Tekor Rp50 Triliun, Samsung Tetap Pede Permintaan Smartphone Bakal Naik

Kamis, 27 April 2023 - 21:24 WIB
loading...
Tekor Rp50 Triliun,...
Pada semester kedua 2023, pasar smartphone diperkirakan akan meningkat baik dalam volume maupun nilai di tengah tanda-tanda pemulihan ekonomi global. Foto/SINDOnews/Yorri Farli
A A A
JAKARTA - Samsung Electronics mencatatkan rekor kerugian mencapai USD3,4 miliar atau sekira Rp50 triliun (asumsi kurs Rp14.713) pada divisi chip memori.

Meski begitu, perusahaan bermarkas di Korea Selatan (Korsel) itu meyakini industri teknologi global akan mulai pulih dari penurunannya pada akhir tahun ini.

Samsung bersama SK Hynix Inc memprediksi adanya kebangkitan dari resesi teknologi yang telah menghantam perusahaan terbesar dunia, mulai dari Apple hingga Intel.

Perusahaan memperkirakan permintaan akan meningkat secara bertahap di banyak pasar, mulai dari smartphone hingga PC dan media penyimpanan.

“Pada semester kedua 2023, pasar smartphone diperkirakan akan meningkat baik dalam volume maupun nilai di tengah tanda-tanda pemulihan ekonomi global,” sebut perusahaan, dilansir Bloomberg, Kamis (27/4/2023)

Peningkatan permintaan antara lain didorong oleh pemulihan ekonomi China dan percepatan perkembangan teknologi kecerdasan artifisial (artificial intelligence/AI).

Sebelumnya, Samsung berada di tengah-tengah kemerosotan yang mencengkeram industri memori global senilai USD160 miliar. Penurunan yang lebih luas terjadi setelah ledakan aktivitas internet dan penjualan perangkat selama pandemi Covid-19.

Ketakutan inflasi dan resesi tahun lalu pun memicu kemunduran dalam pengeluaran konsumen dan bisnis hingga memukul penjualan elektronik di seluruh dunia.



Perusahaan yang memasok chip ke Apple sekaligus menjadi pesaing terdekat iPhone ini membukukan laba bersih USD1,05 miliar. Angka tersebut lebih kecil dari perkiraan rata-rata analis sebesar 1,45 triliun won.

Divisi semikonduktor yang biasanya merupakan divisi tersukses Samsung juga mencatat kerugian yang belum pernah terjadi sebelumnya yakni mencapai 4,58 triliun won. Kondisi tersebut secara langsung berdampak pada saham Samsung, meskipun tidak banyak berubah di bursa perdagangan Seoul.



Terlepas dari kinerja yang menurun, Samsung berencana mempertahankan investasi dalam chip memori untuk tahun 2023 demi menjaga daya saing jangka panjang.

"Industri chip memori kemungkinan besar telah melewati masa-masa terburuk dari lemahnya permintaan. Penjualan memori kelas atas akan terus mendukung kantong-kantong permintaan, terutama pada 2023 karena peluncuran smartphone baru dan ekspansi permintaan AI," terang kepala strategi investasi di Bank of Singapore, Eli Lee.
(ind)
Dapatkan berita terkini dan kejutan menarik dari SINDOnews.com, Klik Disini untuk mendaftarkan diri anda sekarang juga!
Baca Berita Terkait Lainnya
Copyright ©2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
read/ rendering in 0.1255 seconds (0.1#10.140)