Konon, Stasiun Thamrin Bakal Jadi Kawasan Ekonomi Baru di DKI
loading...
A
A
A
JAKARTA - Direktur Utama MRT Jakarta William Sabandar mengatakan, Stasiun Thamrin dalam konstruksi MRT fase dua akan menjadi kawasan ekonomi baru Jakarta. Stasiun
Thamrin digadang-gadang menjadi stasiun terbesar yang terintegrasi dengan beberapa moda transportasi.
William menyebut, jalur Thamrin akan menjadi lebih khusus karena terintegrasi dengan TransJakarta dan moda transportasi lain. Dia memproyeksikan akan ada satu juta pengguna MRT per hari, baik jalur selatan maupun utara. Dengan begitu, akan ada 150.000 orang yang melewati jalur integrasi di kawasan Stasiun Thamrin.
"Misalnya, ada 150.000 orang setiap hari. Kemudian ada satu juta orang yang menggunakan MRT jalur Utara-Selatan. Jadi 10% atau 150.000 orang saja menggunakan integrasi per harinya, itu keuntungan sudah besar daripada Stasiun Tanah Abang yang rata-rata hanya 100.000 orang per hari," ujarnya.
William menjelaskan, dengan pergerakan baru yang diperkirakan mencapai 150.000 orang per hari, maka akan ada peningkatan nilai density (kapadatan).Dengan begitu akan memberikan nilai ekonomi di kawasan tersebut. ( Baca juga:MRT Fase Dua Mulai Dibangun Akhir Juli 2020, Telan Biaya Rp22,5 Triliun )
"Ada peningkatan nilai di kawasan itu. Kalau ada peningkatan nilai kawasan maka ada peningkatan nilai density karena ada peningkatan bangunan. Lalu akan ada peningkatan ekonomi dari kawasan itu," ujarnya.
Dia juga menyebut, PT MRT Jakarta akan mengajukan permohonan kepada Pemerintah DKI Jakarta untuk menjadi pengelolah kawasan transit oriented development (TOD), khususnya di kawasan Stasiun Thamrin.
Kawasan TOD itu radiusnya diperkirakan 700 meter dari Stasiun Thamrin. Dengan TOD ini, Stasiun Thamrin akan menjadi kawasan yang secara langsung memberikan dampak ekonomi yang sangat tinggi. Jadi ini adalah salah satu kawasan TOD yang diusulkan untuk dikelola.
"Nanti kita akan menghitung berapa manfaat ekonomi yang akan dimunculkan sebagai akibat adanya MRT ini, khususnya Stasiun Thamrin," tambahnya.
Untuk diketahui, dalam pembangunan MRT fase II akan dibangun tujuh stasiun baru, yakni stasiun Thamrin, Monas, Harmoni, Mangga Besar, Glodok, Kota, Mangga Dua, Ancol, dan Depo. Dari ketujuh stasiun tersebut, stasiun Thamrin dan Monas menjadi stasiun yang paling rbesar.
Untuk stasiun Thamrin, kata William, akan dibangun sepanjang 400 meter. Bahkan, memiliki 10 entrance, dan ada area komersial sepanjang 200 meter.
Lihat Juga: Jokowi Bandingkan Investasi Kereta Tanpa Rel China di IKN dengan LRT dan MRT, Apakah Sama?
Thamrin digadang-gadang menjadi stasiun terbesar yang terintegrasi dengan beberapa moda transportasi.
William menyebut, jalur Thamrin akan menjadi lebih khusus karena terintegrasi dengan TransJakarta dan moda transportasi lain. Dia memproyeksikan akan ada satu juta pengguna MRT per hari, baik jalur selatan maupun utara. Dengan begitu, akan ada 150.000 orang yang melewati jalur integrasi di kawasan Stasiun Thamrin.
"Misalnya, ada 150.000 orang setiap hari. Kemudian ada satu juta orang yang menggunakan MRT jalur Utara-Selatan. Jadi 10% atau 150.000 orang saja menggunakan integrasi per harinya, itu keuntungan sudah besar daripada Stasiun Tanah Abang yang rata-rata hanya 100.000 orang per hari," ujarnya.
William menjelaskan, dengan pergerakan baru yang diperkirakan mencapai 150.000 orang per hari, maka akan ada peningkatan nilai density (kapadatan).Dengan begitu akan memberikan nilai ekonomi di kawasan tersebut. ( Baca juga:MRT Fase Dua Mulai Dibangun Akhir Juli 2020, Telan Biaya Rp22,5 Triliun )
"Ada peningkatan nilai di kawasan itu. Kalau ada peningkatan nilai kawasan maka ada peningkatan nilai density karena ada peningkatan bangunan. Lalu akan ada peningkatan ekonomi dari kawasan itu," ujarnya.
Dia juga menyebut, PT MRT Jakarta akan mengajukan permohonan kepada Pemerintah DKI Jakarta untuk menjadi pengelolah kawasan transit oriented development (TOD), khususnya di kawasan Stasiun Thamrin.
Kawasan TOD itu radiusnya diperkirakan 700 meter dari Stasiun Thamrin. Dengan TOD ini, Stasiun Thamrin akan menjadi kawasan yang secara langsung memberikan dampak ekonomi yang sangat tinggi. Jadi ini adalah salah satu kawasan TOD yang diusulkan untuk dikelola.
"Nanti kita akan menghitung berapa manfaat ekonomi yang akan dimunculkan sebagai akibat adanya MRT ini, khususnya Stasiun Thamrin," tambahnya.
Untuk diketahui, dalam pembangunan MRT fase II akan dibangun tujuh stasiun baru, yakni stasiun Thamrin, Monas, Harmoni, Mangga Besar, Glodok, Kota, Mangga Dua, Ancol, dan Depo. Dari ketujuh stasiun tersebut, stasiun Thamrin dan Monas menjadi stasiun yang paling rbesar.
Untuk stasiun Thamrin, kata William, akan dibangun sepanjang 400 meter. Bahkan, memiliki 10 entrance, dan ada area komersial sepanjang 200 meter.
Lihat Juga: Jokowi Bandingkan Investasi Kereta Tanpa Rel China di IKN dengan LRT dan MRT, Apakah Sama?
(uka)