga sebelumnya di kisaran Rp600.000-700.000. “Ya, terpaksa naik modal, mau gimana lagi?” tukasnya.
Pedagang mengungkapkan penyebab dari kenaikan harga tersebut disinyalir lantaran adanya kebijakan pembatasan yang diterapkan oleh pemasok.
Salah seorang pedagang sembako bernama Putra mengaku kesulitan mendapatkan beras dari pemasok lantaran kebijakan pembatasan tersebut. Hal ini terjadi lantaran stok beras yang tidak bisa memenuhi peningkatan kebutuhan masyarakat di masa Ramadan.
Bahkan, Putra menyebut pada Sabtu (25/3) stok beras di Pasar Induk Cipinang kosong, sehingga pemasok membatasi pembelian beras.
“Kami belanja dibatasi, tadinya kami bisa beli 100 karung, ini cuma dibolehkan 75 karung. Aneh ya, padahal kami beli tapi dibatasi,” ujarnya kepada MNC Portal Indonesia (MPI), Minggu (26/3/2023).
Hal serupa dialami penjual daging sapi di pasar yang sama. Menurut pedagang, kebijakan pembatasan memang selalu terjadi dalam hari besar keagamaan nasional (HBKN). Di mana, pemasok cenderung akan menyeleksi pedagang yang layak untuk menjual daging tersebut.
Menurut Aisyah, salah seorang pedagang daging sapi, pembatasan tersebut terjadi untuk menghindari kecurangan yang dilakukan oleh pedagang pasar yang cenderung akan menaikan harga sangat tinggi atau memanipulasi jumlah daging yang dijual.
“Kami sudah dipercaya, jadi bos tidak beri pembatasan ke kami, kenaikan hanya Rp5.000. Biasanya banyak yang menaikan harga atau sengaja mainin timbangan, jadi harusnya dijual 1 kilogram, mereka cuma kasih 800 gram,” ungkapnya.
Guna mengantisipasi adanya kenaikan tersebut, pedagang terpaksa menaikan modal untuk menjual beras. Putra mengatakan, harga satu karung beras pandan wangi sudah tembus Rp1 juta, naik signifikan dari harga sebelumnya di kisaran Rp600.000-700.000. “Ya, terpaksa naik modal, mau gimana lagi?” tukasnya.