Pacu Jumlah dan Kualitas Wirausaha Muda, Hipmi Luncurkan Akademi UMKM
loading...
A
A
A
JAKARTA - Usaha Mikro Kecil dan Menengah (UMKM) masih menjadi salah satu andalan yang menopang perekonomian Indonesia. Di tengah ancaman resesi yang masih membayangi, upaya penguatan UMKM perlu dilakukan.
Untuk itulah, Badan Pengurus Pusat Himpunan Pengusaha Muda Indonesia (BPP Hipmi) bidang UMKM dan Koperasi meluncurkan Akademi UMKM, Senin (8/5).
Ketua Umum BPP Hipmi, Akbar Himawan Buchari mengatakan, perekonomian Indonesia saat ini menghadapi berbagai perubahan yang cepat dan fundamental.
Oleh sebab itu, di tengah bayang-bayang ancaman resesi global, perekonomian nasional perlu didorong agar lebih stabil, salah satunya melalui peningkatan aktivitas dunia usaha dan penguatan UMKM. Penguatan tersebut perlu dilakukan mengingat UMKM juga sempat terpuruk imbas pandemi dan saat ini dalam masa pemulihan.
“Salah satu sektor yang sangat terpukul oleh pandemi Covid-19 merupakan UMKM yang juga mengakibatkan turunnya perekonomian nasional. Hal dipahami karena UMKM mempunyai kontribusi yang sangat besar dalam perekonomian nasional," ujarnya, dikutip Rabu (10/5/2023).
Ketua Bidang UMKM dan Koperasi BPP Hipmi, Tri Febrianto menambahkan, UMKM memiliki peran strategis dalam perekonomian Indonesia terutama ketika terjadi krisis, seperti krisis moneter tahun 1998. Para pelaku usaha kecil dapat melewati masa-masa sulit tersebut.
Dia menilai, UMKM sebagai bagian dari perekonomian Indonesia yang mandiri memiliki potensi besar untuk meningkatkan kesejahteraan masyarakat. Hal inilah yang melatarbelakangi BPP Hipmi meluncurkan Akademi UMKM.
“UMKM ini memiliki beberapa peran terhadap perekonomian Indonesia yakni sebagai sarana mengentaskan kemiskinan dan pemerataan tingkat ekonomi rakyat kecil," ucap Buyung, sapaan akrab Tri Febrianto.
Dia membeberkan tujuan diluncurkannya Akademi UMKM salah satunya untuk meningkatkan jumlah wirausaha muda di Indonesia. Pasalnya, jumlah wirausaha di Indonesia masih sangat rendah.
Merujuk data Badan Pusat Statistik (BPS), dari populasi penduduk Indonesia yang lebih 250 juta jiwa, hanya sekitar 3,47% atau sekitar 9 juta orang yang menjadi pelaku wirausaha.
“Angka ini masih rendah dibandingkan dengan Singapura yang mencapai 8,5%, Malaysia dan Thailand juga sudah mencapai 4,5%," beber alumni Universitas Hasanuddin.
Dia menegaskan, peningkatkan jumlah dan kualitas wirausaha muda Indonesia adalah kebutuhan yang mendesak bagi kelangsungan dan kemajuan pembangunan ekonomi Indonesia.
Argumen ini bukan tanpa alasan. Menurut Buyung, wirausaha muda yang bergerak dalam sektor UMKM memiliki kontribusi besar terhadap peningkatan produk domestik bruto (PDB), menyerap tenaga kerja dan menarik investasi di Tanah Air.
Untuk itulah, Badan Pengurus Pusat Himpunan Pengusaha Muda Indonesia (BPP Hipmi) bidang UMKM dan Koperasi meluncurkan Akademi UMKM, Senin (8/5).
Ketua Umum BPP Hipmi, Akbar Himawan Buchari mengatakan, perekonomian Indonesia saat ini menghadapi berbagai perubahan yang cepat dan fundamental.
Oleh sebab itu, di tengah bayang-bayang ancaman resesi global, perekonomian nasional perlu didorong agar lebih stabil, salah satunya melalui peningkatan aktivitas dunia usaha dan penguatan UMKM. Penguatan tersebut perlu dilakukan mengingat UMKM juga sempat terpuruk imbas pandemi dan saat ini dalam masa pemulihan.
“Salah satu sektor yang sangat terpukul oleh pandemi Covid-19 merupakan UMKM yang juga mengakibatkan turunnya perekonomian nasional. Hal dipahami karena UMKM mempunyai kontribusi yang sangat besar dalam perekonomian nasional," ujarnya, dikutip Rabu (10/5/2023).
Ketua Bidang UMKM dan Koperasi BPP Hipmi, Tri Febrianto menambahkan, UMKM memiliki peran strategis dalam perekonomian Indonesia terutama ketika terjadi krisis, seperti krisis moneter tahun 1998. Para pelaku usaha kecil dapat melewati masa-masa sulit tersebut.
Dia menilai, UMKM sebagai bagian dari perekonomian Indonesia yang mandiri memiliki potensi besar untuk meningkatkan kesejahteraan masyarakat. Hal inilah yang melatarbelakangi BPP Hipmi meluncurkan Akademi UMKM.
“UMKM ini memiliki beberapa peran terhadap perekonomian Indonesia yakni sebagai sarana mengentaskan kemiskinan dan pemerataan tingkat ekonomi rakyat kecil," ucap Buyung, sapaan akrab Tri Febrianto.
Dia membeberkan tujuan diluncurkannya Akademi UMKM salah satunya untuk meningkatkan jumlah wirausaha muda di Indonesia. Pasalnya, jumlah wirausaha di Indonesia masih sangat rendah.
Merujuk data Badan Pusat Statistik (BPS), dari populasi penduduk Indonesia yang lebih 250 juta jiwa, hanya sekitar 3,47% atau sekitar 9 juta orang yang menjadi pelaku wirausaha.
“Angka ini masih rendah dibandingkan dengan Singapura yang mencapai 8,5%, Malaysia dan Thailand juga sudah mencapai 4,5%," beber alumni Universitas Hasanuddin.
Dia menegaskan, peningkatkan jumlah dan kualitas wirausaha muda Indonesia adalah kebutuhan yang mendesak bagi kelangsungan dan kemajuan pembangunan ekonomi Indonesia.
Argumen ini bukan tanpa alasan. Menurut Buyung, wirausaha muda yang bergerak dalam sektor UMKM memiliki kontribusi besar terhadap peningkatan produk domestik bruto (PDB), menyerap tenaga kerja dan menarik investasi di Tanah Air.
(ind)