Lampaui Harga Acuan, Mayoritas Telur Ayam Dibanderol Rp30.000-34.999 per Kg

Senin, 22 Mei 2023 - 20:33 WIB
loading...
Lampaui Harga Acuan,...
Harga telur secara nasional saat ini sudah melampaui Harga Acuan Pembelian/Penjualan (HAP) Rp27.000 per kg. Foto/SINDOnews/Sutikno
A A A
JAKARTA - Mahalnya harga telur ayam menjadi sorotan masyarakat. Badan Pangan Nasional (Bapanas) mencatat, harga telur secara nasional saat ini sudah melampaui Harga Acuan Pembelian/Penjualan (HAP) Rp27.000 per kilogram (kg).

Kepala Bapanas Arief Prasetyo Adi mengatakan, harga telur yang terpaut sedikit di atas HAP atau di kisaran Rp27.001 per kg sampai dengan Rp29.999 per kg terdapat di 84 kabupaten/kota. Di sisi lain, terdapat 66 kabupaten/kota yang mematok harga telur ayam di bawah HAP.

“Sedangkan, mayoritas atau sebagian besar harga telur saat ini berada di kisaran Rp30.000 per kg sampai dengan Rp34.999 per kg," ujarnya di Jakarta, Senin (22/5/2023).

Menurut Arief, kenaikan harga ini tidak terlepas dari biaya input atau pakan saat ini serta naiknya biaya distribusi ke wilayah non produsen.

Dia pun menekankan bahwa keseimbangan harga di peternak, pedagang, dan konsumen tetap menjadi tujuan dari upaya stabilisasi harga telur yang saat ini digenjot oleh Bapanas.

“Poinnya, kita dorong agar harga pakan turun dan stabil sehingga peternak bisa menurunkan harga jualnya sesuai HAP, lalu kita siapkan standby buyer melalui BUMN pangan untuk menyerap harga yang baik, dan di hilir kita siapkan program bantuan pangan agar harga telur terkendali dan wajar,” paparnya.



Sebelumnya, Dewan Pimpinan Pusat Ikatan Pedagang Pasar Indonesia (Ikappi) juga mengungkapkan bahwa harga telur di pasaran terus merangkak naik.

Ikappi mencatat, harga telur di Jabodetabek sudah bertengger di kisaran Rp31.000-34.000 per kg, di luar jawa atau wilayah timur Rp38.000 per kg, bahkan ada yang menjual lebih dari Rp40.000 per kg.

Sekjen DPP Ikappi, Reynaldi Sarijowan, mengamini bahwa faktor kenaikan harga telur ini disebabkan oleh harga pakan yang tinggi dan distribusi yang tidak sesuai sasaran.



"Harga telur mengalami kenaikan sejak beberapa minggu terakhir dan ada dua hal yang kami temukan, yang pertama adalah karena faktor produksi, disebabkan oleh harga pakan yang tinggi,” ungkapnya.

“Lalu, proses distribusi yang tidak sesuai dengan kebiasaan, yang biasanya di distribusikan ke pasar tetapi banyak pihak yang melakukan pendistribusian di luar pasar atau permintaan diluar pasar sehingga supply dan demand di pasar terganggu dan menyebabkan harga terus merangkak naik," beber Reynaldi.

(ind)
Dapatkan berita terkini dan kejutan menarik dari SINDOnews.com, Klik Disini untuk mendaftarkan diri anda sekarang juga!
Baca Berita Terkait Lainnya
Copyright ©2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
read/ rendering in 0.2347 seconds (0.1#10.140)