Menteri Suharso Ungkap 7 Isu dalam Pembangunan Pariwisata Berkualitas
loading...
A
A
A
JAKARTA - Menteri Perencanaan Pembangunan Nasional (PPN)/Kepala Badan Perencanaan Pembangunan Nasional (Bappenas) Suharso Monoarfa mengatakan bahwa arah pembangunan pariwisata dititikberatkan pada pariwisata berkualitas. Arah itu seperti yang tertuang dalam RPJMN 2020-2024.
"Pariwisata berkualitas ditunjukkan dengan peningkatan nilai tambah yang diterima oleh tuan rumah atau masyarakat setempat, peningkatan nilai devisa melalui peningkatan lama tinggal dan belanja para wisatawan, peningkatan kualitas destinasi, kesiapan industri dan masyarakat, serta kapasitas SDM pariwisata," kata Suharso dilansir dari Instagram resminya @suharsomonoarfa, Selasa (11/4/2023).
Suharso menambahkan, semua pihak perlu berkolaborasi untuk mengatasi tujuh isu pembangunan kepariwisataan di Indonesia, agar terwujud pariwisata yang berkualitas. Ketujuh isu pembangunan kepariwisataa tersebut antara lain penurunan kualitas lingkungan, kualitas tata kelola destinasi yang rendah, pelayanan pariwisata kurang prima, kapasitas SDM pariwisata yang masih rendah, keterbatasan aksesibilitas udara, darat, dan laut, kurangnya investasi di sektor pariwisata dan kurangnya kesiapsiagaan terhadap bencana.
"Kolaborasi tersebut saat ini difasilitasi melalui Program Pembangunan Pariwisata Terintegrasi dan Berkelanjutan (P3TB), dengan harapan bahwa setiap destinasi yang dikembangkan memiliki arahan yang jelas dan terkoordinasi untuk memperbaiki tata kelola, aksesibilitas, infrastruktur dasar, kapasitas masyarakat, serta meningkatkan investasi," ujarnya.
Lebih lanjut dia menyebut destinasi pariwisata yang dibahas dalam pertemuan tersebut antara lain Danau Toba, Borobudur-Yogyakarta-Prambanan, Raja Ampat, dan Wakatobi.
"Pedoman perencanaan sektor pariwisata ke depan yang perlu diperhatikan bersama antara lain meningkatkan daya saing dan membangun ketahanan sektor pariwisata, termasuk melalui diversifikasi aktivitas ekonomi dalam rantai pasok pariwisata, yang didukung kesiapan destinasi pariwisata, perbaikan lingkungan usaha yang kondusif, termasuk bagi usaha mikro, kecil dan menengah (UMKM), serta pembangunan citra pariwisata yang berkualitas," pungkasnya.
"Pariwisata berkualitas ditunjukkan dengan peningkatan nilai tambah yang diterima oleh tuan rumah atau masyarakat setempat, peningkatan nilai devisa melalui peningkatan lama tinggal dan belanja para wisatawan, peningkatan kualitas destinasi, kesiapan industri dan masyarakat, serta kapasitas SDM pariwisata," kata Suharso dilansir dari Instagram resminya @suharsomonoarfa, Selasa (11/4/2023).
Suharso menambahkan, semua pihak perlu berkolaborasi untuk mengatasi tujuh isu pembangunan kepariwisataan di Indonesia, agar terwujud pariwisata yang berkualitas. Ketujuh isu pembangunan kepariwisataa tersebut antara lain penurunan kualitas lingkungan, kualitas tata kelola destinasi yang rendah, pelayanan pariwisata kurang prima, kapasitas SDM pariwisata yang masih rendah, keterbatasan aksesibilitas udara, darat, dan laut, kurangnya investasi di sektor pariwisata dan kurangnya kesiapsiagaan terhadap bencana.
"Kolaborasi tersebut saat ini difasilitasi melalui Program Pembangunan Pariwisata Terintegrasi dan Berkelanjutan (P3TB), dengan harapan bahwa setiap destinasi yang dikembangkan memiliki arahan yang jelas dan terkoordinasi untuk memperbaiki tata kelola, aksesibilitas, infrastruktur dasar, kapasitas masyarakat, serta meningkatkan investasi," ujarnya.
Lebih lanjut dia menyebut destinasi pariwisata yang dibahas dalam pertemuan tersebut antara lain Danau Toba, Borobudur-Yogyakarta-Prambanan, Raja Ampat, dan Wakatobi.
"Pedoman perencanaan sektor pariwisata ke depan yang perlu diperhatikan bersama antara lain meningkatkan daya saing dan membangun ketahanan sektor pariwisata, termasuk melalui diversifikasi aktivitas ekonomi dalam rantai pasok pariwisata, yang didukung kesiapan destinasi pariwisata, perbaikan lingkungan usaha yang kondusif, termasuk bagi usaha mikro, kecil dan menengah (UMKM), serta pembangunan citra pariwisata yang berkualitas," pungkasnya.
(uka)