1.400 Ton Beras Dikirim lewat Tol Laut ke NTT Demi Meredam Lonjakan Harga
loading...
A
A
A
JAKARTA - Dua Kapal Tol Laut yaitu KM. Kendhaga Nusantara 5 dan KM. Kendhaga Nusantara 11 dikerahkan untuk mengirim pasokan beras dari Surabaya Jawa Timur ke Provinsi Nusa Tenggara Timur (NTT). Kasubdit Angkutan Laut Khusus dan Jasa Usaha Terkait, Mohd. Arief Agustian menjelaskan, pengiriman itu membawa sebanyak kurang lebih 1.400 ton beras.
"Kapal pertama KM. Kendhaga Nusantara 5 telah diberangkatkan pada hari Minggu (26/3) dengan jumlah muatan 600 Ton beras atau 30 Teus dengan tujuan Maumere sebanyak 2 Teus dan Ende sebanyak 28 Teus," tuturnya dalam keterangan tertulis, Rabu (29/3/2023).
Kementerian Perhubungan melalui Direktorat Jenderal Perhubungan Laut bekerjasama dengan Badan Pangan Nasional Pengiriman pasokan beras tersebut.
"Pada hari ini menyusul diberangkatkan KM. Kendhaga Nusantara 11 dengan jumlah muatan 800 Ton beras dengan menggunakan 50 kontainer untuk didistribusikan ke Ende sebanyak 11 kontainer dan Atambua sebanyak 39 kontainer," tambahnya.
Sementara itu, Tenaga Ahli Menteri Perhubungan Bidang Pelayanan Transportasi Laut dan Kemaritiman, Andre Mulpyana mengatakan Kementerian Perhubungan memiliki tugas dan amanah dari Bapak Presiden Joko Widodo untuk dapat memfasilitasi pendistribusian barang dan menekan disparitas harga di wilayah Tertinggal, Terpencil, Terluar dan Perbatasan (3TP) melalui program Tol Laut.
Menurutnya Tol Laut juga berfungsi untuk menunjang kegiatan-kegiatan lain dalam kerangka kegiatan sosial kemanusiaan, salah satunya adalah kegiatan pengangkutan beras ini.
"Kementerian Perhubungan akan selalu siap mendukung daerah yang mengalami kelangkaan bahan pokok untuk dapat kita bantu pemenuhannya dengan memanfaatkan program Tol Laut dan tentunya tetap memperhatikan aspek kebutuhan-kebutuhan daerah-daerah yang telah dilalui kapal tol laut secara regular, maupun trayek deviasi yang disesuaikan dengan urgensi kebutuhan supply pangan," ujar Andre.
Ia mengungkapkan bahwa saat ini kekurangan stok beras di Provinsi Nusa Tenggara Timur yang menyebabkan komoditi beras disana menjadi mahal.
"Untuk itu sesuai arahan Bapak Presiden Joko Widodo melalui Perusahaan Umum (Perum) Bulog untuk dapat melakukan pendistribusian bantuan beras dari Surabaya ke Provinsi Nusa Tenggara Timur khususnya daerah Ende, Maumere dan Atapupu," kata Andre.
"Guna penetrasi dan operasi pasar agar stock beras dapat tercukupi sehingga harga beras dapat stabil kembali," lanjutnya.
"Kapal pertama KM. Kendhaga Nusantara 5 telah diberangkatkan pada hari Minggu (26/3) dengan jumlah muatan 600 Ton beras atau 30 Teus dengan tujuan Maumere sebanyak 2 Teus dan Ende sebanyak 28 Teus," tuturnya dalam keterangan tertulis, Rabu (29/3/2023).
Kementerian Perhubungan melalui Direktorat Jenderal Perhubungan Laut bekerjasama dengan Badan Pangan Nasional Pengiriman pasokan beras tersebut.
"Pada hari ini menyusul diberangkatkan KM. Kendhaga Nusantara 11 dengan jumlah muatan 800 Ton beras dengan menggunakan 50 kontainer untuk didistribusikan ke Ende sebanyak 11 kontainer dan Atambua sebanyak 39 kontainer," tambahnya.
Sementara itu, Tenaga Ahli Menteri Perhubungan Bidang Pelayanan Transportasi Laut dan Kemaritiman, Andre Mulpyana mengatakan Kementerian Perhubungan memiliki tugas dan amanah dari Bapak Presiden Joko Widodo untuk dapat memfasilitasi pendistribusian barang dan menekan disparitas harga di wilayah Tertinggal, Terpencil, Terluar dan Perbatasan (3TP) melalui program Tol Laut.
Menurutnya Tol Laut juga berfungsi untuk menunjang kegiatan-kegiatan lain dalam kerangka kegiatan sosial kemanusiaan, salah satunya adalah kegiatan pengangkutan beras ini.
"Kementerian Perhubungan akan selalu siap mendukung daerah yang mengalami kelangkaan bahan pokok untuk dapat kita bantu pemenuhannya dengan memanfaatkan program Tol Laut dan tentunya tetap memperhatikan aspek kebutuhan-kebutuhan daerah-daerah yang telah dilalui kapal tol laut secara regular, maupun trayek deviasi yang disesuaikan dengan urgensi kebutuhan supply pangan," ujar Andre.
Ia mengungkapkan bahwa saat ini kekurangan stok beras di Provinsi Nusa Tenggara Timur yang menyebabkan komoditi beras disana menjadi mahal.
"Untuk itu sesuai arahan Bapak Presiden Joko Widodo melalui Perusahaan Umum (Perum) Bulog untuk dapat melakukan pendistribusian bantuan beras dari Surabaya ke Provinsi Nusa Tenggara Timur khususnya daerah Ende, Maumere dan Atapupu," kata Andre.
"Guna penetrasi dan operasi pasar agar stock beras dapat tercukupi sehingga harga beras dapat stabil kembali," lanjutnya.
(akr)