Citi Indonesia Prediksi Pertumbuhan Ekonomi Indonesia di Atas 5 Persen
loading...
A
A
A
JAKARTA - Citi Indonesia memprediksi ekonomi Indonesia akan tumbuh di atas 5% pada 2023 dan Bank Indonesia (BI) akan menurunkan suku bunga sebesar 25 bps sebanyak tiga kali. Chief Economist Citi Indonesia Helmi Arman mengatakan, optimisme itu karena keberlanjutan perekonomian Indonesia tidak lepas dari reformasi struktural yang memberikan bantalan dari gejolak di luar negeri.
“Tadinya kami proyeksi 5% atau sedikit di bawah 5%, sekarang kami yakin di atas 5%," ungkap Helmi dalam konferensi pers Citi di Alila SCBD Jakarta, Senin (15/5/2023).
Menurut Helmi, kondisi perekonomian global ke depan masih banyak tantangan, meski proyeksi Citi direvisi ke atas. "Proyeksi terhadap perekonomian global 2023 dan 2024, 2023 direvisi ke atas. Kami optimistis pelemahan pertumbuhan ekonomi global tahun ini tidak sedrastis 4 bulan sampai 5 bulan lalu. Untuk 2024, pertumbuhan ekonomi global masih banyak tantangan yang cenderung kami revisi ke bawah," jelas Helmi.
Lebih lanjut Helmi menuturkan bahwa Citi melihat ada ruang untuk penurunan suku bunga atau pelonggaran kebijakan moneter di semester kedua tahun 2023. Penurunan ini diperkirakan akan terjadi secara gradual dengan penurunan sebesar 25 bps.
Perkiraannya, penurunan tersebut akan mulai terjadi pada akhir kuartal III-2023. "Perkiraan kami mulai akhir kuartal III berarti selama semester II, berarti tiga kali. Tiga kali 25-25-25 (bps)," ujar Helmi
Di sisi lain, Helmi tak menampik tentang kondisi ekonomi Amerika Serikat (AS) yang saat ini tengah berada dalam kondisi penuh tekanan. Kondisi tersebut tentu akan menjadi tantangan tersendiri bagi RI.
Meski demikian, Helmi memproyeksikan kenaikan suku bunga AS dalam tiga bulan ke depan kemungkinan akan segera mencapai puncaknya. Menurut proyeksi pasar, pada bulan Juni tahun ini Federal Reserve akan berhenti menaikkan suku bunga AS.
"Entah satu kali lagi atau dua kali lagi, kalau proyeksi pasar sudah bulan Juni enggak naik lagi. Tapi kita lihat nanti," kata Helmi.
“Tadinya kami proyeksi 5% atau sedikit di bawah 5%, sekarang kami yakin di atas 5%," ungkap Helmi dalam konferensi pers Citi di Alila SCBD Jakarta, Senin (15/5/2023).
Menurut Helmi, kondisi perekonomian global ke depan masih banyak tantangan, meski proyeksi Citi direvisi ke atas. "Proyeksi terhadap perekonomian global 2023 dan 2024, 2023 direvisi ke atas. Kami optimistis pelemahan pertumbuhan ekonomi global tahun ini tidak sedrastis 4 bulan sampai 5 bulan lalu. Untuk 2024, pertumbuhan ekonomi global masih banyak tantangan yang cenderung kami revisi ke bawah," jelas Helmi.
Lebih lanjut Helmi menuturkan bahwa Citi melihat ada ruang untuk penurunan suku bunga atau pelonggaran kebijakan moneter di semester kedua tahun 2023. Penurunan ini diperkirakan akan terjadi secara gradual dengan penurunan sebesar 25 bps.
Perkiraannya, penurunan tersebut akan mulai terjadi pada akhir kuartal III-2023. "Perkiraan kami mulai akhir kuartal III berarti selama semester II, berarti tiga kali. Tiga kali 25-25-25 (bps)," ujar Helmi
Di sisi lain, Helmi tak menampik tentang kondisi ekonomi Amerika Serikat (AS) yang saat ini tengah berada dalam kondisi penuh tekanan. Kondisi tersebut tentu akan menjadi tantangan tersendiri bagi RI.
Meski demikian, Helmi memproyeksikan kenaikan suku bunga AS dalam tiga bulan ke depan kemungkinan akan segera mencapai puncaknya. Menurut proyeksi pasar, pada bulan Juni tahun ini Federal Reserve akan berhenti menaikkan suku bunga AS.
"Entah satu kali lagi atau dua kali lagi, kalau proyeksi pasar sudah bulan Juni enggak naik lagi. Tapi kita lihat nanti," kata Helmi.
(uka)