Aset Rusia dari 2 Perusahaan Energi Asing Direbut Kremlin, Sinyal Pembalasan Putin?

Kamis, 27 April 2023 - 06:06 WIB
loading...
Aset Rusia dari 2 Perusahaan...
Dekrit itu mengatakan, Rusia perlu mengambil langkah-langkah mendesak untuk menanggapi tindakan dari Amerika Serikat (AS) dan sekutu lainnya yang dikatakannya tidak ramah dan bertentangan dengan hukum internasional. Foto/Dok
A A A
MOSKOW - Presiden Vladimir Putin pada hari Selasa, kemarin waktu setempat menandatangani dekrit yang menetapkan kontrol sementara atas aset Rusia dari dua perusahaan energi asing . Hal itu menandakan Moskow dapat mengambil tindakan serupa terhadap perusahaan lain jika diperlukan.



Dalam Dekrit tersebut –menguraikan kemungkinan pembalasan jika aset Rusia di luar negeri disita–, dimana Moskow menunjukkan telah mengambil tindakan terhadap divisi Rusia Uniper SE dan aset Fortum Oyj Finlandia.



Dekrit itu mengatakan, Rusia perlu mengambil langkah-langkah mendesak untuk menanggapi tindakan dari Amerika Serikat (AS) dan sekutu lainnya yang dikatakannya "tidak ramah dan bertentangan dengan hukum internasional".

Saham di dua entitas tersebut telah ditempatkan dalam kendali sementara Rosimushchestvo, agen properti pemerintah federal, kata keputusan itu.

Pada bulan Februari, Menteri Keuangan AS, Janet Yellen mengatakan Rusia harus menanggung biaya kerusakan yang disebabkan oleh perangnya di Ukraina, meskipun ada "hambatan hukum yang signifikan" untuk menyita aset-aset utama Rusia yang dibekukan.

CEO bank milik negara Bank VTB PAO pada awal pekan mengatakan Rusia harus mempertimbangkan untuk mengambil alih dan mengelola aset perusahaan asing seperti Fortum, dan hanya akan mengembalikannya ketika sanksi dicabut.

Rosimushchestvo mengatakan, bakal ada lebih banyak lagi aset perusahaan asing di bawah kendali sementara Rusia, seperti dilaporkan TASS. Badan tersebut akan memastikan aset dijalankan sesuai dengan kepentingannya bagi perekonomian.

"Keputusan itu tidak menyangkut masalah kepemilikan dan tidak merampas pemilik aset mereka. Manajemen eksternal bersifat sementara dan berarti pemilik asli tidak lagi memiliki hak untuk membuat keputusan manajemen," kata TASS mengutip agensi tersebut.

Sementara itu pada Oktober tahun lalu lalu, Presiden Dewan Eropa Charles Michel mengatakan, Uni Eropa sedang mempertimbangkan untuk menggunakan aset Rusia yang dibekukan di bawah sanksi terhadap Moskow untuk membangun kembali Ukraina.

Penjualan aset oleh investor dari negara-negara "tidak bersahabat" - seperti istilah Moskow yang menjatuhkan sanksi terhadap Rusia setelah invasinya ke Ukraina - memerlukan persetujuan dari komisi pemerintah dan, dalam beberapa kasus, presiden.

Pada bulan Februari, Uniper menilai saham mayoritasnya di divisi Rusia Unipro dengan simbolis 1 euro untuk mencerminkan kemungkinan penjualan yang direncanakan kepada pembeli Rusia akan gagal. Fortum sendiri telah memperingatkan pemegang saham ada risiko aset Rusia dapat diambil alih.
(akr)
Dapatkan berita terkini dan kejutan menarik dari SINDOnews.com, Klik Disini untuk mendaftarkan diri anda sekarang juga!
Baca Berita Terkait Lainnya
Copyright ©2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
read/ rendering in 0.1872 seconds (0.1#10.140)