Piala Dunia U-20 Batal di Indonesia, Berapa Biaya yang Sudah Dikeluarkan Pemerintah?
loading...
A
A
A
JAKARTA - Penyelenggaraan Piala dunia U-20 di Indonesia telah dinyatakan batal oleh Federasi Sepak Bola Dunia (FIFA). Pembatalan itu membuat sejumlah stadion yang sudah direnovasi gagal digunakan untuk ajang tersebut.
Sebelumnya, pemerintah melalui Kementerian Pekerjaaan Umum dan Perumahan Rakyat (PUPR) telah menggelontorkan APBN seratusan miliar untuk melakukan renovasi atau perbaikan dalam rangka menyambut tim tamu dari sejumlah negara.
Kementerian PUPR setidaknya menyiapkan Rp175 miliar untuk melakukan renovasi terhadap beberapa stadion untuk mendukung para garuda muda unjuk kebolehan di kancah internasional. Tercatat ada lima daerah yang stadionnya direnovasi, seperti di Palembang, Bandung, Solo, Bali, dan Surabaya.
"Ada lima stadion yang dipakai (piala dunia), terus yang 20 lapangan untuk latihan," kata Menteri Basuki dikutip Antara, Kamis (30/3/2023).
Sebelumnya Menteri Basuki juga menyampaikan bahwa pembangunan sarana dan prasarana olahraga diharapkan mampu meningkatkan prestasi olahraga nasional. Kementeriannya memiliki tugas untuk mempersiapkan semua sarana yang dibutuhkan itu.
"Saya sebagai Menteri PUPR harus menyiapkan berbagai venue/sarana dalam rangka pertandingan internasional multi event seperti dukungan revitalisasi stadion yang disiapkan menggelar Piala Dunia U-20 2023, juga konstruksi Indoor Multifunction Stadium (IMS) GBK untuk persiapan Piala Dunia Bola Basket FIBA 2023, dan nanti Pesta Olahraga Pantai Dunia ANOC 2023," katanya.
Selain untuk infrastruktur, pada tahun 2022 lalu Menteri Pemuda dan Olahraga (Menpora) Zainuddin Amali juga sempat meminta tambahan anggaran sebesar Rp3,06 triliun ke Komisi X DPR. Bahkan angka tersebut lebih besar jika dibandingkan dengan pagu indikatif sebesar Rp1,6 triliunan.
Anggaran tersebut rencananya akan digunakan untuk mendukung penyelenggaraan Piala Dunia U-20 sebesar Rp500 miliar, penyelenggaraan piala dunia basket 2023 Rp250 miliar, dan penyelenggaraan world beach games Rp170 miliar.
Kemudian kebutuhan lain seperti mendukung sentra-sentra pelatihan, persiapan seagames, hingga pemberian bonus terhadap atlet-atlet berprestasi. Namun harapan tersebut pupus setelah FIFA membatalkan Indonesia sebagai tuan rumah Piala Dunia U-20.
Baca Juga
Sebelumnya, pemerintah melalui Kementerian Pekerjaaan Umum dan Perumahan Rakyat (PUPR) telah menggelontorkan APBN seratusan miliar untuk melakukan renovasi atau perbaikan dalam rangka menyambut tim tamu dari sejumlah negara.
Kementerian PUPR setidaknya menyiapkan Rp175 miliar untuk melakukan renovasi terhadap beberapa stadion untuk mendukung para garuda muda unjuk kebolehan di kancah internasional. Tercatat ada lima daerah yang stadionnya direnovasi, seperti di Palembang, Bandung, Solo, Bali, dan Surabaya.
"Ada lima stadion yang dipakai (piala dunia), terus yang 20 lapangan untuk latihan," kata Menteri Basuki dikutip Antara, Kamis (30/3/2023).
Sebelumnya Menteri Basuki juga menyampaikan bahwa pembangunan sarana dan prasarana olahraga diharapkan mampu meningkatkan prestasi olahraga nasional. Kementeriannya memiliki tugas untuk mempersiapkan semua sarana yang dibutuhkan itu.
"Saya sebagai Menteri PUPR harus menyiapkan berbagai venue/sarana dalam rangka pertandingan internasional multi event seperti dukungan revitalisasi stadion yang disiapkan menggelar Piala Dunia U-20 2023, juga konstruksi Indoor Multifunction Stadium (IMS) GBK untuk persiapan Piala Dunia Bola Basket FIBA 2023, dan nanti Pesta Olahraga Pantai Dunia ANOC 2023," katanya.
Selain untuk infrastruktur, pada tahun 2022 lalu Menteri Pemuda dan Olahraga (Menpora) Zainuddin Amali juga sempat meminta tambahan anggaran sebesar Rp3,06 triliun ke Komisi X DPR. Bahkan angka tersebut lebih besar jika dibandingkan dengan pagu indikatif sebesar Rp1,6 triliunan.
Anggaran tersebut rencananya akan digunakan untuk mendukung penyelenggaraan Piala Dunia U-20 sebesar Rp500 miliar, penyelenggaraan piala dunia basket 2023 Rp250 miliar, dan penyelenggaraan world beach games Rp170 miliar.
Kemudian kebutuhan lain seperti mendukung sentra-sentra pelatihan, persiapan seagames, hingga pemberian bonus terhadap atlet-atlet berprestasi. Namun harapan tersebut pupus setelah FIFA membatalkan Indonesia sebagai tuan rumah Piala Dunia U-20.
(uka)