Rupiah Terlindas Dolar AS, Pasar Pesimis Pertumbuhan Ekonomi Indonesia 2024 Capai 5,7%
loading...
A
A
A
JAKARTA - Nilai tukar rupiah terhadap dolar Amerika Serikat (USD) hingga perdagangan sore ini, Rabu (17/5/2023) terpantau masih tidak berdaya. Kurs rupiah melemah 50 point di level Rp14.870 atas dolar AS (USD).
Pelemahan rupiah juga terlihat pada data JISDOR BI, yang hari ini jatuh menjadi Rp14.875/USD. Mata uang Garuda kehilangan tenaga apabila dibandingkan sesi sebelumnya Rp14.810 per USD.
Pengamat Pasar Uang Ibrahim Assuaibi menerangkan, pelemahan rupiah ini didorong oleh sikap pasar yang pesimis pertumbuhan ekonomi Indonesia 2024 mencapai 5,3% - 5,7%.
"Pasar memproyeksikan kinerja pemerintah akan lebih baik di tahun ini, namun target pertumbuhan ekonomi Indonesia 2024 yang mencapai 5,3 persen - 5,7 persen terlalu tinggi dan kurang realistis," terang Ibrahim dalam rilis hariannya.
Ia menilai, kondisi perekonomian tahun depan memang akan lebih baik dari tahun ini. Indikator seperti belanja pemerintah, juga konsumsi domestik yang akan naik karena adanya pemilihan umum (pemilu), akan meningkatkan geliat perekonomian.
Meskipun begitu, gejolak perekonomian yang terjadi pada tahun ini masih mungkin berbekas hingga tahun depan. "Lalu, gelaran pemilu cenderung membuat para investor dan pengusaha menunggu, sehingga mungkin terjadi perlambatan realisasi investasi," ungkap Ibrahim.
Di samping itu, Ibrahim memprediksi, untuk perdagangan Jumat (19/5) mata uang rupiah dibuka berfluktuatif, namun ditutup melemah di rentang Rp14.850- Rp15.020 per USD.
Pelemahan rupiah juga terlihat pada data JISDOR BI, yang hari ini jatuh menjadi Rp14.875/USD. Mata uang Garuda kehilangan tenaga apabila dibandingkan sesi sebelumnya Rp14.810 per USD.
Pengamat Pasar Uang Ibrahim Assuaibi menerangkan, pelemahan rupiah ini didorong oleh sikap pasar yang pesimis pertumbuhan ekonomi Indonesia 2024 mencapai 5,3% - 5,7%.
"Pasar memproyeksikan kinerja pemerintah akan lebih baik di tahun ini, namun target pertumbuhan ekonomi Indonesia 2024 yang mencapai 5,3 persen - 5,7 persen terlalu tinggi dan kurang realistis," terang Ibrahim dalam rilis hariannya.
Ia menilai, kondisi perekonomian tahun depan memang akan lebih baik dari tahun ini. Indikator seperti belanja pemerintah, juga konsumsi domestik yang akan naik karena adanya pemilihan umum (pemilu), akan meningkatkan geliat perekonomian.
Meskipun begitu, gejolak perekonomian yang terjadi pada tahun ini masih mungkin berbekas hingga tahun depan. "Lalu, gelaran pemilu cenderung membuat para investor dan pengusaha menunggu, sehingga mungkin terjadi perlambatan realisasi investasi," ungkap Ibrahim.
Di samping itu, Ibrahim memprediksi, untuk perdagangan Jumat (19/5) mata uang rupiah dibuka berfluktuatif, namun ditutup melemah di rentang Rp14.850- Rp15.020 per USD.
(akr)