Indonesia Bisa Menjadi Hub Pasar Ammonia Dunia
loading...
A
A
A
JAKARTA - PT Pupuk Indonesia (Persero) serius mengembangkan green ammonia (ammonia hijau) di Indonesia. Bahkan, PT Pupuk Indonesia (Persero) ingin menjadikan Indonesia sebagai hub dari pasar ammonia dunia.
Direktur Pemasaran Pupuk Indonesia Gusrizal mengatakan guna menjadikan Indonesia sebagai hub dari pasar ammonia dunia, ada beberapa langkah yang harus dilakukan. Pertama dan yang paling penting adalah membangun sumber daya manusia (SDM).
"Untuk mencapai target yang optimal, tentu perusahaan perlu memiliki SDM yang andal. Untuk itu, penguatan SDM perlu selaras dengan pengembangan sisi infrastrukturnya dan juga pasar dan komersilnya," ucap Gusrizal dalam acara Pupuk Indonesia Clean Ammonia Forum (PICAF) dikutip Minggu (2/4/2023).
Selain itu, Gusrizal juga berharap adanya dukungan dari pemerintah dengan memberi insentif. Mengingat, pengembangan clean ammonia juga merupakan bukti nyata untuk mendukung program transisi energi dari pemerintah untuk menuju net zero emission di 2060.
"Dan kita harus mendapatkan dukungan dari pemerintah, kita sudah berbicara tentang insentif subsidi karena ini adalah produk baru. Jadi kami membutuhkan dukungan dari pemerintah. Tapi ini adalah kunci dari kesuksesan," jelasnya.
Sementara itu, Konichi Asano (General Manager of Methanol & Ammonia Mitsui & Co Ltd) mengatakan, Indonesia memiliki daya tarik sendiri bagi para investor untuk mengembangkan clean ammonia. Mengingat, Indonesia sudah memiliki plan yang jelas dalam pengembangan ammonia di Tanah Air.
Mengutip peta jalan Pupuk Indonesia, pada tahun 2030 produksi ammonia hijau mencapai 0,99 juta ton, amonia biru mencapai 2,15 juta ton. Sedangkan produksi amonia abu-abu (bahan baku pupuk) sebesar 7 juta ton.
Kemudian target produksi amonia biru di tahun 2040 bertambah lagi menjadi 3,46 juta ton, amonia hijau masih 0,99 juta ton, dan amonia abu-abu 7 juta ton. Sedangkan pada tahun 2050, produksi amonia bersih diperkirakan bisa mencapai sekitar 7 juta ton, meliputi amonia biru menembus 3,56 juta ton serta amonia hijau naik menjadi 3,4 juta ton.
"Di Indonesia bukan saja hanya ammonia biru tapi juga ammonia hijau meningkatkan kesempatan kita untuk berinvestasi dan saya rasa seperti yang saya jelaskan permintaan teruntuk ammonia hijau dan biru akan meningkat apalagi di Asia dan tentunya secara global," ucap Konichi.
Torben Norgaard (Chief Technology Officer & Fuels Maersk Mc-Kinney Moller Center for Zero Carbon Shipping Denmark), mengatakan, peluang untuk meraup pasar ammonia dunia sangat besar. Asalkan, ada perbaikan dari sisi nilai rantai pasokanya.
"Rantai nilai pasokan itu kemudian bisa akan mencapai skala yang diinginkan dan kemudian bisa mandiri dan berkompetensi dengan alternatif-alternatif," tandas Torben.
Baca Juga
Direktur Pemasaran Pupuk Indonesia Gusrizal mengatakan guna menjadikan Indonesia sebagai hub dari pasar ammonia dunia, ada beberapa langkah yang harus dilakukan. Pertama dan yang paling penting adalah membangun sumber daya manusia (SDM).
"Untuk mencapai target yang optimal, tentu perusahaan perlu memiliki SDM yang andal. Untuk itu, penguatan SDM perlu selaras dengan pengembangan sisi infrastrukturnya dan juga pasar dan komersilnya," ucap Gusrizal dalam acara Pupuk Indonesia Clean Ammonia Forum (PICAF) dikutip Minggu (2/4/2023).
Selain itu, Gusrizal juga berharap adanya dukungan dari pemerintah dengan memberi insentif. Mengingat, pengembangan clean ammonia juga merupakan bukti nyata untuk mendukung program transisi energi dari pemerintah untuk menuju net zero emission di 2060.
"Dan kita harus mendapatkan dukungan dari pemerintah, kita sudah berbicara tentang insentif subsidi karena ini adalah produk baru. Jadi kami membutuhkan dukungan dari pemerintah. Tapi ini adalah kunci dari kesuksesan," jelasnya.
Sementara itu, Konichi Asano (General Manager of Methanol & Ammonia Mitsui & Co Ltd) mengatakan, Indonesia memiliki daya tarik sendiri bagi para investor untuk mengembangkan clean ammonia. Mengingat, Indonesia sudah memiliki plan yang jelas dalam pengembangan ammonia di Tanah Air.
Mengutip peta jalan Pupuk Indonesia, pada tahun 2030 produksi ammonia hijau mencapai 0,99 juta ton, amonia biru mencapai 2,15 juta ton. Sedangkan produksi amonia abu-abu (bahan baku pupuk) sebesar 7 juta ton.
Kemudian target produksi amonia biru di tahun 2040 bertambah lagi menjadi 3,46 juta ton, amonia hijau masih 0,99 juta ton, dan amonia abu-abu 7 juta ton. Sedangkan pada tahun 2050, produksi amonia bersih diperkirakan bisa mencapai sekitar 7 juta ton, meliputi amonia biru menembus 3,56 juta ton serta amonia hijau naik menjadi 3,4 juta ton.
"Di Indonesia bukan saja hanya ammonia biru tapi juga ammonia hijau meningkatkan kesempatan kita untuk berinvestasi dan saya rasa seperti yang saya jelaskan permintaan teruntuk ammonia hijau dan biru akan meningkat apalagi di Asia dan tentunya secara global," ucap Konichi.
Torben Norgaard (Chief Technology Officer & Fuels Maersk Mc-Kinney Moller Center for Zero Carbon Shipping Denmark), mengatakan, peluang untuk meraup pasar ammonia dunia sangat besar. Asalkan, ada perbaikan dari sisi nilai rantai pasokanya.
"Rantai nilai pasokan itu kemudian bisa akan mencapai skala yang diinginkan dan kemudian bisa mandiri dan berkompetensi dengan alternatif-alternatif," tandas Torben.
(uka)