Pendapatan Lampaui Target, Pertamina NRE Raup USD103,5 Juta di Triwulan I-2023
loading...
A
A
A
JAKARTA - Pertamina NRE mencatatkan kinerja keuangan dan operasional yang positif di triwulan I-2023. Subholding Pertamina yang fokus pada bisnis energi bersih tersebut membukukan pendapatan sebesar USD103,5 juta di triwulan pertama tahun ini, 12% di atas target.
Pertamina NRE juga mencatatkan EBITDA dan laba bersih masing-masing USD78,3 juta dan USD31,3 juta, atau 18% dan 38% di atas target. Sementara dari aspek operasional, produksi listrik Pertamina NRE di periode yang sama mencapai 1.185.279 MWh atau 9% di atas target.
"Capaian tersebut tidak terlepas dari kerja keras seluruh keluarga besar Pertamina NRE serta dukungan para stakeholder. Dan kami tidak semata-mata hanya mengutamakan kinerja keuangan dan operasional, melainkan juga HSSE. Sebagai perusahaan energi, aspek HSSE menjadi prioritas kami," ungkap Chief Executive Officer Pertamina NRE Dannif Danusaputro, Selasa (9/5/2023).
Pertamina NRE pun terus mengembangkan energi bersih, tidak hanya di sektor pembangkitan listrik, namun juga di energi hijau di sektor lainnya, seperti hidrogen hijau, perdagangan karbon, nature based solution (NBS), dan baterai. Inisiatif perdagangan karbon yang dilakukan Pertamina NRE saat ini fokus pada Pertamina group, di mana Pertamina NRE telah menandatangani komitmen bersama subholding Pertamina lainnya, seperti Pertamina Hulu Energi (PHE), Kilang Pertamina Internasional (KPI), dan Patra Niaga.
Bulan lalu, Pertamina baru menandatangani perjanjian perdagangan karbon bersama Patra Niaga dengan volume 1,8 juta ton emisi karbon ekuivalen untuk periode satu tahun. Sumber offset yang untuk inisiatif ini PLTP Lahendong Unit 5 dan 6.
"Perdagangan karbon yang dilakukan Pertamina NRE ini merupakan milestone penting tidak saja bagi Pertamina tapi juga di Indonesia. Inisiatif ini merupakan wujud konkret komitmen Pertamina dalam melakukan dekarbonisasi," ujar Direktur Perencanaan Strategis dan Pengembangan Bisnis Fadli Rahman.
Milestone lain yang tidak kalah penting, lanjut dia, adalah inisiatif pengembangan hidrogen bersih. Salah satu inisiatif hidrogen yang dilakukan Pertamina NRE adalah kolaborasi dengan TEPCO di mana saat ini telah selesai dilakukan pre-feasibility study. Proyek ini didukung oleh NEDO, lembaga riset dan pengembangan nasional Jepang yang mendorong pengembangan teknologi dalam rangka membangun kehidupan masyarakat yang berkelanjutan.
Di sektor pembangkitan, Pertamina NRE saat ini sedang melaksanakan proyek PLTS skala besar di Rokan dengan tahap pertama berkapasitas 25 MW. "Saat ini Pertamina NRE telah menyelesaikan pembangunan 17 MW. Kami targetkan 25 MW selesai di bulan Agustus 2023. PLTS Rokan adalah PLTS dengan kapasitas terbesar yang terpasang di hulu migas Indonesia," kata Direktur Operasi Pertamina NRE Norman Ginting.
Sementara itu, PLTGU Jawa-1 saat ini telah melalui proses sinkronisasi secara lancar dengan jaringan transmisi PLN baik Unit 1 maupun Unit 2, dan sedang dalam proses commissioning. Norman mengatakan bahwa ditargetkan PLTGU Jawa-1 akan mencapai tahap commercial operation date (COD) sekitar Agustus dan September.
Lihat Juga: Kemenparekraf: Literasi Keuangan dan Bisnis DPUP 2024 Cegah dari Pinjol Ilegal dan Judol
Pertamina NRE juga mencatatkan EBITDA dan laba bersih masing-masing USD78,3 juta dan USD31,3 juta, atau 18% dan 38% di atas target. Sementara dari aspek operasional, produksi listrik Pertamina NRE di periode yang sama mencapai 1.185.279 MWh atau 9% di atas target.
"Capaian tersebut tidak terlepas dari kerja keras seluruh keluarga besar Pertamina NRE serta dukungan para stakeholder. Dan kami tidak semata-mata hanya mengutamakan kinerja keuangan dan operasional, melainkan juga HSSE. Sebagai perusahaan energi, aspek HSSE menjadi prioritas kami," ungkap Chief Executive Officer Pertamina NRE Dannif Danusaputro, Selasa (9/5/2023).
Pertamina NRE pun terus mengembangkan energi bersih, tidak hanya di sektor pembangkitan listrik, namun juga di energi hijau di sektor lainnya, seperti hidrogen hijau, perdagangan karbon, nature based solution (NBS), dan baterai. Inisiatif perdagangan karbon yang dilakukan Pertamina NRE saat ini fokus pada Pertamina group, di mana Pertamina NRE telah menandatangani komitmen bersama subholding Pertamina lainnya, seperti Pertamina Hulu Energi (PHE), Kilang Pertamina Internasional (KPI), dan Patra Niaga.
Bulan lalu, Pertamina baru menandatangani perjanjian perdagangan karbon bersama Patra Niaga dengan volume 1,8 juta ton emisi karbon ekuivalen untuk periode satu tahun. Sumber offset yang untuk inisiatif ini PLTP Lahendong Unit 5 dan 6.
"Perdagangan karbon yang dilakukan Pertamina NRE ini merupakan milestone penting tidak saja bagi Pertamina tapi juga di Indonesia. Inisiatif ini merupakan wujud konkret komitmen Pertamina dalam melakukan dekarbonisasi," ujar Direktur Perencanaan Strategis dan Pengembangan Bisnis Fadli Rahman.
Baca Juga
Milestone lain yang tidak kalah penting, lanjut dia, adalah inisiatif pengembangan hidrogen bersih. Salah satu inisiatif hidrogen yang dilakukan Pertamina NRE adalah kolaborasi dengan TEPCO di mana saat ini telah selesai dilakukan pre-feasibility study. Proyek ini didukung oleh NEDO, lembaga riset dan pengembangan nasional Jepang yang mendorong pengembangan teknologi dalam rangka membangun kehidupan masyarakat yang berkelanjutan.
Di sektor pembangkitan, Pertamina NRE saat ini sedang melaksanakan proyek PLTS skala besar di Rokan dengan tahap pertama berkapasitas 25 MW. "Saat ini Pertamina NRE telah menyelesaikan pembangunan 17 MW. Kami targetkan 25 MW selesai di bulan Agustus 2023. PLTS Rokan adalah PLTS dengan kapasitas terbesar yang terpasang di hulu migas Indonesia," kata Direktur Operasi Pertamina NRE Norman Ginting.
Sementara itu, PLTGU Jawa-1 saat ini telah melalui proses sinkronisasi secara lancar dengan jaringan transmisi PLN baik Unit 1 maupun Unit 2, dan sedang dalam proses commissioning. Norman mengatakan bahwa ditargetkan PLTGU Jawa-1 akan mencapai tahap commercial operation date (COD) sekitar Agustus dan September.
Lihat Juga: Kemenparekraf: Literasi Keuangan dan Bisnis DPUP 2024 Cegah dari Pinjol Ilegal dan Judol
(fjo)