Wall Street Dibuka Turun Awal Pekan, Tertekan Data Pengangguran
loading...
A
A
A
JAKARTA - Wall Street dibuka turun pada perdagangan awal pekan, Senin (10/4), setelah data pekerjaan Amerika Serikat (AS) memicu kekhawatiran pasar bahwa bank sentral bakal mengerek suku bunga lanjutan. Dow Jones Industrial Average (DJI) turun 0,29% di 33.389 S&P 500 (SPX) melemah 0,61% ke 4.079, sedangkan Nasdaq Komposit (IXIC) merosot 0,96% di 11.971.
Tiga top gainers di bawah SPX, antara lain Western Digital menguat 8,62% di USD38,18, Pioneer Natural tumbuh 8,16% di USD225,16, dan Micron naik 8,06% di USD63,28. Sedangkan top losers ditempati SVB merosot 4,88% di USD0,76, Signature Bank turun 4,12% di USD0,16, dan Tesla melemah 4,05% di USD177,56.
Data tenaga kerja yang dirilis Jumat lalu (7/4) menunjukkan penurunan tingkat pengangguran menjadi 3,5%. Ini menandai para pengusaha mempertahankan laju perekrutan yang cukup kuat pada periode Maret 2023.
Peningkatan jumlah tenaga kerja dikhawatirkan dapat kembali mendongkrak inflasi, sekaligus berpotensi membuat Federal Reserve kembali meningkatkan suku bunganya.
"Investor masih optimistis bahwa kenaikan inflasi akan berakhir, tetapi data tenaga kerja tampaknya menyisakan ruang untuk setidaknya 25 basis poin sekali lagi," kata Analis Cherry Lane Investments, dilansir Reuters, Senin (10/4/2023).
Indikator Fedwatch CME Group menunjukkan sebesar 65% kemungkinan terdapat tambahan 25 bps, sedangkan sisanya percaya bahwa The Fed bakal menahan suku bunga. Sepanjang pekan ini, pelaku pasar akan fokus terhadap data inflasi, baik dari sisi konsumen maupun produsen.
Demikian juga risalah pertemuan The Fed periode Maret, ditambah laporan keuangan bank-bank besar seperti JPMorgan Chase & Co (NYSE:JPM), Citigroup Inc (NYSE:C) dan Wells Fargo & Co (NYSE :WFC).
Tiga top gainers di bawah SPX, antara lain Western Digital menguat 8,62% di USD38,18, Pioneer Natural tumbuh 8,16% di USD225,16, dan Micron naik 8,06% di USD63,28. Sedangkan top losers ditempati SVB merosot 4,88% di USD0,76, Signature Bank turun 4,12% di USD0,16, dan Tesla melemah 4,05% di USD177,56.
Data tenaga kerja yang dirilis Jumat lalu (7/4) menunjukkan penurunan tingkat pengangguran menjadi 3,5%. Ini menandai para pengusaha mempertahankan laju perekrutan yang cukup kuat pada periode Maret 2023.
Peningkatan jumlah tenaga kerja dikhawatirkan dapat kembali mendongkrak inflasi, sekaligus berpotensi membuat Federal Reserve kembali meningkatkan suku bunganya.
"Investor masih optimistis bahwa kenaikan inflasi akan berakhir, tetapi data tenaga kerja tampaknya menyisakan ruang untuk setidaknya 25 basis poin sekali lagi," kata Analis Cherry Lane Investments, dilansir Reuters, Senin (10/4/2023).
Indikator Fedwatch CME Group menunjukkan sebesar 65% kemungkinan terdapat tambahan 25 bps, sedangkan sisanya percaya bahwa The Fed bakal menahan suku bunga. Sepanjang pekan ini, pelaku pasar akan fokus terhadap data inflasi, baik dari sisi konsumen maupun produsen.
Demikian juga risalah pertemuan The Fed periode Maret, ditambah laporan keuangan bank-bank besar seperti JPMorgan Chase & Co (NYSE:JPM), Citigroup Inc (NYSE:C) dan Wells Fargo & Co (NYSE :WFC).
(nng)